Intinya jangan lupa Vomments, thanks!
***
Ernest POVAku sedari-tadi gelisah, berjalan mondar-mandir tak tau arah, bukan hanya Aku saja, Fabian, Kath, Tante Linda, Fernan, Erlan, Anthea, dan Aku juga gelisah menunggu ruang operasi ini terbuka.
Tante Linda adalah Tantenya Julliet. Suaminya sedang working ke luar negeri jadi tidak bisa menunggu Julliet.
Fernan, Fernanda Hyuda Dewata. Sepupu Laki-laki Julliet. Yah, bisa di bilang sepupunya tidak kalah tampan denganku.
Erlan, Danish Erlando Dewata. Sepupu Laki-laki Julliet. Ketampanannya masih jauh denganku.
Anthea Catherine Athena. Sepupu Perempuan Julliet. Nama terakhirnya di ambil dari Dewi Yunani. Anaknya lumayan cantik. Dia masih melanjutkan kuliah S2-nya.Karena merasa mondar-mandir sangat lelah, Aku pun duduk di samping Fabian, dia hanya menunduk menatap sepatu kets nya datar, Aku tahu, dari lubuk hatinya yang paling dalam juga dia sangat mengkhawatirkan Julliet. Terutama Aku.
Selang selama 2 jam tidak kunjung terbuka pintu operasi, apakah begitu parahnya penyakit Julliet ?, Aku memang tidak tahu penyakit Julliet entah apa itu, Fabian sedari tadi hanya diam termenung sejak kutanyai.
Drrtt... Drrttt
Aku merasa handphoneku bergetar, ku rogoh handphoneku dengan malas-malassan, tanpa pikir panjang melihat siapa yang menelpon langsung ku tekan tombol hijau untuk memulai obrolan.
"Halo ?"
"..."
"Aku sibuk, besok saja, ya,"
"..."
"Aku sibuk, sayang, besok saja, oke ?,"
"..."
"Aku ada kerjaan dengan clientku, besok Aku akan lembur, kita bermain selama 2 hari saja, gimana ?,"
"..."
"Oke-oke, Aku kesana, tunggu Aku,"
Tutt...
Aku mengakhiri panggilanku, Hahh... Aku menghembuskan nafasku jengah, ada saja orang yang selalu mengganggu ketenanganku. Sudah kubilang Aku tidak suka pertunangan ini.
NORMAL POV
Ernie beranjak dari duduknya, sebelumnya, dia berpamitan kepada semuanya jika ada masalah yang harus di urus, jika Julliet sadar segera hubungi dia.
Fabian menatap kepergian Ernie dengan sangat aneh.
'Tidak ada berkas yang menumpuk, memangnya ada pekerjaan apa yang harus di urus sampai se-penting itu ?' batin Fabian.
Tanpa tedeng-aling, Fabian berlari mengejar Ernie yang sudah berada di pintu utama rumah sakit. Sebelum dia mengendarai mobilnya, Fabian mencekal tangan Ernie lalu membenturkan punggungnya ke arah samping mobil, Ernie sedikit merintih kesakitan.
"Katakan, Ini pasti karena Rhea, bukan ?." tanya Fabian sinis.
"Apa hubungannya sama kamu ?."
Plakk...
Fabian menampar pipi kiri Ernie dan menyebabkan bibir Ernie sedikit sobek dan mengeluarkan darah.
"Tau tidak ?, seberapa pelacurnya dia, sudah banyak laki-laki yang ia tiduri, termasuk kau!."
"Apa maskudmu!."
"Aku tahu kau mulai menyukai adikku dengan menciumnya di hari ulang tahunnya, dan di sisi lain, kau sedang asik dengan wanita lain!." geram Fabian lalu mencengkram kerah baju Ernie.

KAMU SEDANG MEMBACA
Survive
Non-FictionA.J.D. Saat umurku delapan tahun, Aku sudah mempunyai penyakit dan itu sudah menandakan tanda-tanda 'Siaga' padaku, dan saat umurku menginjak remaja, penyakitku kambuh, menandakan sinyal 'Waspada' dan begitu pula lelaki yang sering kutemui, sang Man...