Chapter 01

27 5 0
                                    

"Seniman muda Nadine Bayzaa Hussain sedang mengadakan pertemuan dengan salah satu sutradara ternama di Indonesia yaitu Bapak Edgar Winata, apa yang sedang mereka rencanakan? Akankah buku monolog yang saat ini sedang banyak dibicarakan akan di jadikan sebuah film? Semoga saja sesuai dengan harapan para penggemar ya"

Suara para wartawan dan reporter memenuhi sebuah tempat yang saat ini sedang dikunjungi oleh Nadine dan juga Bapak Edgar. Sejak tadi seorang anak berusia 5 tahun mencoba memanggil Nadine yang masih mengobrol dengan bapak Edgar.

"Bundaaa... Bundaaa" Teriak anak itu.

Namun suaranya tidak terdengar karena keramaian, seorang pria mencoba mendekati anak lelaki itu.

"Bentar lagi bunda selesai, kita tungguin ya" Katanya sambil menggendong anak itu.

Setelah beberapa menit Nadine baru menyadari bahwa anaknya menghilang.

"Cel...." Teriak Nadine.

Celvin menoleh sambil tersenyum ke arah Nadine.

"Itu bunda" Ucap Celvin.

"....."

[Back to 2019]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Back to 2019]

Hari ini merupakan hari pertama Nadine tiba di Bandung, ia menghirup udara pagi ini dengan senyuman yang melebar. Bandung terkenal dengan kota yang sejuk, namun kata Ayah Pidi Baiq:

"Dan Bandung bagiku bukan cuma masalah geografis, lebih jauh dari itu melibatkan perasaan yang bersamaku ketika sunyi."

Suara alarm yang sedari tadi berbunyi membuat gadis itu mengakhiri mimpi indahnya dan segera membuka mata untuk mewujudkan mimpi tersebut. Matahari terselimuti awan pekat, tak ada sinar matahari yang mampu menembusnya, gelap layaknya perjalanan yang telah terjadi sebelumnya.

Dengan sedikit semangat ia beranjak bangun dari tempat tidur mencoba menapakan kaki yang masih lemas. Menuntun langkah segera turun menuju ruang keluarga yang masih berantakan. Pagi yang mendung ini membuat Nadine rasanya ingin bermalas-malasan saja di kamarnya, namun itu tidak mungkin terjadi karena Nadine dan keluarganya baru saja pindah ke Bandung, rumah masih dalam keadaan kotor dan belum tertata rapi.

"Hari ini kakak bantu bunda beres-beres rumah ya" Ucap wanita umur sekitar 40 tahun yang memiliki paras cantik khas Melayu.

Bunda Nadine asli keturunan Melayu namun besar di Bekasi, sedangkan Ayahnya asli Sunda besar di Bandung.
Sebelumnya Nadine tinggal di Bekasi dan akhirnya pindah ke Bandung karena Ayah Nadine mendapatkan proyek besar di Kota Bandung.

Putri satu-satunya itu mengangguk sambil menyeruput kopi yang merupakan minuman favoritnya. Bagi Nadine kopi merupakan setetes kenikmatan yang jatuh dari surga.

Monolog | TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang