BAB.11

821 17 0
                                    


Iput kaget bukan kepalang, begitu mendengar kabar mengenai kematian Soleka di desa ngrau. Pemuda itu tak percaya kalau perempuan itu mati. Setahunya ia hanya membuat perempuan itu pinsan. Dan ia yakin, seyakin - yakinnya semalam sebelum ia meninggalkan rumah Bowo. Ia masih  merasakan hembusan napas perempuan itu dijari tangannya.
Kok bisa mati?
Ini pasti ada yang tidak beres. Kepanikan dan ketakutan melandanya.  Dengan hati cemas dan gelisah ia mencoba mencari tahu.

Soleka ditemukan pagi harinya dengan kondisi mengenaskan. Perempuan itu mati dengan kepala hancur di hantam televisi tabung dua puluh satu inci. Membuat kepalanya nyaris terputus dari lehernya. Sementara Bowo diketahui duduk meringkuk dengan kondisi jiwa terguncang.

Pihak kepolisian masih menyelidiki peristiwa yang di duga pembunuhan disertai perampokan.

Desa Ngrau pagi itu gempar dan geger. Kabar mengenai pembunuhan dan perampokkan cepat berkembang. dan tersiar kemana- mana. 

Rumah Bowo masih ramai oleh petugas- petugas kepolisian bagian kriminal.  Garis kuning police line dipasang melintang untuk mencegah orang mendekat ke tempat kejadian perkara.

Orang- orang warga desa ngraubercampur dengan warga desa lainnya  berkumpul mencoba mencari tahu dan mendekat. Mereka berisik dan saling menerka - nerka dengan apa yang terjadi.  

Bowo masih belum bisa dimintai keterangan anak itu masih kelihatan shock dan terguncang jiwanya.  Ia didampibgi oleh seorang polwan untuk menyembuhkan jiwanya terguncang hebat akibat mengalami malam yang mengerihkan untuk ukuran bocah sebelas tahun.
Kedua mata  Bowo terlihat sembab karena kebanyakan menangis. Bocah itu masih membisu tidak mau membuka suara dengan muka ysng terlihat  pucat pasi. Ia adalah saksi kunci akan peristiwa mengerihkan penghilangan nyawa ibu tirinya. Ia butuh perlindungan.

Hedrawan  sejak mengetahui isteri mudanya tewas secara mengenaskan mendadak berubah menjadi  tragis akan kematian isterinya. Lelaki itu bertingkah emosional . Ia menangis meraung- raung tak terkendali. Suatu reaksi abnormal untuk seorang pria yang  sudah pernah ditinggal mati oleh isteri terdahulunya.  Ia bahkan mencoba menghalang- halangi pihak polisi saat akan mengevakuasi jenazah Soleka untuk dibawa . Dibawa untuk dilakukan autopsi sebelum di makamkan.

Bowo mencoba menenangkan kesedihan hati ayahnya. Ia terus memeluk punggung ayahnya agar ayahnya bisa berhenti menangis dan lebih tenang.  Ia tak menyangka reaksi ayahnya akan sedasyat itu. Menangis meraung- raung seperti seorang anak di tinggal mati oleh ibu kandungnya. Seingat Bowo dulu ketika ibunya meninggal karena penyakit kanker darah. Ayahnya bersikap biasa saja malah lebih terlihat tegar , tabah dan lebih terkesan bijaksana. Tapi kali ini beda .  Lelaki itu seperti tak merelakan dan terlihat setengah gila.

Bowo memeluk tubuh Hedrawan erat. Anak itu ikut menangis didada ayahnya. Jujur ia menangis bukan merasa sedih akan kehilangan sosok ibu, tapi ada hal lainnya yang membuat ia menangis. Ia memandang wajah ayahnya yang terlihat sangat kacau.
Ia kuatir dan takut. Efek dari pelet yang ayahnya terima akan berakibat lebih parah. Ia mengkuatirkan kondisi ayahnya.
Akibat dari tewasnya perempuan itu akan bebalik menjadi nasib buruk untuk ayahnya.


Tujuh hari setelah  pemakaman  Ibu tirinya. Iput menemui  Bowo. Ia menunggu anak itu dipinggir ladang tebu. Pagi dimana Bowo pergi berangkat ke sekolah.

Pemuda itu menarik Bowo ke tempat aman tersembunyi. Ia mebawa  Bowo ke tengah ladang tebu.  Dimana tak seorangpun yang bisa melihat keberadaan keduanya
" Jujur padaku, kau apakah perempuan itu?" tanya Iput dengan kalimat penuh penekanan. Pemuda itu menyentakkan tubuh kurus Bowo. "Kau tahu,aku tidak membunuhnya. Aku hanya..."

" Hanya memperk*sanya?" potong Bowo kesal. ," Apa bedanya?"

Mendadak Iput menepeleng keras kepala bowo membuat anak itu meringis kesakitan. Ia mencoba menjauh dari Iput agar pemuda itu tidak semakin berbuat nekat.
" Tentu saja beda. Kau tahu hukuman bagi seorang pembunuh?"

      AlAS ROBAN 4 (pelet Bulu Monyet alas roban)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang