bab 1

17 4 1
                                    

"mah...ana pengen es krim" rengek Liana menarik-narik rok ibunya, sedang tangan kirinya menunjuk ke arah tukang es krim yang menjajakan jualannya dipinggir jalan.

Ibunya tak menggubris rengekan Liana karena sedari tadi sibuk berdebat dengan pedagang pasar karena harga yang tak karuan.

Gadis 8 tahun itu memanyunkan bibirnya kesal dengan sifat ibunya yang kerap tak peduli padanya.

Liana merogoh saku celananya berharap ada uang kertas yang tertinggal disana.

Liana menaikkan sudut bibirnya ketika tangannya mendapat selembar uang 5000 disaku celananya.

"Yes..." Desis Liana.

Ia menatap kembali ibunya yang masih mengeluarkan jurus andalannya kepada sang pedagang..."tawar-menawar"

'mumpung mama sibuk..' gumam Liana sembari tersenyum sendiri.

Ia dengan cepat berlari ke arah jalan yang menuntunnya ke arah penjual es krim yang berada di seberang jalan.

Sebelum menyebrang Liana memperhatikan jalan terlebih dahulu.

Setelah memastikan tak ada kendaraan ia dengan riang berlari ke arah penjual es krim yang menatapnya antusias karena akan mendapatkan pelanggan.

"BANG ES KRIMMMM!!!"

Tiinnnnn.....!!!!!

Seolah terhipnotis Liana berhenti tepat ditengah jalan kala mendengar sebuah klakson truk memperingatinya.

Liana menutup mata tak berani melihat apa yang akan terjadi setelah tubuhnya ditabrak.
"Mah.." lirihnya seolah pasrah.

BUKK!!!!?!?!?#$#
.
.
.
.
Liana kembali membuka mata ia melihat seorang laki-laki tengah menindihnya dengan keringat yang mengucur.

Tatapan mereka terkunci sementara.

Disatu sisi Liana kagum akan indahnya wajah rupawan bak pangeran kerajaan tengah menghimpit tubuhnya.

Disisi lain ia masih bingung apakah ia sudah mati sehingga dipertemukan dengan malaikat tampan ini...

Tak butuh waktu lama si pemuda lantas berdiri kembali sambil mengulurkan tangannya ingin membantu Liana untuk berdiri.

Namun Liana masih tetap mematung. "Aku udah mati?."

"Hey ayo bangun!" Sarkas si pemuda

Liana menerima uluran itu, ia berdiri secara perlahan dan menatap ke segala arah.

Tampak para warga yang dipasar berhamburan melihat kejadian hampir itu.

Si sopir truk juga ikut turun dan berniat meminta maaf ke Liana.

' aku masih hidup.... '

Ibu Liana yang bernama hairin berlari ke arah Liana dengan memasang wajah khawatir nya.

Hairin menyambar tubuh Liana dengan erat sambil mengeluarkan air mata karena mengira akan kehilangan Liana.

"Yaa Allah nak, kamu ngapain ditengah...jalan." suara hairin terputus-putus sebab tak dapat menahan tangisnya.

"Lain kali anaknya dijaga Bu" ujar si pemuda, berniat akan pergi.

Namun hairin dengan cepat menahan tangan pemuda itu. Untuk tidak pergi dulu..

Hairin bersujud di depan si pemuda sambil terus mengeluarkan air matanya.

"Naakk, makasih udah
...nyelaamatin anak saya..." Isak hairin.

Si pemuda lantas membulatkan matanya melihat aksi paruh baya didepannya.

Ia lantas duduk dan memegangi bahu hairin dan menuntut nya untuk berdiri.

Dinding PemikatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang