"Ingat, jangan memaksa seseorang untuk selalu memberi apa yang kita mau."
....
"Enteng banget lo, sial. Udah bikin gue kelimpungan gini, main ngilang aja," gerutu Rafa saat berjalan sembari menendang kerikil dijalan.
Remaja itu sedang memperhatikan Dika yang sedang berjalan entah kemana sembari menjinjing tasnya menggunakan satu tangan.
Matanya mengikuti arah tujuan Dika dengan penasaran. Setelah beberapa waktu tidak menegur sapa, apa saja yang dilakukan pria tersebut selama ini?
Kala itu pula, seorang remaja yang seumuran dengannya datang dari belakang berusaha mengagetkan.
"Duar!"
"Rupa-rupa warnanya!" ujarnya cepat saat terperanjat.
Bian tertawa puas menerima respon random dari sahabatnya itu, hingga mendapat tatapan sinis dari Rafa yang kesal karena sedang asik melihat seseorang justru dipermalukan seperti itu.
"Anjing ya, lo!"
Lelaki itu kembali terkekeh mendengar umpatan Rafa, lalu memegangi perut dan berujar, "lagian, liatin apaan sih sampe nggak fokus gitu?"
"Kepo aja hidupnya," balasnya memutar bola mata.
"Ya elah, gitu amat lu mah sama gue. Sekarang mainnya rahasia-rahasiaan," sosor Bian dengan bersedekap dada.
"Alay banget sih, Bima!"
"Rangga mah! katanya kawan, kok ... gak mau bewan," ujarnya asal dengan sedikit jeda di akhir kalimat.
"Sejak kapan lu ngajak bewan, anying!" protes Rafa kesal.
Lelaki itu berdecak setelah melihat Bian yang hanya cengengesan. Atensinya kembali mengarah ke tempat Dika yang tadinya berdiri.
"Lah, si anjir! ilang, 'kan!"
"Gara-gara lo, nih!" lanjutnya, Bian yang hanya plonga-plongo menatapnya.
"Gue salah apa, pantek!" sungut Bian menunjuk diri sendiri.
Rafa tersenyum masam, menghela nafas sebelum berkata dengan nada memelas. "Gini amat, hidup dilingkungan manusia. Untung gue malaikat," ujarnya dengan percaya diri sebelum mendapat sentilan kecil di daerah kening dari sang kawan.
"Sadar, kalo lo jadi malaikat, bakal berantakan tuh surga yang ada."
"Jahat amat," ucapnya mengerucutkan bibir.
"Kayak lu baik aja sama gua," timpal Bian berhasil membuatnya menunjukkan cengiran kuda.
Seketika ekspresi wajahnya berubah seperti semula saat kembali melihat Dika sedang berjalan keluar gerbang. Tanpa sepatah kata, Rafa meninggalkan Bian untuk mengikuti lelaki tersebut membuat kawannya terheran-heran.
"Woi, Fa! mau kemana!" teriak Bian saat melihat Rafa mulai berjalan cepat meninggalkan dirinya.
"Ga usah ikut!" balasnya tanpa berhenti.
Remaja itu menggelengkan kepalanya, memilih untuk melihat punggung Rafa yang semakin menjauh dan terkekeh kecil. Lalu berjalan, lebih baik pulang dan tiduran dirumah daripada mengurusi anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Dika! [SEGERA TERBIT]
Ficção Adolescente[Sebagian Part Diunpublish Untuk Kepentingan Penerbitan] Gimana jadinya kalo lo dicintai secara ugal-ugalan sama mas-mas Jawa? Start: 12/02/24 End: 08/06/24