4 - Florecer

13 2 31
                                    

Sore tadi, mereka semua melakukan outbound, menyertakan game kecil-kecilan untuk memeriahkan.
Setelah itu, mereka semua akan bermain air sambil menyanyi bersama, layaknya sebuah konser.
Semuanya menikmati, tak jarang juga sebagian dari mereka ada yang curi-curi pandang kepada lawan jenisnya.
Karena penasaran, mungkin?

Hingga waktu makan malam telah tiba. Semua berkumpul di satu ruangan dengan beberapa meja panjang dan beberapa kursi yang akan mereka gunakan untuk makan malam nanti.

Setelah acara makan malam, mereka pun diperintahkan untuk menuju ke ruang 'kelas', kali ini bukan untuk materi, melainkan sebuah 'renungan ketenangan hati'.
Seperti yang kalian ketahui, di acara ini kita akan disuruh untuk memejamkan mata, dan pelatih, senior, atau siapapun yang memimpin acara tersebut akan menceritakan sesuatu, yang akan membuat jantung kalian tersayat saat membayangkannya, bahkan banyak juga yang sampai menangis.

Acara pun dimulai, semua lampu telah dimatikan, seluruh siswa dan siswi diberi perintah untuk menutup matanya.
Pada awalnya mereka semua terlihat enjoy, dan menikmati cerita. Tetapi, ketika ada salah satu siswa maupun siswi yang menangis, entah kenapa yang lainnya jadi tertular. Jadilah mereka semua menangis, tapi ada juga sebagian yang ketiduran, karena memejamkan matanya terus menerus.

Selesai, masing-masing membuka matanya. Sangat jelas kalau mereka semua baru saja menangis, termasuk juga para lelaki, yang biasanya 'sok' tegar.

(Padahal abis nangis-nangis juga lupa yang diomongin tadi apa aja).

Acara pun selesai, mereka semua diperintahkan kembali ke tendanya masing-masing untuk beristirahat. Karena besok mereka akan menampilkan semua hal yang mereka dapatkan dari Diklat ini kepada seluruh warga sekolah, maupun para polisi brimob di sana. Sekaligus, besok menjadi hari terakhir bagi mereka semua berada di sana.

.

Shanju mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru tenda. Orang yang dari tadi dia cari tidak juga menampakkan batang hidungnya.

"Ju, kantin yok! Beli mie."
Ajak temannya, Hani, sambil menepuk pundaknya dari belakang.

Shanju memincingkan matanya.
"Bukannya kemarin udah mie?"
"Mie mulu, usus Lo kriting nanti."

"Halah sekali-kali gitu lho, makan mie 3 hari berturut-turut."
Bantah temannya itu sambil menggoyang-goyangkan tangan Shanju.

Shanju hanya melengos, dan hendak pergi masuk ke dalam tendanya.
Bukan untuk tidur atau apa, tapi untuk mengambil uang:)

Tetapi pandangannya menangkap sosok yang ia cari-cari sejak tadi.
Netra mereka berdua bertemu.
Terlihat jelas bahwa mata orang itu sangat merah, seperti baru saja menangis.

"Masuk aja dulu, gue mau ke kantin."
Ucap orang itu menyuruh temannya untuk masuk ke tenda.

Orang itu sepertinya sedang berjalan menghampirinya. Shanju jadi gelagapan sendiri.

"Woy! Lo tau Galih nggak?"

Tunggu! tidak! orang itu tidak berbicara dengan Shanju. Matanya mengarah ke belakang Shanju.

"Nggak tau."
"Kenapa nanya-nanya gue?"

Tak lama setelah itu, adalah seseorang yang berbicara di belakangnya. Orang itu hendak masuk ke tendanya, yang kebetulan satu tenda dengan Shanju.

PD sekali Shanju...

"Nggak jadi ke kantin?"

Shanju terkejut, padahal sedang tidak melamun.

Shanju menoleh ke kanan dan kirinya, lalu menunjuk dirinya sendiri.
"Nanya gue?"
Memastikan kalau orang itu benar-benar bertanya padanya.

Yang ditanya menaikkan 1 alisnya.
"Emang, ada orang selain kita di sini?"
Ucapnya sambil mengedarkan pandangannya ke sekitar, ke arah lapangan.

Summertime's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang