Loha! Kembali pada Author... Pas Author teliti part sebelumnya ternyata banyak sekali typo atau penulisan kata yang salah. Author harus lebih baik lagi nih...
Oh ya, walau ada yang jadi secret readers, lumayanlah cerita udah dibaca lebih dari sepuluh orang walau vote-nya cuma 2 orang. Hehehehe......... Mungkin followers Author baru dikit atau emang ceritanya ngga bisa dimengerti ?
Oke. Cukup sampai disini basa-basinya. Happy Enjoy Guys!!
***
Setelah selesai bekerja, Julliet memutuskan untuk pulang cepat karena dirinya benar-benar lelah karena pekerjaannya yang hari ini cukup besar karena sang Manager dari perusahaan internasional datang ke tempatnya bekerja.
Ngomong-ngomong soal Manager, orangnya cukup tampan, macho, berwibawa, di mata Julliet semuanya perfect, sayangnya... Orang itu sudah mempunyai tunangan. Eh, tapi sepertinya orang itu sangat cuek dan tidak menyukai acara tunangan yang digelar acara makan-makan di restorannya tempat bekerja sepertinya tidak menyukai wanita yang berada di sebelahnya. Atau orang itu di jodohkan tapi terpaksa menerima perjodohan itu ?.Pertanyaan itu terus berputar di otak Julliet sembari berjalan meninggalkan restoran tempat ia bekerja.
'Ngapain juga Aku mikir, toh, Aku bukan siapa-siapanya ?. Huaahh... Aku lelah, kasurku yang empuk sepertinya siap menanti.' batin Julliet. Ia lalu mulai berjalan sembari tersenyum senang. Karena gajinya akan di naikkan dua kali lipat.
***
Apartment.
Julliet memasuki lift apartment untuk menuju ke kamarnya. Sebelum itu, saat ia masuk ia akan memencet tombol lantai 6 yang menuju ke kamarnya seseorang terlebih dahulu memencet tombol itu. Lift-pun tertutup. Julliet terkejut seseorang telah mendahului-nya menekan tombol itu. Dengan hati-hati tapi pasti, Julliet mendongak menatap orang itu
Betapa terkejutnya ia melihat orang yang ia tatap, orang itu... Dengan perlahan takut orang itu menyadari keberadaannya, Julliet-pun mundur dan berdiri di pojok-an Lift menenangkan jantungnya yang ber-disko disana. Untungnya cowok itu tidak mengetahui keberadaanya karena cowok itu terus menatap ke depan dengan memasang muka acuh tak acuh-nya.
Ya, orang itu adalah Ernest McMillan. General Manager di perusahaan Corp. McMillan yang sedang internasional dalam masa jayanya(?).
Julliet tidak mau orang itu mengetahui jika ia tadinya yang mengantarkan makanan siang tadi, Kenapa ? Tanyakan sendiri pada Julliet.
"Kau... Yang tadi ya ?."
Jdaarrr....
Suara itu... Jangan-jangan cowok itu ?. Nggak mungkin, ah!. Eh, tapi-kan cuma dia sama cowok itu yang berada di Lift. Iyalah, semua udah pada bobok udah jam 23.00 malam.
Julliet yang sedari tadi menunduk lalu mendongak menatap lelaki itu, sedangkay yang ditatap hanya memasang muka dengan tampang datar. Keringat mulai bercucuran di pelipisnya.
"I... I... Iya."
"Kamu yang tadi mengantar pesanan di restoran XXX,'kan ?."
Okey, Dewi Fortuna tidak berpihak padaku sekarang ini.
"Iya, itu saya." ucap Julliet masih setengah gugup, kegugupan itu bertambah karena cowok itu menghampirinya dan menatapnya.
1 detik...
2 detik...
3 detik...
4 det--
"Ernest, panggil saja Ernie" ucap cowok itu sembari mengulurkan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Survive
NonfiksiA.J.D. Saat umurku delapan tahun, Aku sudah mempunyai penyakit dan itu sudah menandakan tanda-tanda 'Siaga' padaku, dan saat umurku menginjak remaja, penyakitku kambuh, menandakan sinyal 'Waspada' dan begitu pula lelaki yang sering kutemui, sang Man...