1 - Apertura

13 2 40
                                    

'Musim panas, Juli 2012'

Memasuki tahun pembelajaran baru, identik dengan mereka yang bangun pagi dan berangkat lebih awal demi berlomba-lomba mencari bangku depan, agar bisa lebih menyimak gurunya.
Tak hanya itu, mereka juga akan mencari kelas baru, beradaptasi dengan jadwal baru dan tugas-tugas baru yang akan lebih memusingkan tentunya.

Disaat semua orang sibuk mengejar waktu, berbeda dengan satu wanita remaja ini, yang sepertinya akan mendapat bagian mengejar waktu paling akhir, yang pastinya berakhir terburu-buru.
Waktu sudah menunjukkan pukul 06.00, tetapi Shanju masih bergelut dengan kasur, guling, dan selimutnya.
Sebenarnya dari tadi ibunya sudah membangunkannya, tetapi Shanju masih terlalu nyaman dengan kasurnya, terlebih dirinya sudah terlalu lama merasakan hari libur, jadi jiwa malasnya masih menguasainya. Shanju masih tidak beranjak dari kasurnya. Sampai teriakan ibunya setelahnya, mampu membuat dia langsung berdiri dari kasurnya, dan segera berlari ke kamar mandi.

"SHANJU! KALAU SEMENIT LAGI NGGAK BANGUN, JANGAN HARAP BAKAL MAMAK KASIH MAKAN LAGI!"

-

Shanju sudah selesai bersiap. Sekarang dirinya sudah berdandan rapi, sudah sarapan, dan tak lupa meminta uang saku kepada ibunya.

"MAK! AING BERANGKAT DULU!"

Seperti dugaan di awal, sekarang Shanju sangat terburu-buru. Serasa apapun yang berada dihadapannya akan langsung dia terjang. Seluruh kekuatan Shanju rasa-rasanya sudah digunakan untuk mengejar keterlambatannya, setelah busnya lewat 2 menit lalu.

-

Shanju sampai di sekolahnya, tepat di saat lonceng sekolah dibunyikan.
Bahkan, satpam sudah bersiap-siap di samping gerbang sekolah untuk segera menutupnya, karena memang hari ini adalah hari Senin, hari dimana upacara bendera biasa dilaksanakan.
Beruntunglah, Shanju tidak sendirian, jadi dia bisa memasuki halaman sekolah bersama gerombolan lainnya, tepat sebelum gerbang ditutup.

"Huh! Untungnya!"
"Gila sih, anak-anak baru itu, masa baru hari pertama udah mau terlambat si?"
"Gue udah kelas 11 aja nih, widihh.."
"Ngomong-ngomong, kelasnya mana ya?"

Shanju merogoh tasnya, mengambil benda gepeng berwarna putih dari dalam tasnya, lalu mencari kontak salah satu temannya, berniat untuk menghubungi dan bertanya dimana letak kelas barunya. Namun, nahas, pulsanya sudah habis, sebelum digunakan.

"Nggak banget, pulsa habis."

"OY! ITU YANG BERDIRI DI SITU! KENAPA MASIH DI SANA?! AYO CEPAT PERSIAPAN UNTUK UPACARA!"

Tak lama setelah itu, seorang guru meneriakinya, membuat Shanju langsung lari terbirit-birit untuk melempar tasnya di sembarang tempat.
Dan sosok lelaki yang sedang duduk-duduk di dekat Shanju melempar tasnya tersebut, hanya geleng kepala dibuatnya.

-

Akhirnya, setelah upacara selesai, Shanju bertemu dengan salah satu teman sekelasnya, yang kebetulan bertugas menjadi anggota PMR di sekolahnya. Jadilah dirinya berhasil mendapat informasi, mengenai dimana letak kelasnya selarang.

"Ruang 14"

-

"Baru masuk, jadwalnya udah di lantai atas aja."

Shanju berjalan gontai ke lantai atas. Demi Tuhan, dirinya sangat malas untuk menaiki tangga. Energinya sudah terkuras habis untuk mengejar bus-nya, ataupun gerbang yang akan ditutup tadi.

"Lo hari pertama, jam segini baru dateng tu ngapain?"

"Sumpah, enakan rebahan di rumah."

Shanju berjalan menuju bangkunya, yang sudah dipilih oleh teman sebangkunya tadi. Jadi mau tidak mau, sekarang dia harus duduk di situ juga.

Summertime's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang