8 - Es la hora

9 2 42
                                    

- Desember, 2012 -

Persiapan untuk lomba sudah dekat. Tinggal 1 bulan lagi lomba akan terlaksana.
Sekarang, seluruh anggota paskib yang akan mengikuti perlombaan, sedang melakukan latihan sangat ekstra di tengah lapangan. Dan beberapa hari pula Shanju beserta tim dokumentasi dari jurusan BP lainnya, yang ditugaskan untuk mendokumentasikan rangkaian kegiatan paskibra dari latihan sampai lomba pun, juga sedang melakukan tugasnya di lapangan.

Entah, tetapi sepertinya hubungan antara Shanju dengan Jeffrey menjadi semakin dekat. Karena tidak bisa dipungkiri juga, mereka selalu bertemu selama beberapa hari terakhir ini. Tak jarang juga, di sela-sela waktu istirahat mereka, Jeffrey kerap menggoda ataupun menjahili Shanju.
Tetapi hal ini tidak membuat Shanju jengkel atau apa.

Kesel dikit...

Malahan, Shanju selalu mencari-cari cara agar bisa ikut melakukan dokumentasi setiap hari (padahal sudah terjadwal).
Demi apa dia rela melakukannya, tentu saja demi bertemu lelaki jahil bernama Jeffrey itu.

.

"SHAN!!!"

"E! AYAM LEHERNYA COPOT!"

Nyawa Shanju nyaris keluar dari raganya, karena Jeffrey tiba-tiba berteriak tepat di belakangnya. Shanju sedang men-setting kamera, untung saja kameranya tidak jatuh.

Reflek Shanju langsung menggeplak kepala Jeffrey, tetapi si tersangka tidak merespon atau merasa bersalah sama sekali. Justru dia malah melihat ke arah layar LCD kamera yang memperlihatkan cuplikan-cuplikan video dokumentasi latihannya.

"Gagah bener gue."
Ucapnya, sambil menyisir rambut ke belakang dengan jari-jemarinya.

Shanju hanya berdecak melihat kegeeran orang di depannya tersebut.
Lalu kemudian dirinya menutup layar LCD-nya itu.
Saat Shanju hendak pergi, namanya kembali dipanggil.

"Malem nanti nyari makan bareng yuk!"

Mata Shanju memincing, mendengar ajakan orang didepannya.

"Lo mau bolos latihan?"
Tanyanya.

Jeffrey berdecak, dan mendorong lengan Shanju pelan.

"Ya pas ishoma, dong!"

Shanju kembali terheran-heran, ishoma? Memang ada waktu buat cari makan? Lagi pula, makanan di sekitar sekolah mereka seperti tidak terlalu menarik lagi baginya.

"Gue yang bayarin deh!"
Tawar Jeffrey.

Mata Shanju langsung berbinar.
"Oke!"

Gampang banget?

***

Lagi dan lagi Jeffrey pulang larut malam ini.
Ayahnya yang selalu berada di ruang tengah untuk menonton televisi, entah apa pun itu tayangan yang dilihat, sudah bukan hal aneh bagi Jeffrey.
Dari pada menyapa sang Ayah, Jeffrey lebih memilih untuk langsung memasuki kamarnya, dan segera bersiap tidur, demi untuk menghindari perdebatan yang itu-itu saja dengan ayahnya. Toh, urusan besok pagi ayah ataupun ibunya akan mengomelinya, setidaknya dia akan dengan mudah menghindar, dan segera bergegas untuk berangkat sekolah.

.

Pagi ini, Jeffrey akhirnya memiliki kesempatan lagi untuk menyarap bersama...ayahnya.
Kalau kalian berpikir keluarga Jeffrey akan makan di 1 meja makan yang sama, maka jawabannya tidak. Jeffrey sebenarnya memiliki seorang kakak, tetapi kakaknya sudah menikah, jadi sekarang dia tinggal bersama keluarga suaminya. Sedangkan Ibu Jeffrey, beliau lebih memilih untuk makan di dapur. Dan sekarang hanya menyisakan Jeffrey dan Ayahnya di meja makan.

"Nanti malam, berangkat?"

Tiga kata yang diucapkan ayahnya, Jeffrey langsung tau pertanyaan itu ditujukan untuk siapa.

Summertime's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang