Entah ada angin apa, tapi hari ini langkah Shanju terasa sangat ringan untuk berangkat ke sekolah. Padahal biasanya, untuk bangkit dari tempat tidur pun seperti tak ada tenaga.
Sepertinya, ada orang spesial yang ingin dia temui di sekolah?Shanju keluar kamarnya sudah dalam keadaan rapi.
Ibunya melihat dia dari atas sampai bawah, terheran-heran karena kejadian langka seorang Shanju pagi-pagi sudah siap. Biasanya, kalau belum pukul 07.40 dia belum juga selesai dengan urusan persiapan sekolahya.
Tetapi kali ini, bahkan di jam 6 lebih 5 menit, dirinya sudah siap untuk berangkat.Shanju pengen jaga sekolah sama Kunti.
Hal yang sama juga dialami oleh Jeffrey. Dirinya bahkan sekarang sudah tiba di halte, menunggu bus-nya datang.
Padahal, bus-nya akan datang sekitar 10 menitan lagi.Jeffrey izin berangkat lebih awal, bahkan tidak sempat mengambil nasi untuk sarapan, dan hanya mengambil secangkir kopi yang sebenarnya sang ibu niatkan untuk membuatkan ayahnya. Tetapi mau bagaimana lagi, justru Jeffrey lah yang menghabiskannya, dan berujung ayahnya membuat kopinya sendiri.
Jeffrey berdalih bahwa dirinya akan latihan ekstra hari ini, jadi harus berangkat pagi-pagi sekali. Padahal alasannya tentu saja bukan itu. Latihannya saja dimulai saat istirahat pertama.Dasar kalian remaja diperbudak cintah!
Setibanya mereka berdua di sekolah, tentu tempat pertama yang Jeffrey tuju adalah kantin. Sementara Shanju, dia memilih untuk hibernasi di dalam lab saja. G.
Shanju bangkit dari kegiatan tidur-tidurnya, karena salah satu temannya mengajak untuk pergi ke kantin. Shanju pasti akan senang hati mengantarkan, soalnya dirinya tadi memang hanya sarapan 4 sendok saja.
Cah gemblung!
Sesampainya di kantin, mata Shanju tertuju pada seseorang yang sedang berbincang bersama temannya, dengan sepiring nasi pecel dihadapannya, dan posisi duduknya yang menaikkan satu kakinya di atas kursi, persis seperti bapak-bapak yang sedang makan di warung.
Kan memang nanti jadi bapak-bapak, bapak dari anak-anak Shanju. Iya kah?
"Lo mau beli apa, Ju?"
Yang dipanggil Shanju, tapi yang menoleh malah orang lain.
Lantas, orang itu langsung melayangkan senyum manisnya kepada Shanju.
Yang diberi senyum hanya, ya gitu deh..."Nggak beli apa-apa, yang gue cari udah ada soalnya."
Jawab Shanju kepada Hani, tetapi matanya tetap menatap ke arah sosok lelaki di depan sana.Hani sudah tidak heran kalau Shanju ke kantin, kembali tidak membawa apa-apa. Itu sudah seperti kebiasaannya setiap hari. Yang penting Shanju mau mengantarkannya saja, itu sudah cukup.
Tetapi ada yang janggal kali ini, orang yang dia ajak, dari tadi terus menatap ke satu arah. Bahkan karena tidak fokus, sampai-sampai Shanju hampir menabrak tempat sampah di pinggir jalan yang tak memiliki salah apa-apa."Lo dari tadi ngeliatin apa sih?"
Hani hendak melihat ke belakang, mengikuti arah pandang Shanju, tetapi Shanju sudah menolehkan paksa kepala Hani mengadap dirinya.Kemudian Shanju menarik tangan Hani, berniat membawanya pergi menjauh dari sana. Tetapi...
"WOY! ITU YANG ANAK PASKIB! TEMEN GHSSSHGH-"
"BWEHHH BWEHHH!"
Belum selesai Hani menyelesaikan ocehannya, mulutnya sudah langsung dibungkam oleh tangan Shanju.Fyi : tangan Shanju abis megang tempat sampah"_"
.
"Jadi, bagaimana?"
"Siapa yang bersedia untuk bergabung di tim dokumentasi paskibra?"Shanju mengangkat tangannya. Di waktu yang sama, teman-teman (dekatnya) menoleh ke dirinya secara serentak. Karena yang mereka tau adalah, Shanju paling anti bergabung di tim-tim demikian.
