اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
_________happy reading______________
"Shafa cepetan siap-siap jangan tidur lagi!" tegur Tuti yang sudah berpakaian rapih.
"Emang mau kemana?" tanya Shafa bingung ketika melihat teman seasramanya yang sibuk kesana kemari meminjam barang-barang seperti kerudung dan lain-lain.
"Hari ini jadwalnya muhadarah Akbar Fa," jelas Salwa.
"Muhadarah Akbar?" tanya Shafa yang masih bingung, karena jujur saja Shafa sedikit heran ketika melihat ke antusiasan mereka.
"Iya muhadarah Akbar. Acara gabungan santri putri sama santri putra Fa, yang di adakan satu bulan sekali, terus biasanya kalo ada santri baru perkenalannya pas muhadarah, nah berhubung kamu santri baru dan bertepatan dengan di adakannya muhadarah Akbar jadi nanti kamu harus perkenalan di depan semua santri di sini," jelas Tuti panjang lebar.
"Terus kenapa mereka heboh banget?" tanya Shafa lagi.
"Biasa Fa, kaya lu gatau aja, ini tuh biasa jadi ajang buat caper ke santri putra," balas Fitri Membuat Shafa terkekeh melihat muka julid Fitri.
"Fitri, jangan gitu gak baik!" tegur Kaila.
"Lah emang bener ko, ya gak Ma?"
"Yoi, apalagi gengnya si Puput itu, centil banget kalo di depan kang Fauzan sama Gus Zain," balas Ama dengan sewot.
"Tuh kan, kebiasaan deh kalian malah ngegosip, istighfar!" ucap Salwa menegur teman-temannya.
"Astaghfirullahaladzim," ucap Ama dan Fitri kompak.
"Kamu sih Fit!" Kesal Ama.
"Ko, Lo nyalahin gue sih, kan Lo juga sama!" balas Fitri tidak terima.
"Udah-udah kalian cepet siap-siap acaranya udah mau mulai!" titah Salwa.
"Teh, gue gak bisa pake kerudung segi empat, kerudung instan gue kotor semua belum di cuci," rengek Shafa dan merentangkan kerudung segi empat warna cream ke arah Salwa.
Salwa tersenyum lalu mengambil kerudung tersebut. "Sini, Teteh pakein."
"Masyaallah, cantik banget adiknya teteh," puji Salwa melihat Shafa yang begitu berbeda dari biasanya.
"Cakep bener sih Neng," celetuk Fitri, bukannya tersenyum Shafa malah memperlihatkan wajah jokernya.
Mereka semua tertawa melihat tingkah konyol Shafa.
"Hayu kalian udah siap kan?" tanya Salwa dan di angguki oleh mereka semua.
***********
"Muhadarahnya di mana?" tanya Shafa setelah mereka sudah berada di depan asrama.
"Di Aula, kalo muhadarah biasa yang ga di gabungin, tempatnya di madrasah," jelas Salwa dan Shafa membulatkan mulutnya dan manggut-manggut.
Merekapun mulai menuju Aula, Shafa dan teman-temannya duduk di barisan paling depan.
Acarapun di mulai yang di awali dengan pembacaan Al berjanji yang di lanjut dengan mahalul qiyam, beberapa santri menangis tersedu-sedu, larut dalam syahdunya mahalul qiyam termasuk Salwa dan teman-temannya kecuali Shafa, yang terlihat biasa-biasa saja.
lanjut ke acara kedua pembacaan tawasul yang di bacakan oleh perwakilan dari santri putra, lalu lanjut ke acara ketiga yaitu pembacaan ayat suci Al-Qur'an perwakilan santri putra dan santri putri, dan kini tiba giliran Shafa, yaitu perkenalan.

KAMU SEDANG MEMBACA
The story of Ma'had
Fiksi RemajaPesantren, satu kata yang bahkan tidak pernah ada dalam pikiran Shafa. Kabar mengejutkan dari kedua orangtuanya mengharuskan ia tinggal di sebuah penjara suci yang bernama pesantren tersebut. Mau tidak mau ia harus menerima keputusan kedua orangtua...