Salah satu temannya mengikuti arah pandang Kevin yang sedari tadi tak berkedip. Objek yang ia lihat hanya Liana yang tengah memakan makanannya dengan lahap.
"Lho Kevin suka ya sama Liana?" Tanya bocah laki-laki yang berada tepat disamping Kevin.
Kevin tidak menyahut, tatapannya terus lekat kearah Liana hingga membuat temannya itu mengernyitkan keningnya.
Ia menepuk bahu Kevin berharap mendapat respon. "Kevin!"
Kevin pun terkejut dan langsung menoleh kearah pemilik tangan itu, "apa sih nin" respon Kevin kesal.
Bocah yang dipanggil Nino itu masih melongo, tepukan pelan tidak seharusnya membuat seseorang terkejut, lain halnya jika seorang wanita yang ditepuk pelan bisa jadi balasannya adalah tamparan.
"Dari tadi Kevin ngeliat Liana Mulu?, bang Kevin suka ya?"
Tanya Nino memasang wajah polosnya."Iyya"
Nino terkejut mendapati jawaban itu, ia sesekali melihat Liana, apa bagusnya gadis itu bukannya ia menjadi buah mulut disekolah ini, tidak seharusnya Abangnya ini menyukai seorang gadis yang menjadi bahan bulian murid lain.
"Suka sama baksonya" lanjut Kevin cengengesan.
Nino bernafas lega, setidaknya Kevin yang sudah ia anggap Abangnya ini masih waras.
"Kirain Kevin suka sama orangnya" Nino ikut tertawa.
Kevin hanya mengangguk lalu tersenyum tipis dan kembali melanjutkan makannya.
.
.
.
.
.
Liana berjalan di koridor menuju kelasnya karena sebentar lagi jam kedua akan mulai berbunyi.Ada munafik
Wik wok wik wok
Menjauh yuk
Liana menghela nafas berusaha tidak mendengar percakapan itu. Ia tidak ingin membuat masalah lagi dengan melabrak mereka, sudah kapok dia tidak mengikuti pelajaran kemarin.
Ia melanjutkan jalannya sesaat setelah berhenti sebentar tadi.
Liana masuk ke kelasnya dengan wajah lesu, tidak ada lagi yang mau memperdulikannya, menjadi buah mulut bukanlah hal yang bagus di pendengaran miliknya. Setiap percakapan buruk selalu saja namanya terdengar disana.
Ia duduk lalu membaringkan kepalanya dengan tangan sebagai bantalnya di meja.
Liana cuman butuh temen.....
(Nggak Lo nggak butuh temen!, nggak kapok lu dimanfaatin temen sendiri)
Siapa kamu?
(Nggak penting siapa gw, lu harusnya sadar diri, mending pindah sekolah aja dari pada jadi bahan bulian disini.)
Liana nggak mau, Liana maunya disini aja
(Percuma ngomong sama lu, inget ya. Bentar lagi tubuh Lo gw pinjem, 10 tahun doang kok, kalau gw berhasil merubah hidup Lo. Harusnya Lo bersyukur)
Sosok itu menghilang
Sosok yang memiliki wajah sama persis dengan milik Liana. Sedangkan Liana sendiri masih merasa bingung dengan itu. Meminjam tubuhnya?
Tepukan lumayan keras Liana terima ketika masih tertidur pulas di mejanya.
Ternyata guru PPKn yang terdengar killer dan tak segan-segan menghukum muridnya yang lalot dalam pelajarannya.
Sudah Liana duga, ia pasti akan dihukum. Buktinya saat ini ia berada di gudang yang penuh dengan barang-barang yang berantakan.
(Apa salahnya aku?, aku cuman tidur sebentar aja...) Monolog Liana sembari menghela nafasnya. Ia mulai membersihkan sampah-sampah itu dan sesekali terbatuk ketika hendak memindahkan suatu barang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinding Pemikat
Teen FictionLiana Adelia Graham. Putri tunggal dari Rangga dan juga hairin, umurnya masih sangat muda, yakni 8 tahun yang menyukai pemuda remaja bernama Raygan zaquen zayen yang umurnya beranjak dewasa 18 tahun. Cinta itu muncul ketika Ray menyelamatkan Liana d...