19

12.3K 1K 6
                                    

Bulan malam ini begitu indah, menari dengan gemulai di langit gelap bersama bintang-bintang. Mereka menjadi saksi dari canda dan tawa antara dua sejoli yang berada di bawah nya, menikmati dingin nya angin malam di atas motor kala sedang menuju rumah Rafa.

"Kata Bian kemaren, lo tuh gila deh." Ujar Rafa memulai percakapan.

"Kenapa kok bisa gila?"

"Soalnya ngejar gue ugal-ugalan banget, gak bisa biasa aja." Balas nya tanpa sensor, Dika terkekeh.

"Cinta itu kayak kentut, kalau di tahan malah menimbulkan sakit." Ucap Dika.

"Beneran gila," gumam Rafa.

"Tapi, gimana kalo gue tuh asli nya modelan kaya jelangkung?" lanjut nya, Dika sedikit berpikir.

"Kalau jelangkung'e kamu, datang aku jemput, pulang aku anter deh."

"Cih, paling kalo gue jelangkung asli no hoax, lo bakal lari terbirit-birit." Cibir Rafa berasumsi.

Ia mendongak untuk menatap bulan dan bintang yang bersinar terang di angkasa, sudut bibir nya perlahan naik. Rafa tersenyum, entah perasaan menenangkan apa yang ia rasakan.

Rafa merasa rasa sepi yang biasanya menjalar di hati nya setiap malam, mulai terisi dengan kesejukan.

"Iya, lari ke kepelukanmu." Balas Dika.

"Idih-idih, najis. Kalo lo ngedeket satu meter, gue makan lo!" ancam Rafa menakut-nakuti, justru Dika malah tersenyum kecil.

"Dek Afa kanibal?" tanya Dika.

Rafa mengerjap-ngerjap pelan. "Apa lo bilang tadi?"

"Kanibal?"

"Bukan, sebelum itu!"

"Dek Afa?" ulang Dika berhasil membuat pipi Rafa sedikit memerah karena panggilan lucu itu.

"Apaan deh, alay banget manggil nya kek bocah gitu." Protes nya.

"Alay gini, idamane juga jamet."

"Siapa jamet?" sungut Rafa.

"Kamu, Rafael Adarya Prawangga." Balas Dika menyebut nama Rafa dengan lengkap, lelaki yang sedang di bonceng nya itu menahan untuk mengulas senyum.

"Gue cowok cool ya, enak aja! lo tuh, udah alay, jamet lagi."

"Kamu jamet, aku alay. Saling melengkapi, ya." Dika tersenyum kecil.

"Dibilang, gue nggak jamet!"

....

Keduanya telah sampai tujuan, Dika juga sudah memasukan motor tersayang nya di dalam bagasi atas dasar perintah Rafa.

"Kak?" panggil Rafa pelan, ia membuka pintu kamar Nia untuk memberikan pesanan nya.

Namun, ia tidak melihat sang kakak. Rafa mengerutkan kening nya. "Kak Nia? dimana?" ujar Rafa, ia sedikit meninggikan suaranya.

"Bentar!" balas seseorang dari dalam kamar mandi, Rafa menghela nafas lega. Ia kira, kakak perempuan nya itu di culik alien.

Ceklek...

"Fa? gimana makanan yang gue pesen?" tanya Nia ketika ia keluar dari kamar mandi, Rafa menunggu beberapa menit di dalam kamar nya.

"Nih, gue beliin ayam lunak. Gapapa, kan?" Rafa sodorkan sebungkus makanan di dalam plastik bening.

"Gapapa, udah laper banget gue."

Mas Dika! [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang