***
Mood Abel hari ini benar-benar berantakan bagaiamana tidak, tiba-tiba orang tua Abel berkunjung ke apartemen selepas Abel mengantar Javier ke sekolah. Ada banyak hal yang mereka bicarakan hingga menimbulkan cek-cok, belum lagi pertanyaan kapan Abel menikah membuat Abel muak-semuaknya.
Pembahasan itu lagi itu lagi, padahal seharusnya ada banyak hal yang perlu dibahas selain pertanyaan kapan Abel menikah. Karena memang pada dasarnya keluarga nya itu bercermin lebih baik menikah muda, daripada menjadi perawan tua karena tidak laku. Padahal sekarang jaman sudah berkembang, tidak harus selalu menikah muda, bahkan dalam beberapa tahun terakhir ini saja diindonesia mengalami penurunan angka pernikahan.
Abel bukannya tidak ingin menikah, Abel hanya menunda. Ada banyak hal yang Abel pikirkan sebelum terjun kedunia pernikahan, karena bagi Abel menikah bukan hanya sekedar satu tahun atau dua tahun tapi seumur hidup. Abel juga tidak ingin anaknya nanti merasakan apa yang Abel rasakan dulu, Abel ingin ketika ia memiliki anak nanti semuanya sudah lengkap, dimulai dari paling dasar yaitu kasih sayang orang tua yang tidak membeda-bedakan termasuk bagaimana masa depan anaknya yang terjamin sampai dewasa.
Selain itu juga Abel belum mengejar semua mimpi-mimpi nya, bahkan untuk menemukan tambatan hati yang pas saja belum. Daripada mood nya semakin buruk, saat siang hari atau lebih tepatnya saat jam makan siang tiba, Abel memutuskan untuk pergi ke mall sendirian tanpa ditemani Irish— sekretarisnya.
Saat tiba di mall tujuan Abel yang pertama kali adalah outlet milkshake, hari ini benar-benar panas sesuai dugaan Abel pagi tadi, jadi akan lebih baik melepas dahaga dengan segelas yang manis-manis apalagi kalau bukan milkshake oreo.
“Hi, Abel.”
Abel yang tengah menunggu milkshake nya yang sedang dibuatkan, seketika menoleh ketika seseorang memanggil namanya. “Hi, Mas.”sapa Abel balik, seseorang itu adalah seorang pria dengan seragam aparatur negara yang pernah bertemu secara tak sengaja dengan Abel beberapa minggu lalu saat berada dipantai, kalau tidak salah namanya adalah Naresh.
Naresh diam-diam mengulum senyumannya ketika mendengar Abel masih memanggilnya dengan sebutan Mas, sama seperti saat pertama kali mereka bertemu. Memang tidak ada yang special bagi orang lain kalau hanya sekedar memanggil Mas, tapi beda lagi dengan Naresh apalagi jika yang memanggilnya Mas adalah Abel, seperti ada ribuan kupu-kupu yang siap meledak dihatinya.
“Kamu sendirian aja?”
Abel menganggukkan kepalanya. “Iya, Mas. Saya sendirian aja, Mas juga sendirian juga, ya?”tanyak Abel balik, sambil melihat kearah lain barangkali Naresh sedang bersama seseorang.
“Iya saya sendirian, kebetulan hari ini lagi libur dan juga sekarang lagi mau makan siang. Eh tau-taunya malah ketemu kamu disini.”ujar Naresh sambil terkekeh ringan bahkan Abel juga terkekeh seperti Naresh, seolah-oleh ada magnet yang menariknya agar ikut tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗝𝗔𝗘𝗪𝗜𝗡 : 𝗦𝗨𝗚𝗔𝗥 𝗠𝗨𝗙𝗙𝗜𝗡'𝗦
Fanfiction[ 𝙍𝙤𝙢𝙖𝙣𝙘𝙚 18+ ] Jung Jaehyun x Kim Winter *** Javier remaja tampan dan kaya raya berakhir bernasib malang akibat dari tindakan bodohnya, Javier diusir dari rumah dan seluruh fasilitasnya dicabut, bahkan marga keluarga diakhir nama Javier pun...