07.00
Pagi ini Liana diantar oleh papanya, Liana juga melupakan kekesalannya mungkin lain kali ia akan memintanya.
Liana menatap keluar jendela, masih enggan membuka pembicaraan, hingga matanya tiba-tiba tertuju pada anak kucing kecil yang tergeletak dipinggir jalan.
"STOP!!!!"
Kaget? Tentu saja, mobil Rangga sampai berdecih akibat pijakan yang kuat di pedal rem mobil hitam itu.
Liana juga sedikit terhuyung kedepan hingga jidatnya sedikit menyentuh bagian mobil.
"Kamu nggak papa sayang?" Tanya Rangga khawatir sembari mengusap jidat Liana Yang sedikit membiru.
Liana justru menggeleng, ia membuka pintu mobil hingga membuat Rangga mengernyitkan keningnya.
Liana mengambil anak kucing berwarna putih itu, lalu berjalan kembali kearah mobil Rangga.
"Liat pah" ucap Liana sembari menyodorkan kucing yang sedikit kotor itu kedepan Rangga.
Rangga risih dengan penampilan kucing yang kotor itu. "Liana kamu ngapain bawa kucing itu kemari?" Tanya Rangga, ia kembali menjalankan mobilnya.
"Emang kenapa?" Apa? Liana. Bertanya kenapa, tidak bisakah matanya itu dibuka lebar-lebar, tidakkah kucing itu menjijikkan dimatanya.
Bulu yang harusnya putih itu kini menjadi coklat akibat kotoran yang menempel, Rangga ingin sekali meminta Liana membuangnya, tapi saat melihat Liana begitu senang dengan mahluk itu, ia jadi mengurungkan niatnya.
Liana sendiri tak peduli dengan tatapan papanya yang menjijikkan, ia begitu antusias mengusap bulu yang lembut baginya.
"Pah, Liana pengen rawat kucing ini ya"
Sedang Rangga hanya mengangguk sembari memasang wajah tersenyum kecut, ah tidak apalah nanti ia akan menyuruh pelayan Dirumah untuk membersihkan kucing itu.
Liana langsung membuka pintu mobil ketika kendaraan itu sudah sampai didepan gerbang sekolah, tiba-tiba tangan Liana yang hendak turun dicekal oleh Rangga.
"Kamu mau bawa kucing itu?"
Liana menepuk jidatnya, tidak mungkin ia membawa kucing ini masuk. "Papa bawa aja ke kantor"
Membawanya kekantor?, ah kalau memang bisa, sudah lebih dulu Rangga membuangnya ketika sudah sampai dikantor. "Papa bakal suruh suruhan papa buat pulangin kerumah kucing kamu ini" tutur Rangga.
Liana mengangguk antusias sambil membentuk jarinya menjadi angka 0 "oke"
.
.
.
.
.
.
Liana duduk dikelasnya sembari menopang wajahnya, ia benar-benar bosan kalau tidak ada yang bisa diajak bicara, harusnya ia bawa kucing itu saja kemari biar bisa leluasa bermain dengan mahluk berbulu itu.Tiba-tiba tepukan pelan dibahu sang empu mampu membuat Liana sedikit terkejut, ia mendongak menatap siapa yang berani menyentuhnya.
"Hai" sapa Kevin
Liana acuh, ia tidak berniat membalas sapaan itu. Ia berpikir orang ini sok akrab.
Kevin mendengus kesal, lalu mengambil salah satu kursi dan duduk tepat didepan Liana.
"Apaan sih" Liana memalingkan wajahnya, siapa bocah ingusan ini, beraninya membuat tindakan yang sok akrab itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinding Pemikat
Teen FictionLiana Adelia Graham. Putri tunggal dari Rangga dan juga hairin, umurnya masih sangat muda, yakni 8 tahun yang menyukai pemuda remaja bernama Raygan zaquen zayen yang umurnya beranjak dewasa 18 tahun. Cinta itu muncul ketika Ray menyelamatkan Liana d...