Loha!,mumpung Author masih berbaik hati, Author mau publish 2 part sekaligus... Oh ya, bantu promosi cerita ini yaa... Makasih banget loh kalo ada yang mau promosi... Oh ya, part sebelumnya Author udah bikin ceritanya panjanngg... Semoga kalian suka... Oh ya, Author adalah Author cilik, umur Author baru 11,5 tahun :3 dua bulan lagi ulang tahun Author yang ke-12.
Maka dari itu, Author nggak mau buat romance yang agak gimana gitu... Mending di sensor atau di skip aja, karena Author nggak mau buat kek gitu apalagi ini bulan puasa.
Oh ya, Jangan lupa Vomments, kritik, dan saran, karena itu sungguh sangat membantu! Thanks. Enjoy the story!
***
Julliet mengingat kejadian masa lalunya, tiga tahun yang lalu tepatnya... Saat ini, kenapa disaat yang tidak tepat ia malah muncul di kehidupannya ?!. Saat Julliet dengan cepat menaruh makanan yang ia pesan tanpa sengaja tatapan mata cowok itu, ya orang itu laki-laki!, tatapannya dengan tatapan Julliet bertemu. Tanpa sadar, jantung Julliet berdegup sangat kencang, ya, sangat kencang dan cepat sedang ber-disko disana. Orang itu membelalakkan matanya karena terkejut, Julliet juga, tapi dia memilih menghiraukannya lalu mulai kembali saat pekerjaannya selesai.
"Tunggu!" cegah orang itu lalu berdiri dari duduknya.
'Aduh... Ni anak datang disaat yang tidak tepat, di restoran ini pula, kayaknya habis ini Aku di bombardir dengan berbagai pertanyaan dan diajak ke rumah 'terkutuk' itu lagi. No Way!' batin Julliet dalam hati. Tapi Julliet tetap berjalan menganggap cegahan itu tadi angin lewat, sadis ya ?.
"Anna, Tunggu!." kali ini dia mencekal lengan Julliet. Julliet menggerm marah, ia tidak suka nama itu lagi semenjak meninggalkan rumah, Julliet memutuskan nama panggilannya yang semula 'Anna' menjadi 'Julliet' selain tidak suka nama itu, Julliet juga kesannya agak senang dengan nama 'Julliet' itu.
"Maaf, Mas. Anda siapa ya ?. Mungkin Anda salah sambung, saya bukan Anna, tapi saya Julliet.
'Ni orang lagi nggak lihat situasi apa ?!, jadi tontonan pelanggan,'kan jadinya. Untungnya cuma 5 meja aja pelanggaannya karena masih pagi.' batin Anna, sekarang, di dalam hatinya ia sedang mengucapkan sumpah serapah pada orang itu.
"Nggak!, nggak mungkin, kamu Anna, Aku yakin itu. Dimana Managermu ?!, Aku akan nanya siapa nama lengkapmu." ujarnya lalu mulai celingukan mencari Manager restoran ini.
"Maaf, Mas. Saya harus bekerja, dan satu lagi, Manager sedang sibuk silahkan nikmati saja makanannya dantolong lepaskan tangan saya." ujar Julliet sopan, tapi dari ucapannya itu terdengar nada sinis dari Julliet, ia masih marah atas masa-masa lalunya itu.
"Nggak akan!, Aku ingat betul itu kamu, An." ucap orang itu tidak mau kalah.
Anna hendak mengucapkan kata yang agak seperti sindiran tapi perkataannya itu tertahan oleh kehadiran sang Manager.
'Mampus!, Hari ini ternyata sial banget.'
"Eh, Tuan bukannya Tuan Fabian, ya ?." tanya sang Manager karena wajahnya seperti sudah terkenal di hadapan semua orang.
"Ya, itu saya."
"Anda klien-nya Tuan Ernest,'kan ?." tanya-nya sekali lagi.
"Ya, itu saya."
"Ada keperluan apa, Tuan datang kemari ?." tanya-nya ... lagi.
"Panggil saya Fabian, Pak. Saya datang mau tanya sebenarnya anak ini namanya siapa, ya ?, kalau boleh tahu." tanya-nya pada sang manager
"Kalau nama lengkap saya agak lupa, Tuan. Kalau tidak salah nama panggilannya disini 'Julliet'" ujarnya.
"Tuh,'kan, nama saya Julliet bukan Anna." sambung Julliet tidak mau kalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Survive
Non-FictionA.J.D. Saat umurku delapan tahun, Aku sudah mempunyai penyakit dan itu sudah menandakan tanda-tanda 'Siaga' padaku, dan saat umurku menginjak remaja, penyakitku kambuh, menandakan sinyal 'Waspada' dan begitu pula lelaki yang sering kutemui, sang Man...