My Step-Brother Is ...

49 1 0
                                    

Minal Aidzin Wal Fa Idzin Mohon Maaf Lahir Dan Batin ^_^

Halo... Maaf judul, sinopsis sama cover diganti, kenapa ?, jelek banget judulnya, ceritanya juga nggak menuntut alur :(

Sebenarnya judul cerita ini dalam bahasa Indonesia bertema ' Bertahan Hidup ' Author translate jadi ' Survive ' yaudah itu aja ... :D

Oh ya, Cerita pertama di Love In Winter udah Author publish, silahkan di nikmati ^_^ Makasih... *kecupbasah*

Vomments jangan lupa! Kritik dan saran yang sopan sangat di perlukan!


***
ERNEST'S ROOM


NORMAL POV => JULLIET POV


Aku memandangi interior kamarnya yang sedikit--ralat--banyak perbedaan di kamar apartemenku. Seusai misi penyelamatanku tadi Aku sedikit bersyukur karena Pak--Mister--Ernie menolongku. Aku sedikit di perkenalkan padanya jika Aku harus memanggilnya dengan sebutan Mister atau namanya saja karena katanya dia terlihat sedikit tua dengan panggilan 'Pak' dan juga 'Ernie', dia menyuruhku memanggilku Ernie, Aku tidak tahu kenapa tapi yasudahlah itu lebih baik.

Saat Ernie menekankan kode kamarnya ya begitulah Aku menutup mataku, setelah itu Aku masuk dan di suguhkan dengan dekorasi ruangan yang sangat WOW.

Ruang tamunya sangat luas, belum lagi kamar, dapur, kamar mandi, dan sebagainya. Bisa kulihat dari ruang tamu disini dengan mudahnya Aku bisa melihat pemandangan di luar sana, pemandangan air dan gunung yang damai, tiba-tiba saja hatiku sangat damai menghirup aroma segar, pemandangan indah nan elok, interior yang menurutku nyaman, beda 180 derajat denganku, kamar apartemenku sangat minimalis, berantakan, tidak ada kolam renang tapi Aku sangat bersyukur bisa tinggal disana.

Kekagumanku kandas di tengah jalan dan tertabrak oleh truk tronton, Ernie memaksaku berhenti memandangi ruang tamu disini, dia menyuruhku untuk membuatkanku minuman Orange Juice.

'Huh memangnya Aku pembantunya apa ?, padahal Aku yang baru saja di culik bukan dia.' makiku dalam hati kesal.

Aku selesai membuatkannya jus, tentu saja untukku juga, Aku masih shock kejadian beberapa menit yang lalu, dia sama sekali egois, mencampakkanku, dan tidak memberikanku layanan seperti layaknya tamu. Arrgghh.... Aku kesal!.

"Heh, Aku tidak menyuruhmu membuatkan jus jeruk lagi untukmu." protesnya dengan kernyitan di dahinya tidak terima saat Aku hendak meminum jusku.

"Heh, Bapak apa-apaan sih, sudah jelas saya yang di culik bapak sendiri tidak menawari saya minuman dengan layaknya seorang tamu, malahan bapak sendiri yang terlihat seperti habis di culik, saya masih shock,Pak!." cerocosku tidak terima pada protesannya, Aku sudah sangat marah, bagaimana lagi jika Aku tidak memanggil dengan sebutan 'Pak' ?, terlihat tidak sopan sekali.

Kulihat dia hanya meng'ehem'kannya saja, Aku segera meneguk minumanku dengan tuntas lalu mencucinya kembali di wastafel, setelah itu Aku pamit ke kamarku, Aku tidak betah lagi disini, bukan maksudnya tidak betah pada suasananya, Aku sangat betah malah. Tapi tidak betah pada sang pemiliknya!.

"Mau kemana kau?!." kudengar dia menginterupsiku saat Aku ingin memegang kenop pintu. Terdengar suara gelas kaca yang bisa kuyakini itu minumannya di letakkan kembali ke meja, Aku memutar tubuhku 180 derajat, bisa kulihat dia sudah berada di depanku. Lumayan dekat, tapi Aku harus menatapnya berani, toh, Aku bukan karyawannya di perusahaannya.

"Apa ?. Aku mau ke kamarku, ada masalah ?." tanyaku berani dengan muka di naikkan angkuh.

"Ya,"

SurviveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang