bab 9

8 2 2
                                    

😁 tandain typonya....
Aku cuman mau ngucapin terima kasih karena telah membaca cerita ini sampai sekarang
.
.
Oke... Happy enjoyy..
.
.
.
.
.

23.00

"Kenapa baru pulang?"

Rangga menoleh ke asal suara, ternyata istrinya yang sedang berada di sofa sambil menikmati siaran tv.

Tanpa menoleh kepada Rangga, hairin sudah tau si jangkung itu pulang.

Rangga tersenyum, yang ia rindukan akhirnya datang juga. Ia ikut menyusul kesamping istrinya, lalu memeluk manja hairin dari samping.

"Aku kangen Kamu" lirih Rangga menghirup aroma parfum khas milik istrinya yang terus menjadi candu di indra penciumannya.

Hairin hanya merotasikan matanya, dilubuk hatinya ia juga senang dengan sikap manja suaminya. Ia tersenyum tipis, sangat tipis..

"Kamu kapan pulang nya" tanya Rangga, masih dengan menenggelamkan kepalanya di perut mungil istrinya.

"Siang tadi.." jawabnya. Hairin membalas dengan mengusap kepala Rangga dan matanya masih tetap tertuju pada tv yang menyala.

"Citra manaa?"

"Dikamar nya" hairin tiba-tiba merubah raut wajahnya menjadi sedih.

Rangga peka dengan itu, melalui suara hairin yang terdengar lirih dan hampir terdengar seperti gumaman.

"Kenapa?"

"Kayaknya, citra sama Liana nggak bakal bisa rukun deh, citra juga kayaknya nggak ada niatan buat baikan sama Liana" terdengar helaan nafas yang dikeluarkan dari mulut hairin.

"Hmmm..."

Hairin mengalihkan pandangannya ke suaminya dengan tatapan sebal. Apa hanya itu respon nya?!!!.

"Ah udah ah. Aku ngantuk" hairin ingin berdiri, namun tertahan oleh tangan kekar Rangga yang masih setia melingkar di pinggang miliknya.

"Nanti...ehhmm, aku masih pengen gini" Rangga tak menggubris tatapan tajam hairin.

Hairin pasrah, kalau suaminya lagi manja-manja gini mana bisa ia menolak.

Sungguh malang nasib ibu satu anak ini, apa yang akan ia lakukan ketika mengetahui kenyataan pahit suaminya nanti?

Rangga masih tegar memeluk Hairin seolah tidak ada lagi hari esok untuk melakukannya.

Hairin menyandarkan bahunya di sofa, lalu menutup matanya, bersiap untuk menyambut bunga tidurnya.

Sedang Rangga sudah sedari tadi masuk kealam mimpinya dengan paha hairin yang menjadi bantal empuknya, dan wajahnya yang tenggelam dalam perut hairin.
.
.
.
.
.
.
.
"Dia ingin bertemu denganmu!" Bentak Arkham disela-sela perbincangan panasnya bersama si mantan istri.

"Cih!, dengar baik-baik.. Arkham sudah kuanggap tidak ada, dan Jangan pernah memintaku untuk bertemu dengannya"

Arkham benar-benar muak mendengar jawaban itu, ia ingin sekali mencakar menghantam lalu membuangnya ke jurang jika saja manusia didepannya ini bukan wanita.

Tidak tidak, bukan wanita. Tapi jalang!!. Bahkan sikapnya melebihi jalang siluaran sana.

"ingat baik-baik!!!, seandainya saya tidak menyayangi Kevin!, saya juga sangat malas berurusan dengan wanita sepertimu!!" Bentak Arkham terdengar jelas sehingga manusia yang berada di restoran itu menatap nanar kearah mereka berdua.

Salahkan pada Arkham yang tak mau memesan ruangan VIP untuk obrolan yang diiringi teriakan.

"Apa aku peduli?" Lagi-lagi wanita itu membuat Arkham naik pitam.

Dinding PemikatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang