Loha... Duh, maapkan sayahh yang lupa update... Author sangaatt sibuukk mengingat tingkat sekolah Author yang naik dan besok Author juga harus MOS 3 hari,
Jadi, kalau Author nggak update lebih tiga hari itu Author mempersiapkan lebaran sama sekolah yang mulai tanggal 27 sudah masuk,
Yahh... Ini ada luang waktu Author sempetin, tapi, jangan lupa Vote dong... Ynag baca udah banyak kog Votenya cuma dikit ! :'(
Minimal bisa 5 lah... -_- Oke, kebanyakan ngomong langsung aja deh...
Jangan lupa Vomments!, kritik dan saran yang sopan sangat di perlukan!.
***
ERNEST POV
Aku mengendarai mobilku , jalanan macet, kendaraan berlalu-lalang. Mengingat hari ini siang menjelang sore kebanyakan orang semua pada pulang ke rumah Aku tidak bisa mengendarai mobilku dengan cepat,
Saat rambu lalu lintas menyalakan lampu merah dan beberapa detik kemudian menjadi kuning lalu hijau, Aku segera tancap gas, tapi, tidak semudah yang kau bayangkan, banyak kendaraan di depan dan itu membuat Aku harus melajukan mobilku secara perlahan karena ini sungguh memacetkan.
Setelah agak renggang, Aku segera tancap gas cepat, naasnya, kurang sedikit lagi Aku bebas dari rambu lalu lintas itu, traffic light itu menunjukkan warna merah kembali.
"Bullshit!."
Aku menghentakkan kakiku lalu memukul dasbor mobil dengan kesal, kapan sampainya kalau berhenti dua kali di tempat yang sama ?.
Aku harus lewat jalan alternatif agar menghindari macet, tapi, dampaknya akan sangat lama sampainya.
Apa boleh buat, demi menyelamatkan gadis itu yang ber-tetangga se-apartemen dengaku, Aku lalu melewati jalur alternatif . Yah, lumayan sepi lah... Sepi itu Aku buat kecepatan mobil menjadi seperti di tol, menjadi 180km/jam. Aku berdo'a sepenuh hati agar Aku tidak terlambat datang dan semoga gadis itu dalam keadaan sehat dan belum terluka.
Aku sudah sampai di tempat tujuanku, bisa kulihat, bawahanku berdiri disana sambil melambaikam tangan kearah mobilku. Aku lalu memarkirkan mobilku di samping mobilnya, lokasinya cukup strategis karena lokasi rumahnya sedikit di kelilingi oleh pepohonan yang sangat rimbun dan juga jauh dari jarak perkotaan. Ini sebenernya rumah atau rumah tak terpakai penghuni hantu ?.
Aku lalu meluncurkan aksiku, Aku menyuruh bawahanku terlihat di kamera CCTV di depan pagar rumah itu sambil berjalan mencurigakan, Aku yakin pasti penghuni rumah itu sedang melihatnya dan turun kebawah untuk melihat orang itu yang aslinya bawahanku.
Aku mulai menghindar dari kamera CCTV, lumayan banyak CCTV disini. AKu berkeliling mencari tempat yang di huni oleh gadis itu menurut logikaku, Aku melihat cahaya lampu yang sangat terang di belakag sana, dekat dengan halaman belakang. AKu berdo'a sepenuh hatiku agar Aku bisa menemukan gadis itu.
Dewi Fortuna tidak berpihak padaku, justru yang Aku lihat adalah seorang wanita paruh baya dan dua orang laki-laki sedang duduk di meja bundar sepertinya mereka sedang ... Rapat ?. Aku mencoba mendengarkan apa yag di katakan mereka dengan AKu bersandar di tembok pembantas antara Aku dan ruang mereka yang mereka huni sekarang.
"Saya berhasil menangkap gadis itu, Nyonya."
"Bagus, rencana A success, Aku tidak akan membunuh gadis itu dengan mudahnya, Aku mungkin akan memberi sedikit ancaman Aku akan menghukumnya bila dia tidak mau menurut padaku,"
"Bagaimana ?, Dia tinggal di mana ?, rumah ?, apartemen ?, kos-kossan ?, atau... Gelandangan ?."
"Yang kedua, Nyonya. Dia tinggal di apartemen, sedikit jauh dari markas kita, Nyonya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Survive
Non-FictionA.J.D. Saat umurku delapan tahun, Aku sudah mempunyai penyakit dan itu sudah menandakan tanda-tanda 'Siaga' padaku, dan saat umurku menginjak remaja, penyakitku kambuh, menandakan sinyal 'Waspada' dan begitu pula lelaki yang sering kutemui, sang Man...