Bab 5

3.7K 417 8
                                    

KRING

KRING

KRING

waktu menunjukkan pukul 4 dini hari, langit masih gelap, matahari belum memunculkan dirinya.

Mata indah milik Lova terbuka, mengerjab pelan mencoba melihat di gelapnya ruangan. Di dalam kamar yang cukup luas dengan furnitur apa adanya hanya sebuah lampu tidur di atas nakas yang menerangi hingga cahaya yang berada di kamar hanya remang remang.

Loka menghela nafasnya di saat merasakan tangan besar memeluk pinggangnya baik dari depan maupun belakang.

Di apit oleh dua orang manusia dengan tubuh besar membuat Loka gerah. Lingkup udaranya terhalangi.

"Huh... Anak ini!" Loka kesal, ia mendorong kepala Meva yang berada di tengkuknya. Sudah pernah dikatakan, bahwa Loka tidak menyukai kontak fisik yang berlebih seperti ini. Terlebih kepada sesama jenis.

Selain kepala Meva yang berada di tengkuknya, loka juga mendorong kepala Kevan agar menjauh dari area dadanya.

Loka mencoba bangkit namun tidak bisa, ruang geraknya terbatas. Jadi, yang bisa Loka lakukan hanya duduk bersandar di kepala kasur. Hanya untuk keluar dari rengkuhan dua serigala ini saja sudah membuat Loka kelelahan, sungguh tubuh yang lemah. Suara alarm masih terdengar, dengan tangan Lova yang cukup pendek loka mencoba menggapai benda bersuara yang berada di atas nakas.

Dan berhasil.

"Eh, sudah bangun sayang?"

"Mama?"

Gela yang berada di depan pintu tersenyum. Dia berjalan masuk dan mengelus kepala Loka lembut. Lalu pandnagannya jatuh ke dua serigalanya yang masih nyenyak tertidur.

"Kenapa mereka bisa ada di sini?"

Pandangan loka yang awalnya ke arah Gela beralih ke arah Meva dan Kevan. Pria itu tersenyum tipis dan mengelus rambut kedua serigala lucu itu dengan tangannya.

"Mereka memaksa tidur bersama. Pengap."

Tawa tertahan terdengar dari belah bibir wanita cantik di hadapan Loka saat ini. Gela tertawa tepat ketika mendengar keluhan dari kata terakhir yang di lontarkan Loka.

"Pfft— mereka memang pemaksa. Tapi sepertinya mereka nyaman tertidur denganmu. Kamu memberi mereka dongeng tidur macam apa?"

"Dongeng kelinci di tengah lingkup serigala."

"Itu bukankah dirimu sendiri?"

"Tidak, aku bukan kelinci, aku serigala junior."

Wanita itu menutup wajahnya dengan pundak yang bergetar. Senyum Loka menjadi lebih hangat.

"Mama untuk apa kesini?"

Sebisa mungkin Gela menyudahi tawanya ketika mendengar Loka mulai bertanya.

"Rencananya ingin menyiapkan keperluan sekolahmu. Saat mama masuk, ternyata kamu sudah bangun dan mama melihat mereka."

Loka menaikkan alis bertanya. "Sepagi ini?" Gela mengangguk seperlunya wanita itu menghela nafas kemudian menunjukan ekspresi sedih.

"Mau bagaimana lagi, mama juga harus memasak, membereskan rumah, dan melayani papa mu itu."

"Mama tidak usah membereskan keperluan aku. Biarkan aku yang melakukan."

Tolakan Loka di balas senyuman manis Gela. Wanita itu mengelus kepala putranya dan menggeleng.

"Itu tugas mama, jika kamu sudah lulus sekolah menengah, baru mama akan melepaskan kamu. Begitupun mereka."

/Loka, Transmigrasi?\ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang