Bab 1

7.1K 566 17
                                    

Warning! : Typo bertebaran, kalau bisa tandai.

‼️

Bibir belah tipis dengan warna yang pucat itu bergumam sambil memegangi kepalanya yang berdenyut. Ia menatap ke arah kertas yang berisi pemanggilan dirinya selaku orang tua.

"Ron, Kau tau Daddy kan?"

Alderon Fiardelo Vuble, putra bungsu dari Loka. Pria duda yang sedikit di jelaskan di deskripsi cerita.

Remaja itu hanya diam, matanya menatap malas loka dan kemudian memasukkan tangannya ke dalam saku.

"Daddy adalah Loca Glaniard Vuble, pria duda yang menjadi incaran para wanita." Nada malas terdengar kentara.

Perempatan imaginer timbul di sudut dahi Loka. "Bukan itu Ron! CK, apa yang salah dari cara didik ku." Yah, sebenarnya bukan nada bicara Anaknya yang membuatnya marah. Tapi ucapan Deron yang melenceng dari topik.

"Lakukan seperti biasa." Ucap final Loka, lalu ia mempersilahkan anaknya itu untuk keluar. Dero mengangguk ia keluar tanpa satu patah katapun dan kemudian menutup pintu ruangan kerja sang ayah dengan kasar.

Raut wajah marah Loka langsung berubah sendu menatap nanar ke arah pintu. Ia kemudian melirik foto seorang wanita cantik yang tersenyum dengan begitu lebarnya.

Ia tersenyum, jari jarinya  mengelus figura itu dengan lembut. Lelehan bening keluar dari ujung matanya.

"Maafkan aku, Hila. Aku bukan Daddy yang baik." Gumamnya dan memeluk figura itu dengan begitu hangatnya. Ia menggeser laptop dan berkas yang menghalangi meja lalu merebahkan kepalanya.

"Jangan marah padaku, aku mohon." Monolog Loka. Tangannya gemetar, mengambil obat tabletnya. Meminum itu tanpa bantuan air sedikitpun. Gangguan itu muncul kembali.

"Aku berfikir gangguan itu telah hilang." Gumamnya sambil memegangi dada dan dahi yang bercucuran keringat.

Drrt

Drrtt

Ponsel pipih Loka bergetar di atas dokumen dokumen yang ia kerjakan. ia melihat siapa yang menghubunginya dan menggeser icon hijau.

Suara berat dari sebrang di balas dingin oleh Loka.
"Tuan, ada beberapa berkas yang perlu anda tanda tangani, dan juga berkas laporan dari beberapa pekerja."

"Hm."

Loka memasang jasnya dan kemudian berjalan keluar. Ia memasang aerphone putih di telinga kanannya.

"Celo, Daddy akan pergi, kamu tolong jaga adik adik kamu dan minta para maid untuk memasak jika kalian lapar. Jangan keluar tanpa bodyguard dan jangan pulang terlalu malam." Peringat Loka. Ia tidak memandang wajah anaknya melainkan matanya sibuk memperhatikan tangannya yang memperbaiki lengan Jas yang ia kenakan. Lalu melirik jam di pergelangan tangan.

"Mengapa? Kau ingin pergi?"

"Ya, lalu?"

"Perkataan-mu seperti akan pergi jauh, Daddy." Jawab Nialce Olganu Vuble, putra sulung dari Loca. Lelaki itu tidak memandang ke arahnya melainkan fokus menatap ke arah laptop yang menunjukan banyaknya tulisan.

Suasana hening mendadak namun hanya sebentar karena setelahnya Loka keluar dari mansion dengan langkah terburu setelah melihat jam. Dalam diam, Celo memandang Daddynya dengan tatapan kesal. Ia tidak suka Loka yang terlalu fokus ke perkerjaannya.

Ia rasanya ingin memukul kepala sang Daddy untuk menyadarkan jika anak anak Loka sudah membenci orang tuanya sendiri ketika sudah berurusan tentang pekerjaan.

/Loka, Transmigrasi?\ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang