11 - Aceptado

7 1 22
                                    

Di sepanjang perjalanan Jeffrey tidak pernah mengalihkan padangannya dari Shanju.
Sementara Shanju sendiri terus-terusan menghadap ke arah jendela, sembari menikmati suasana jalanan sore hari yang semi ramai.

"Kenapa Lo ada inisiatif buat nganterin gue pulang?"
Tanya Jeffrey sambil tersenyum, tak lupa tatapannya tetap mengarah ke Shanju.

"Biar Lo nggak ngopi sama temen-temen Lo."
Jawab Shanju tak mengalihkan pandangannya sedikitpun dari jendela.

"Mau ketemu calon mertua ya?"
Goda Jeffrey.

Pertanyaan Jeffrey barusan berhasil mengalihkan pandangan Shanju.
Kali ini Shanju menghadap Jeffrey dengan bibir mencebik.

"Emangnya gue mau nikah sama Lo?"
Kata Shanju, lalu menyandarkan kepalanya pundak Jeffrey, sesekali mengelus tangan kiri Jeffrey yang dibalut perban dengan pelan.

"Harus mau dong, gue maksa!"
Balas Jeffrey, tangannya terulur menyelipkan rambut Shanju di belakang telinga.

Shanju mendongakkan kepalanya.
"Belom mau nyampe? Masih jauh rumah Lo?"

"Yaelah, perjalanan sekolah ke rumah gue cuma setengah jam, Shan."
"Bayangin aja pas kita nikah, jarak rumah kita sampek sejam, apa nggak ngeluh mulu Lo ntar?"

Bualan Jeffrey barusan sukses mendapatkan jambakan di rambutnya.

"Nikah mulu bahasan Lo!"
"Gue masih pusing sama kegiatan shooting asal Lo tau!"

***

Setelah perjalanan kurang lebih 30 menit, akhirnya mereka sampai juga di rumah Jeffrey.
Sebelumnya mereka terlibat perdebatan naik apa dari halte menuju ke rumah Jeffrey, karena memang awalnya Jeffrey meminta ayahnya untuk menjemput. Untung saja ada 2 bapak-bapak ojek yang sedang mangkal di dekat sana, jadi mereka bisa melanjutkan perjalanan ke rumah Jeffrey dengan menaiki ojek.

Sesampainya di rumah Jeffrey, Shanju melihat-lihat sekitar. Dirinya cukup kagum melihat pemandangan di sekitar kediaman Jeffrey, karena memang rumahnya terletak di dekat daerah pegunungan, jadi vibes pegunungannya pun juga sudah bisa dirasakan di tempat itu.

"Ayo masuk, Shan."
Ajak Jeffrey kepada Shanju, kemudian meraih gagang pintu rumahnya.

Mendengar ajakan Jeffrey, Shani langsung berlari kecil menghampiri 'pacarnya' itu.

Tetapi sebelum mereka masuk.
"Ada orang di dalem?"

"Ada lah, ibuk gue mesti ada, kalo nggak ada di dalem kemungkinan ya lagi nggosip di rumah tetangga."
Lagi-lagi celotehan Jeffrey keluar.

"Ayo masuk dulu aja."
Ajaknya lagi, dengan membukakan pintu mempersilahkan Shanju masuk.

"Assalamualaikum, Buk!"
Teriak Jeffrey sembari berjalan masuk ke dalam rumahnya.

"Wa'alaikumsalam, Jep!"
Jawab ibunya dari arah dapur.

"Tumben udah pul...ehhhh siapa ini?"
Ucapan ibunya terputus sebentar, lalu segera bergegas menghampiri seseorang yang ada di belakang Jeffrey.

Ibunya menatap Jeffrey lamat-lamat, terlihat tajam dan menusuk.

"Kamu bawa anak orang dari mana ini Jeeppp???"
Panik ibunya dengan tangannya yang menjewer telinga Jeffrey.

Dengan segala usahanya, akhirnya Jeffrey berhasil melepaskan jeweran sang ibu.
"Buukkk...ini anu-"

"Saya temannya Jeffrey, Tante."
Belum selesai Jeffrey berbicara, Shanju sudah terlebih dahulu bergegas memotong pembicaraannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Summertime's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang