5 - Progreso

11 2 66
                                    

Aktivitas di sekolah sudah kembali normal seperti biasanya.
Shanju sudah kembali dengan tugas jurusannya yang menumpuk, begitu juga dengan Jeffrey yang harus mengejar setoran tugas-tugas yang belum dia kumpulkan, karena kesibukannya dalam latihan paskibra.

"Tumben!"

Ketika Jeffrey sedang asyik menulis, tiba-tiba satu temannya datang menggebrak meja Jeffrey, sampai Jeffrey hampir terjengkang.
Sebenarnya dia ingin mengumpat, tetapi sekarang dirinya sedang berada di mode 'alim'.

"JIANCUK!"

Tidak jadi.
Dikarenakan temannya malah membuat ulah lagi, dengan duduk di meja Jeffrey, dan tidak sengaja menyenggol pensil di tangan Jeffrey sampai mencoret bukunya.

Sekarang, gantian teman Jeffrey yang terjengkang, karena Jeffrey mendorongnya sampai terjatuh ke lantai.

"Woo...sellow!"

Temannya perlahan bangkit.

"Tumben, nggak latian?"
Ucapnya sambil duduk bersimpuh meletakkan dagunya di meja Jeffrey.

Jeffrey mendengus, tak menanggapi temannya tersebut.

"Kantin yuk?"

Ya Tuhan! Masalah satu belum selesai, sudah muncul masalah baru saja.
Temannya yang tadi belum juga pergi, temannya yang lain sudah datang menghampiri, mengajak ke kantin pula.

"GAS!"
Kalau kalian berpikir Jeffrey akan menolak dan marah kepada temannya ini, maka salah. Jeffrey sekarang justru sedang berdiri sambil merapikan buku-bukunya, dan memasukkannya ke dalam tas.
Memang sesat.

Pikir Jeffrey, otaknya tidak akan bisa berjalan lancar, kalau perutnya sedang lapar. Padahal dari tadi dia hanya mencontek tugas-tugas itu dari temannya.

.

Sudah berapa hari ini Shanju disibukkan dengan kegiatan-kegiatan jurusannya.
Termasuk tugas editing ataupun syuting video dokumenter, atau apapun itu yang berkaitan dengan jurusannya.

Bahkan demi untuk pergi ke kantin waktu jam istirahat saja, rasanya Shanju sangat amat malas. Dia lebih memilih untuk tidur di kelasnya, pun di lab.

Karena kesibukannya ini, sampai-sampai rasa penasarannya kepada seseorang menghilang begitu saja.

***

'Beberapa minggu kemudian'

"Besok berangkat siangan dikit boleh kan?"

"Bwoleh!"

Setelah mendapat jawaban demikian dari sang teman, pagi Shanju pun terasa agak tenang, karena dia tidak perlu berangkat terlalu pagi seperti biasanya.
Padahal biasanya juga dia berangkatnya siang:)

Berbeda orang, berbeda pula keadaannya.
Berbanding terbalik dengan Shanju yang cukup tenang dengan paginya. Jeffrey kini justru sedang terburu-buru, seperti dikejar setan.

Sebenarnya Jeffrey kemarin sedang tidak ada latihan ekstra seperti biasanya, hanya latihan rutinan biasa saja. Tetapi salahnya, setelah latihan dia tidak langsung pulang ke rumah, melainkan langsung pergi menongkrong dengan teman-temannya.
Jadilah dia pulang larut, dan sekarang akibatnya dia jadi bangun kesiangan.

Jeffrey hendak menjegleng motornya, tetapi sang ayah memanggil.
"Jep, nggak bareng ayah aja?"
Tawaran sang ayah, yang kemudian langsung di-iya-kan oleh Jeffrey.

Summertime's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang