Four

303 32 2
                                    

"Apakah kau makan dengan baik sasuke ?" Tanya seseorang diseberang telepon. "Ya, masakan chiyo-baasan sangat cocok dengan lidahku" sahutku. "Apakah lebih enak dari masakan kaasan?" Tambahnya

Aku tersenyum menanggapi "masakan kaasan tetap yang terbaik".o
"Syukurlah, jaga kesehatan mu dan jangan bekerja terlalu keras, kaasan akan bicara dengan tousan mu nanti"
"Hn... aku baik-baik saja , kaasan tidak perlu mencemaskanku" ucapku.
"Baiklah kalau begitu, jaga dirimu sasuke"
"Ya.. kaasan juga" balasku kemudian memutus sambungan.

Aku membanting tubuhku ke ranjang seraya memijit pelipisku.
Aku baru saja menyelesaikan pekerjaan dari perusahaan sebelum kaasan menghubungiku tadi.

Satu minggu sudah aku berada disini. Dan rutinitasku setelah bekerja tetap sama, duduk bersandar di pohon sakura hingga tertidur, namun berbeda dengan pertama kali aku kemari. Selama satu minggu ini gadis itu sama sekali tidak menampakan batang hidung nya. Hanya ada kucing hitam di pangkuan ku ini.

Sejenak pemikiran gila melintas di otakku, mungkinkah kucing ini adalah wujud lain dari gadis itu?

.....


Seolah tahu bahwa aku sedang menunggu 'hadiah' lagi darinya. Aku yang barusaja terbangun dari 'rutinitas' sore ku, tiba-tiba tersadar dan menatap lapar keranjang dengan tutup kain berwarna pink di hadapanku. Saat kubuka terdapat satu kotak bento dan wadah minuman. Namun hal yang paling menarik disini adalah secarik kertas berwarna krem yang bertuliskan
'kudengar Shoga-Yu cukup ampuh untuk meredakan masalah tenggorokan, segeralah pulang tuan, udara akhir-akhir ini cukup dingin' 

aku menaikan alis , dari mana dia tahu bahwa aku memang sedang mengalami masalah tenggorokan?
Aku tersenyum miring, dasar penguntit..
Saat membuka kotak bento, disana terdapat  nasi yang ditaburi biji wijen ,ayam kari,tamagoyaki dan beberapa sayuran.

Gadis ini harus menjadi ibu dari anak-anakku kelak. Aku memaksa.
Setelah aku menangkapnya  tentu saja.

....

Kali ini kuputuskan untuk membawa pulang 'hadiah' dari gadisku. Setelah mengabiskan bento tadi aku menuju balkon , bersantai sambil menikmati hangatnya shoga-yu yang mengalir melalui tenggorokanku.
Hadiah kecil ini membuatku merasa lebih baik.
Aku kembali bertanya-tanya, gadis itu selalu datang di saat yang tepat. Apakah dia benar-benar menguntitku?
Apakah  saat ini dia melihatku?
Kalau iya aku tidak merasa keberatan, dan akan kukatakan padanya 'kau tidak perlu menguntit, kau bisa berada di sampingku kapanpun nona'

Lamunanku tersadar saat aku melihat sebuah sedan BMW E38 berhenti di depan pagar. Siapa? Batinku
Setahu dobe dan yang lain tidak begitu menyukai mobil-mobil tua.
Pintu mobil terbuka dan munculah  si kepala merah , ia berdiri dan bersandar di mobil sembari menunggu nenek chiyo untuk pulang.
Kulihat jam di tanganku, masih kurang 30menit lagi sebelum nenek chiyo pulang, kenapa pemuda itu rajin sekali.
Kepala merah itu nampak menantikan sesuatu sambil sesekali menoleh ke rumah tua di sebelah.
Aku tersenyum samar, mungkinkah dia menunggu bibi yang tidak sengaja berpapasan denganku beberapa waktu lalu?

.....



"Sasuke-sama saya sudah menyiapkan beberapa menu untuk makan malam, anda tinggal menghangatkannya kembali." Kata nenek chiyo.
"Terimakasih banyak chiyo-baasan,segeralah pulang dan beristirahat" jawabku.
"Terimakasih, saya pamit dulu" sahutnya di akhiri dengan anggukan pelan.
"Ya .. berhati hati lah.."

Aku akan kembali menuju ke kamar ku sebelum terdengar ketukan dari balik pintu.
Aku berpikir sejenak , apakah ada barang nenek chiyo yang tertinggal?
Aku berjalan menuju pintu dan membukanya. Saat pintu terbuka..
"Kau lama sekali, kau tahu?" Pemuda berambut pirang, bermata biru dan berkulit tan. Naruto? Dan dibelakangnya juga ada sai, shikamaru dan neji . "Hoi teme, sampai kapan kau akan membiarkanku berdiri disini? Aku ingin ke toilet, atau kau akan membiarkanku buang air kecil disini?"
Aku mundur sedikit kebelakang memudahkan dobe dan yang lainnya untuk masuk.
"Pintu bercat putih tepat di bawah tangga" kataku kepada dobe. Ia pun langsung melesat menuju toilet.

"Kau terlihat cukup baik, sasuke" kata salah satu sahabatku, shikamaru. "Yah, aku cukup menikmatinya" Ucapku seraya menyisir rambutku ke belakang.
Pandanganku tertuju pada barang bawaan mereka. Beberapa tas besar, perlengkapan memancing dan lihatlah, sebuah guling berwarna kuning kecoklatan yang terlihat lusuh,sudah dipastikan itu milik siapa.
"Kalian menginap berapa lama?" Tanyaku pada mereka yang saat ini sedang sibuk mengobrak abrik isi lemari es ku. "Mungkin hanya tiga malam,kami sedang libur semester,dan kekasihku sedang keluar negeri bersama keluarganya" ucap pemuda berambut panjang, neji. "Kurasa kita bisa lebih lama disini neji, tempat ini begitu mengagumkan" sahut sai dari arah kamarku, sambil membawa minuman.
Tunggu bukankah itu milikku, aku beranjak mengambilnya, "maaf sasuke , aku cukup penasaran dengan benda itu, aku hanya meminumnya sedikit, dan.... Boleh aku minta lagi? " dia berkata dengan menunjukkan senyum menjijikkan.

"Tidak"

"Kau bisa cari minumanmu sendiri di sana" ucapku sambil menunjuk lemari es.
Sai berjalan lesu menuju lemari es.

Aku menatap nanar minuman dari gadisku yang tinggal setengah. Dasar sai sialan.

...

Kami barusaja selesai makan malam , kali ini neji yang memasak, dengan tambahan beberapa lauk yang sudah disediakan nenek chiyo tadi sore. Sai dan Naruto bertugas mencuci piring. Sedang kan aku dan shikamaru membereskan sisanya.

"Aku membawa game console ku, mari kita bermain sampai pagi" teriak Naruto Naruto penuh semangat seraya meletakan celemeknya.

.....

"Hoi sai, bisakah kau mengambil gambarku diam-diam? Saat aku berjalan didepanmu seperti ini.. buatlah seolah-olah aku tidak sadar kau sedang mengambil gambarku" permintaan dobe memang selalu aneh-aneh. Saat ini kami sedang berjalan di kebun belakang menuju sungai.
Ya kami akan memancing hari ini.

"Kalau kau tau, itu bukan diam-diam namanya" protes shikamaru.
"Biarkan saja, dia memang sedang tebar pesona kepada seseorang saat ini" sahut sai sambil berjalan di sampingku.
"Ah kita sudah sampai rupanya" ucapnya menambahkan. Mereka tampak begitu terpukau dengan pemandangan sekitar. Sungai yang jernih, rumput hijau yang terbentang seperti permadani dan pepohonan yang cukup rindang.
"Mungkin akan kupertimbangkan untuk menginap lebih lama disini."  Dobe berkata sambil melepas alas kaki dan duduk di sisi sungai.
"Tidak" aku menyahut
"Semakin lama kau disini, Pekerjaanku akan semakin terbengkalai"
"Kau jahat teme" ucapnya memelas.

"Berikan ponselmu Naruto, kurasa aku sudah menemukan angle yang pas"
Sahut sai.
"Ah benarkah? Kalau begitu ini, " ucapnya antusias.
Mereka ini mau memancing atau berfoto? Seperti tadi yang sai bilang, saat ini dobe memang sedang berusaha memikat mahasiswi fakultas psikologi di kampus kami. Yang kebetulan adalah sepupu dari neji, ia jatuh cinta pada pandangan pertama saat kami berkunjung ke kediaman neji.
Berbeda dengan sai dan dobe, saat ini shikamaru dan neji sedang memancing sambil mencelupkan kaki mereka ke sungai.
Aku ? Aku tidak terlalu menyukai kegiatan memancing, aku bukan orang yang sabaran, karena memancing membutuhkan kesabaran extra. Aku berjalan menuju tempat favorite ku, tidak jauh dari tempat dobe dan yang lainnya. Aku pun masih bisa melihat mereka dari sini.
Aku memejamkan mata sekitar sepuluh menit, kemudian terdengar langkah kaki mendekat. Aku tersenyum dalam hati. Akhirnya...
Suara langkah itu semakin mendekat kemudian berhenti di dekatku. Aku mencium aroma manis yang menguar.

Greeppp...!
Bingo!
I got you! Aku menangkap pergelangan tangannya. Aku menyeringai dengan mata yang masih tertutup. Saat ku buka perlahan mata ku.
Yang terlihat adalah manik hijau jernih yang melotot dan tampak ketakutan. Oh lihatlah mata itu, kurasa aku bisa hilang kendali karenanya. Mata yang begitu teduh dan menganyutkan. Kulit yang seputih porselen, bibir yang penuh. Dan surai merah muda yang membingkai wajahnya dengan cantik. Kupastikan kau tidak akan bisa lari kali ini kucing kecil... ucapku dalam hati sambil menyeringai.


Tbc...

Blooming sakuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang