bab 8

9 2 2
                                    

Saya ingin membangun kepercayaan diri saya dengan mempublikasikan cerita ini, tidak masalah kalian suka apa enggak, setidaknya kalian mau baca sampe sekarang itu aku udah senang.

Setelah perbincangan antara anak dan ibu yang cukup lama, Rangga berinisiatif untuk meminta maaf kepada keduanya, ia merasa bersalah karena telah melibatkan ibu Ray dalam permasalahannya.

Walau dia ragu, tapi ia tetap akan meminta maaf.

"Ray...."

Ray dan ibunya menoleh ke asal suara, pandangan mereka teralihkan kepada pelaku yang sedari tadi memasang wajah santai seolah tidak terjadi apa-apa.

Ray menuntun ibunya untuk duduk di sofa menyusul Rangga.

"Ada apa?" Ray berusaha membuang pikirannya yang ingin sekali memberikan kembali Bogeman tangan, ia tidak ingin melakukannya didepan ibunya.

"Saya minta maaf" Rangga menunduk, memasang wajah menyesal, Ray dan ibunya saling menatap. Oh ayolah, wajah itu sangat tidak cocok dengan raut penyesalan.

"Kamu seharusnya meminta maaf kepada ibu saya" telak Ray.

Rangga menaikkan kembali kepalanya, memang benar apa yang Ray katakan, kesalahan fatalnya tentu berdampak pada wanita paruh baya yang Dipanggil Ray ibu ini.

Tentu saja, baru kali ini sosok Rangga meminta maaf, jika bukan karena penerus perusahaannya sudah tentu dia amit-amit meminta maaf, permintaan maaf itu barusan secara tidak ikhlas.

Ibu Ray tentu bisa melihat ketidak ikhlasan perkataan Rangga. Ia menjadi semakin benci dengan pria berkepala tiga ini.

Ia memasang wajah tersenyum terpaksa, walau dalam hatinya tak luput dari yang namanya perumpatan secara terus-menerus.

"Saya minta maaf, ibunya Ray" Rangga berusaha menetralkan racun pikirannya yang sedari tadi jijik dengan kata minta maaf.

Rangga hanya mau meminta maaf kepada putri dan istrinya, bukan pada orang lain.

"Tidak apa-apa, saya tau kamu melakukannya demi kebahagiaan istri dan anakmu"
Ibunya Ray berusaha menahan lengkung bibirnya.

Rangga bernafas lega, setidaknya ia dimaafkan. Hiufhh

"Sebagai permintaan maaf, saya akan mengantarkan Ray dan anda untuk tinggal diaapartemen saya" ucap Rangga.

"Disana, kalian akan tinggal sementara"

Ray bingung dengan ucapan Rangga yang mengatakan sementara? Lalu dia akan tinggal dimana setelahnya.

"Maksudnya sementara?" Tanya Ray.

"Saya juga tidak mau tinggal diaapartemen anda jika memang anda tidak ikhlas" celetuk Ray

"Tidak, bukan itu maksudku." Sergah Rangga.

Rangga mengambil nafas dalam-dalam sebelum berbicara.

"Saya akan melakukan pengobatan terakhir di Singapura," jelas Rangga.

"Dan satu lagi...... jika saya tidak kembali, itu berarti saya sudah tiada....., dan kamu dan ibumu bisa tinggal dirumah saya bersama istri dan anak saya"

Ray bisa melihat wajah Rangga yang merasa terpukul dengan takdirnya, seluput rasa prihatin Ray kepada Rangga yang harus menjalani hidupnya yang tak lama lagi.

"Apa anda sudah memberitahukan kepada istri anda?" Ray berusaha menghapus keheningan.

Keheningan kembali lagi, Rangga tidak dapat menjawab yang satu itu, ia benar-benar cinta pada istrinya, tapi.... Dengan mengatakan kenyataan ini, apa ia bisa menjamin istrinya akan baik-baik saja.

Dinding PemikatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang