n i n e

1.1K 142 9
                                    

Tiga orang pria tengah duduk disebuah klub malam mewah. Sebenarnya ini sudah menjadi rutinitas mereka dua bulan belakangan terutama Sasuke. Ia pusing memikirkan perusahaan ditambah anak perempuannya sering membuat onar, jadi mabuk adalah salah satu pelampiasannya. 

Ia ditemani oleh Gaara dan Naruto. Ada tiga botol minuman beralkohol yang hampir tandas. Terutama milik Sasuke, pria itu juga tiba-tiba menjadi perokok aktif, sering melamun juga menyendiri. Keduanya berfikir Sasuke pusing dengan masalah keluarganya, belum lagi kakaknya yang tiba-tiba saja memutuskan untuk melebarkan sayapnya sendiri tanpa sokongan dari Fugaku.

Belum lagi Fugaku juga sudah hampir satu minggu dirawat dan kondisinya terus saja menurun. Sean juga sama sekali tidak memberi kabar. Bisa dibayangkan betapa pusingnya Sasuke sekarang ini. Pria itu mengemban semua sendirian.



" Bagaimana dengan Sarada? Apa anakmu masih membuat ulah Sas? " Tanya Naruto. Sasuke menggelengkan kepalanya sembari menaruh sloki miliknya, ia tampak gusar tidak seperti biasanya.

" Sudah lebih pendiam , aku menyuruhnya dirumah saja hari ini " Sahutnya lalu bersandar pada sofa.

" Berita Sakura naik lagi hari ini " Bisa dibilang mereka berdua masih memata-matai, bagaimana tidak? Sasuke ini gengsinya setinggi langit.

" Apa ada berita lain? Sarada mengabarkan kalau dia berpacaran dengan seorang.. pengusaha percetakan " Naruto bicara dengan hati-hati lalu Gaara malah mengeluarkan smirknya.

" Aku takut kamu cemburu Sas " Ada sarkasme dalam nada bicara Gaara. Sasuke tidak mungkin kalau tidak memikirkan Sakura. Ia sendiri pun seandainya ditinggal oleh Sakura pasti memelas kasihan dan memohon untuk tetap tinggal.

Siapa yang tidak menginginkannya?

" Cemburu? Kalian pasti tidak waras " Pria itu masih terus menyanggah. Padahal mereka berdua sudah sering memergokinya menatap ke unggahan anak sulungnya, Sean.

" Mereka kepergok berciuman setelah keluar dari restoran " Pancing Gaara lagi dan Sasuke mengangkat bahunya acuh.

" Masa bodo! " Ia sebenarnya gusar namun tetap mencoba tenang dihadapan mereka berdua.

Kalau ayahnya tidak sakit mungkin Sasuke sudah terbang kesana menemui Sakura. Memaki-maki wanita yang bisa-bisa asyik berpacaran sedangkan ia harus mengurus anak bungsunya yang sangat nakal.



Untuk masalah seperti ini bercerita maupun berbicara panjang lebar pasti tidak akan mendapat solusi dari mereka berdua. Ia harus menemui Shikamaru, mungkin pria itu bisa membantu mencari tahu informasi lebih tentang Sakura. Sayang sekali hari ini pria itu sangat sibuk, jarang-jarang ia tidak mengganggunya seperti sekarang ini.

Pria itu butuh libur. Tetapi Sasuke sama sekali tidak tenang. Apa yang mereka lakukan sampai selama itu di negeri orang? Apa mereka berniat pindah kewarganegaraan? Apa Sean sudah tidak ingin bertemu dengannya lagi?

Setelah bertemu ayahnya yang sekarat di ruang ICU beberapa hari yang lalu pria tua itu menanyakan soal Sean. Sasuke tidak bisa menjawab apapun karena ia memang tidak berkomunikasi. Sean adalah anaknya, kalau memang anak itu masih menaruh hormat kepadanya setidaknya beri Sasuke kabar. Dan anaknya tidak melakukannya sama sekali.

Ibunya juga bertanya soal Sakura. Ia hanya diam, tidak tahu apa yang harus dijawab. Melihat kehidupannya lewat sosial media anaknya sebenarnya tidak ada masalah. Yang menjadi masalah sekarang adalah dirinya? Ia sadar dirinya terlalu gelisah akhir-akhir ini ditambah berita tentang Sakura.

Ia meneguk lagi minumannya agar tetap waras. Pernikahan tanpa cinta juga paksaan dari ayahnya yang berakhir dengan perceraian. Ia tidak mencintai Sakura, namun selalu menuntut kewajibannya. Sasuke mengakui Sakura cantik, seksi dan pandai membuatnya puas diranjang , walaupun tidak mencintainya Sakura tetap memperlakukannya dengan baik.

SASUKE - The Antagonist✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang