Liana seolah dipenuhi keceriaan hari ini semenjak bertemunya dengan pemuda tampan beberapa jam yang lalu.
Rasanya hatinya berbunga-bunga setiap kali mengingat kata-kata yang, tunggu!!, apa dia jatuh cinta, mengingat dia masih kecil rasanya tidak mungkin.
Hairin tentu saja merasa aneh dengan anaknya yang tiba-tiba saja memperlihatkan senyumnya sedari tadi.
Ia tidak tau hal apa yang terjadi sehingga putrinya itu berubah menjadi ceria semenjak kepulangannya dari sekolah.
Ingin bertanya tapi ia urungkan, takut mengganggu moodnya yang sepertinya masih belum terlalu akrab dengannya sejak kemarin.
Liana sudah pulang beberapa jam lalu, karena memang waktunya disekolah hanya sampai jam 10.30
Senyumnya masih saja berseri-seri, ahh kapan lagi melihat wajah manis dari gadis boncel sepertinya.
Flashback on
PLAKK!!!
Liana terperanjat kaget ketika kepala Ray tiba-tiba dipukul oleh pemuda lain yang sepertinya memiliki umur yang setara.
Sedang Ray hanya mengumpat kesal dalam hati ketika kawannya datang tak diundang, sok asik lebih tepatnya.
"Ngapain lu pdktan Ama bocil" si pemuda menatap ray dengan senyum mengejek lalu berganti kearah Liana.
"Lah emang Napa?, mo Deketin orang tua, bocil, bayi sekalipun itu bukan urusan lu" ucap Ray sembari mengusap kepalanya yang masih berdenyut-denyut.
"Dih, lawak lu, Lo deketin hantu sekalipun gw juga kaga peduli, cuman heran aja, nggak biasanya Lo akrab sama bocil SD..." Heran si pemuda. Ray hanya memutar bola matanya malas, mendengar ocehan pemuda itu membuatnya harus menahan tangannya yang hendak memukul.
Sementara Liana hanya menatap dua orang tersebut sambil menyimak percakapan mereka walau tak ada yang penting.
Berceloteh ketika bertemu memang sudah menjadi kebiasaan dua orang pemuda yang sepertinya akrab itu, oh iya sebelumnya ia sudah memperkenalkan namanya dengan Liana. Liana pun membalas dengan mengucapkan namanya.
Namanya fajhar. Laki-laki yang kelakuannya tidak sopan walau terkadang membuat siapapun yang melihatnya ingin tertawa melihat tingkahnya, Liana heran bagaimana bisa Ray yang tampan berteman dengan fajhar yang memiliki tubuh yang hampir gemuk itu.
Fajhar sudah pergi dari tadi, sedang Liana hanya menatap ray yang tengah mengotak-atik ponselnya.
Tiba-tiba Ray memposisikan teleponnya mengarah ke Liana. Liana tidak tau saja saat ini Ray sedang merekamnya yang terlalu fokus menatap dirinya. Sungguh momen yang romantis. Ahh tidak jatuh cinta hati pada bocil bukanlah tujuannya mengapa ia merekam liana. Tetapi tatapannya itu seakan ingin menerkam nya hidup - hidup saat itu juga.
"Oh iya kak, kakak sekolah disini?" Tanya Liana membunuh keheningan.
Lantas Ray mengehentikan aksinya lalu beralih menatap Liana.
"Enggak, cuman pengen kesini doang, dulu juga kakak sekolah disini. Kakak rindu soalnya sama masakan kantin ini."
"Kakak umurnya sudah berapa?"
"18, kamu?"
Liana hanya menghela nafas, ternyata umurnya benar-benar jauh dari umur Ray, jadi ia tidak punya kesempatan untuk mendekati Ray lebih jauh, apalagi ia masih sangat boncel.
"8 tahun kak"
Ray mengangguk paham. Ia tiba-tiba teringat sebuah penjepit rambut biru Doraemon yang tadi pagi ia beli, ia membelinya karena sudah menduga akan bertemu dengan Liana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinding Pemikat
Teen FictionLiana Adelia Graham. Putri tunggal dari Rangga dan juga hairin, umurnya masih sangat muda, yakni 8 tahun yang menyukai pemuda remaja bernama Raygan zaquen zayen yang umurnya beranjak dewasa 18 tahun. Cinta itu muncul ketika Ray menyelamatkan Liana d...