BAB.12

790 16 0
                                    


Iput bersenadung, ia menguyur tubuhnya dengan air bak yang ia timba disumur. Ia bernyanyi lagu kereta malamnya artis dangdut sangat terkenal pada zaman itu. Seorang artis idola Elvie sukaesih.
Ia merasa bahagia mengetahui sekarang ini, ia memiliki cukup modal untuk mengajak pacarnya menikah. Bukankah ia punya segepok perhiasan emas, meskipun dari hasil merampok. Tapi itu sudah cukup untuk  mengadakan pesta pernikahan yang boleh dibilang mewah untuk ukuran  pemuda kampung yang kerjaan sebagai juru parkir. Sebagian perhiasan itu akan ia jual dan sebagaiannya untuk mahar atu mas kawin.

Rasa gembira dan bahagia terlempar jauh begitu Iput kembali terhempas ke masalah besarnya. Merampok dan memperk* sa perempuan bernama Soleka dari desa Ngrau. Sejauh ini ia masih merasa aman. Aksinya merampok dan memperk* sa belum terendus oleh polisi. Ini karena bocah tolol itu, ya siapa lagi kalau Bowo. Anak itu pasti telah bertindak gila membunuh ibu tirinya dengan cara yang tidak bisa ia banyangkan. Menghantam kepala dengan televisi dua puluh satu inci.
Anak itu gila!
Gila!
Iput berteriak kesal. Membuat adik
Perempuannya Cituk berlari menghampirinya ke sumur belakang.
" Pergi!" hardik Iput dengan menyembor adiknya dengan air segayung.

Cituk berlari tertawa." Cepat bang, Aku juga mau mandi dan pergi ke sekolah!"

Iput tak perduli, otaknya masih tertuju pada Bowo. Ia memutuskan untuk terus mengawasi gerak - gerik bocah itu. Kalau perlu setiap hari ia akan menghukum anak itu dengan Menedang dan memukul. Itu ia lakukan guna menakuti dan membuatnya tetap bungkam dan tutup mulut.

Iput berdiri menyabuni lengannya yang bertatto naga. Mengosoknya kecang dan kuat. Seakan - akan tatto tersebut akan pudar dengan ia mengosoknya. Ia berniat pagi ini akan kembali menunggu Bowo ditempat biasa. Dipinggir ladang tebu. Menarik bocah itu membawanya ke tengah ladang untuk sekedar mejitak kepalanya. Yahhh, sedikit memukul perut dan menedang kakinya. Suatu keasik tersendiri buat Iput untuk saat itu. Kalau Bowo tetap diam semua akan aman . Rahasia tetap tertutup rapat.

Selesai mandi, ia secara santai tidak terburu- buru ia berganti pakaian dengan pakaian dinasnya sebagai juru parkir. Dengan kaos di padan dengan rompi warna cokelat ia tampil pede tak lupa sebuah topi bergambar lidah Mike jagger. Akan terlihat kesan kalau dia boleh dibilang preman desa pancuran.

Iput berjalan keluar rumah menuju kedepan gapura desa pacuran. Letaknya lumayan jauh. Ada sekitar seribu meteran.
Tak jauh dari letak rumahnya . Pemuda itu melihat kesibukan orang- orang yang tengah memasang tenda terpal didepan sebuah rumah. Sepertinya akan ada suatu hajatan besar . Biasanya sebuah hajat pernikahan. Disisih yang lain dirumah yang sama beberapa orang sibuk memasang speaker besar. Kalau orang setempat menyembutnya Nggek- nggok. Pengeras suara itu akan mengumandangkan lagu- lagu gambus pertanda bahwa dirumah itu sedang berlangsung suatu pesta pernikahan . Sebagai pertanda untuk yang diundang bisa gampang mengetahui letak rumah sang pengundang hajatan. Lagu- lagu gambus atau lagu dangdut berirama gembira akan di putar terus- terusan hanya dijeda saat waktu sholat .

Benar saja tak lama berselang sebuah lagu dari grup Nasida ria berkumandang dari tiang speaker tersebut. Sebuah tembang yang lagi hitz,tembang berirama gambus berjudul Abad dua satu.'  menceritakan Dimana semua serba pakai mesin. Mau makan dan minum dilayani oleh mesin'.

Iput berjalan menyapa beberapa orang tetangganya yang dikenalnya. Dengan langkah selengkehan ia berusaha menujukan pada orang- orang kampung wibawanya sebagai seorang pemuda yang disegani dikampung pancuran.
Ia sejenak membantu seorang bapak- bapak yang sedang merapikan letak barisan honda- honda yang berjejeran di depan jalan si empunya hajat. (ingat semua orang menyebut semua merk motor dengan sebutan honda)

Iput bersiul mengikuti alunan lagu yang sedang berkumadang dilangit desa pacuran. Alunan musik gambus membahana ke seluruh penjuru desa.

Ditengah jalan Pemuda itu berhenti untuk  menyulut sebatang rokok. Ia berdiri asik menghisap asap rokok mencoba menikmati suasana pagi didesa tempat kelahirannya.

      AlAS ROBAN 4 (pelet Bulu Monyet alas roban)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang