chapter 08

10 1 5
                                        

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

_________happy reading______________

Shafa  merasakan badannya pegal-pegal akibat kemarin ikut menanam padi di sawah Bu nyai, akhirnya Shafa memutuskan untuk bolos ngaji dan berkeliling area pondok alih-alih ikut ngaji katanya kalo ngaji tambah pegel karena harus duduk berjam-jam.

"Widih ada motor tuh." Shafa tersenyum dan matanya berbinar ketika melihat motor matic yang terparkir di depan asramanya lengkap dengan kunci motornya.

Ide berilian seketika melintas di otak cantik Shafa, ia dengan cepat berlari ke kamar berniat mengambil uang.

"Kamu mau kemana?" tanya Ama ketika melihat Shafa yang terburu-buru. Kebetulan Ama sedang mengambil pulpennya yang ketinggalan.

"Gue mau jalan-jalan," jawab Shafa santai.

"Jalan-jalan ke mana? Ikut dong," celetuk Fitri yang baru saja datang entah dari mana.

"Loh kamu gak ngaji Fit?" tanya Ama heran seingatnya tadi dia berangkat bersama Fitri.

"Tadinya gue mau ambil kitab yang ketinggalan eh denger si Shafa mau jalan-jalan, kan lumayan kapan lagi kita bisa ke luar buat jalan-jalan." Shafa tersenyum bahagia mendengar ucapan Fitri.

"Nah kan, udah deh Ma ikut kita aja," ajak Shafa seraya menaik turunkan aslinya menggoda Ama.

Ama menggeleng ia tetap dengan pendiriannya. "Gak! Aku gak mau nanti kita bakal di hukum kalo sampe ketauan," balas Ama cepat.

"Yaudah kita duluan bye!" Shafa menarik tangan Fitri lalu  melenggang dengan santai meninggalkan Ama.

Ama berdecak kemudian berlari menyusul Shafa dan Fitri. "Shafa, Fitri, tunggu!"

******

"Ini motornya Gus Zain, Shafa!" bisik Ama ketika melihat motor matic yang ada di hadapannya.

"Yaelah Ma, gue kan cuman pinjem bentar, lo mau gak gue traktir jajanan yang banyak," goda Shafa, refleks Ama mengangguk dengan semangat ia tidak bisa menolak jika menyangkut dengan makanan.

"Tapi Fa, emang muat buat bertiga?" tanya Fitri.

"Yaelah badan kalian kan kecil pasti muat lah."

Shafa mulai mencoba menyalakan motor tersebut namun kali ini nasib baik tidak berpihak kepadanya, motor tersebut tidak mau menyala.

"Gimana? Bisa gak?" tanya Ama Shafa menggeleng sebagai jawaban.

"Kayanya bensinnya abis deh," jelas Shafa dengan nada kecewanya.

"Dari sini ke toserba jauh gak?"

"Kalo jalan kaki lumayan jauh bisa sampe satu jaman," jawab Fitri.

"Yaudah kalo gitu kita jalan kaki aja, itung-itung healing."

"Serius?" Ama sungguh tidak percaya dengan ajakan temannya ini. Shafa mengangguk dengan semangat.

"Udah ayo, jangan kebanyakan mikir, nanti ketauan sama teh Salwa!" Shafa menarik tangan Ama dan Fitri dengan kuat.

*****

Sekitar satu jam mereka berjalan akhirnya mereka bertiga sudah sampai di Alfamart yang berdampingan dengan beberapa toserba dan pedagang kaki lima.

"Alhamdulillah akhirnya sampe juga!" Ama mendudukkan dirinya di teras toserba, berjalan dari pesantren ke toserba membuat kakinya sangat lemas.

Begitupun dengan Shafa dan Fitri yang juga duduk lesehan di samping Ama. "Ma, beli air Ma!" Shafa menepuk-nepuk punggung Ama, Ama pun mengangguk lalu masuk ke toserba untuk membeli air mineral, tidak butuh waktu lama Ama datang dengan tiga botol air mineral dingin di tangannya.

The story of Ma'had Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang