" Jangan !" seru Bowo begitu mengetahui kalau Soleka menurunkan poto almarhumah ibunya dari atas dinding di ruang keluarga. Poto wajah ibunya yang lagi tersenyum. Perempuan itu copot tanpa memberitahu terlebih dahulu.
" Mulai sekarang tidak ada lagi poto ibumu dirumah ini" ujar Soleka dengan wajah terlihat sinis. " Orang yang sudah mati tidak perlu di kenang lagi"
" Tapi itu poto kenangan terakhir ibu!" seru Bowo kesal dan emosi.
" Dia tidak tergantikan"Soleka menepis tangan di muka Bowo. Ia mendekati meja televisi mengambil semua poto milik ibu Bowo yang tergeletak duatas meja,memasukkan poto- poto tersebut ke dalam kardus bekas mie instan. Soleka membawa kardus berisi poto- poto almarhumah ibu Bowo ke belakang rumah.
" aku tak ingin melihat ayahmu sedih begitu melihat poto ibumu ada dimana- mana didalam rumah ini. Di dinding rumah, diatas meja dan diatas rak. Kau tak ingin kan ayahmu bersedih lagi. Dengan menghilangkan semua poto ibumu semua kesedihan ayahmu otomatis hilang"" Kamu jahat!" jerit Bowo tak terima. Ia ingin menangis. Ia tak akan membiarkan Soleka mengambil kendali. Perempuan itu sudah mengedalikan semuanya. Terutama Ayahnya dan sekarang ia ingin menghapus semua kenangan tentang ibunya.
Ini tidak bisa di biarkan. Perempuan gila itu mencoba berkuasa dan mengambil alih.
Bowo duduk berpikir. Bagaimana caranya untuk mengahiri dan mengusir ibu tirinya keluar rumah. Perempuan tersebut sudah tidak benar. Ia bangkit berlari ke belakang rumah.
Ia berjalan mondar- mandir di belakang rumah dengan pandangan ke kardus berisi pigura poto- poto ibunya yang di buang oleh Soleka dibawah pohon pisang. Ia tak rela ibunya digantikan oleh perempuan gila dan seram itu
Bowo mengambil kembali kardus bekas mie instan yang dibuang Soleka membawanya kembali ke dalam rumah. Kardus itu ia letakkan di bawah kolong tempat tidurnya. Ia duduk di tepi ranjang dengan hati sedih dan hancur. Ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Rasa sedih, marah bercampur menjadi satu.Soleka tertawa lepas. melihat reaksi anak tirinya. Perempuan itu sengaja menyetel radio di samping televisi tabung.. Ia memutar- mutar tombol radio mencari gelombang stasiun radio yang menyiarkan lagu- lagu dangdut kesukaannya. Seperti biasa ia tanpa merasa malu akan joget- joget di depan muka Bowo. Parahnya perempuan itu akan melakukan hal- hal yang konyol dan gila sebagai seorang ibu. Ia melakukannya secara segaja,mempermainkan Bowo dengan semua tingkah yang menjurus ke hal yang berbau porno.
Bowo keluar kamar dan berlari kabur dari rumah.
" Mau kemana kau Bowo!" teriak Soleka mengejar Bowo keluar. Bocah lelaki itu ngibrit pergi dengan sepedanya.
Bowo sudah tak kuat menghadapi semua kegilaan ibu tirinya. Ia butuh pertolongan dari seorang yang bisa dimintai tolong.
Tapi siapa?" tanya Bowo bingung.
Ia menghentikan sepedanya. Dan duduk dipematang ladang tebu yang mengarah ke desa pancuran. Sore yang kelabu bagi bowo hatinya begitu kesal dan dongkol.
Udara berhebus sepoi- sepoi menerpa muka Bowo. Ia menghebuskan napas panjang. Wajahnya terlihat murung dan tak bersemangat.Tak berapa lama ia duduk di pinggir ladang tebu.
Muncullah Iput turun dari angkutan umum,Mobil colt doplak. Sebuah mobil colt dengan dua pintu dibelakang dan bangku kayu panjang didalamnya untuk duduk penumpang. Iput terlihat tidak duduk didalam mobil tapi pemuda tersebut bergelatungan. di pintu belakang mobil.
Pemuda itu menghampiri Bowo. Dengan sebatang rokok di jarinya.
" kenapa kmu?" sapa Iput seraya menonjok lembut dada Bowo. " Kau lagi kesal kelihatannya."
ia menghebuskan asap rokok keatas membentuk lubang - lubang yang mrmbubung ke udara. Asap berbentuk donut tersebut akan pecah dan lenyap tertiup angin sore yang terasa sejuk.Bowo mengangguk pelan. Meminta rokok Iput dan menghisap panjang sesaat, sebelum menghebuskan panjang. Bowo terbatuk- batuk sesaat. Membuat Iput tertawa ngakak.
Iput mengambil kembali rokok miliknya dari tangan bocah sebelas tahun itu " Seharusnya kau jangan merokok dulu, ingat kau masih bocah SD, tahu"Bowo kembali duduk diikuti oleh Iput. Mereka nongkrong di pinggir jalan . Tak memperdulikan lalu - lalang mobil yang lewat hendak menuju ke jalan alas roban. Kedaerah bayu putih dan limpung.
Bowo menceritakan semua gudah - gulana dihatinya pada pemuda itu. Semuanya, tidak ada yang luput satupun, dari A Sampai Z.
Termasuk dengan yang di lakukan Soleka mandi kembang di tengah malam. Tak lupa teror sosok monyet." itu sih, parah" ujar Iput setelah Bowo selesai bercerita tentang ibu tirinya yang ganjil. " Menurutku ibumu pakai pelet, perempuan itu telah memelet ayahmu, ibu tirimu melakukan ritual pelet dengan mandi kembang. Dan semedi didalam sangkar ayam " terang Iput dengan kalimat dalam.
" Pelet?" tanya Bowo ingin tahu. Ia tidak tahu apa itu pelet. Kenapa Soleka harus memakai pelet.
"Kau belum mengerti, karena kau masih bocah. Tapi ilmu pelet mampu membuat ayahmu bertekuk lutut didepan ibu tirimu. Apa yang ibu tirimu maui, ayahmu pasti akan memenuhi dengan sekuat tenaga dan jiwanya, ibarat kata seperti kerbau yang di cocok lubang hidungnya. Ia akan menurut"
Kepala Bowo mendadak merasa pusing berputar- putar mendengar semua penuturan Iput tentang ilmu Pelet.
".Terus aku harus bagaimana?"
Iput bangkit dari duduk, mengibaskan pantatnya sesaat. Dengan wajah kelam pemuda itu menarik kerah baju Bowo supaya mendekat wajahnya." Kau mau bantuanku?"Bowo mengangguk ragu.
" Aku mau membantu asal kau ikut serta dalam aksi yang akan kita lakukan"
Bowo mundur sedikit takut dan cemas melihat mimik muka Iput yang mengandung sebuah misteri. " apa yang akan kita lakukan?"
Iput tersenyum penuh rahasia. Pemuda itu menatap kedua mata Bowo tajam. Tatapanya seperti menebus dalam akal pikiran Bowo.
Bowo mencoba melepaskan cengkeraman tangan Iput dikerah bajunya. Ia mundur sejengkal .
Ipul melepaskan kedua tangannya, menepuk bahu Bowo pelan, sebelum pemuda itu berkata dengan suara serak dan mengelegar di gendang telinga Bowo.
"KITA AKAN RAMPOK IBU TIRIMU"

KAMU SEDANG MEMBACA
AlAS ROBAN 4 (pelet Bulu Monyet alas roban)
Misterio / SuspensoKisah Bowo bocah 11tahun yang sering dilecehkan oleh ibu tirinya. Ada hal mistik dan klenik dibalik semua yang terjadi.