Gimana harinya?
Sad or happy?Happy reading💘
---
---"Hobinya kasih harapan terus. Kasih kepastiannya kapan?"
-gmtng
---
---Hujan lagi-lagi melanda Jakarta sejak pagi tadi. Untungnya, Dhira sudah siap siaga membawa payung serta jas hujan di dalam tasnya. Jadi, jika sewaktu pulang nanti masih hujan dia tidak akan pusing bila akan kebasahan.
"Wih keren. Emang ya, kerajinan kalau yang buat itu Rangga Dwi Arnanda itu selalu bagus." ujar Rangga bangga.
"Pasti nilai gue 200!" lanjutnya lagi.
Putra yang berada disampingnya pun menempeleng kepala temannya itu.
"Ngimpi amat."
Rangga yang tak terima pun membalas menempeleng Putra.
"Yeu! Gini-gini juga pinter, gak macam lo yang beban kagak bantuin gue! Mau enaknya aja lo."
"Gue bantuin ye!" bantah Putra tidak terima.
"Bantuin apa?" tanya Rangga bingung, seingatnya Putra tidak membantu sama sekali. Anak itu datang ke rumahnya hanya untuk tiduran dan main game sama sekali tidak
"Bantuin doa, awoakaoakaok." balas Putra diakhiri tawa yang mengesalkan. Mereka berdua berakhir dengan adegan kejar-mengejar.
Kelas memang selalu ribut, ada guru maupun tidak pasti akan tetap ribut. Anak kelas 10 saat ini memang sedang disibukkan dengn bermacam tugas teori maupun praktek. Terlebih yang berhubungan dengan seni dan kerajinan, belum lagi dengan tugas merangkum yang seabrek itu.
Mereka sebentar lagi akan menghadapi PTS, bukannya santai dan belajar dengan indah tapi malah disibukkan dengan berbagai macam tugas.Sebagai murid, jelas mereka tak bisa membantah. Mereka hanya mampu mengeluh setiap saat dan tetap mengerjakan tugas walaupun molor dan keteteran terus.
Sama seperti kelompok Dhira yang kini sedang panik dan gelisah karena belum selesai mengerjakan tugas mereka.
"Dhira." panggil Haikal.
Cewek itu menengok. "Gimana, Haikal?"
"Sorry buat kemarin, ya. Gara-gara gue tugas ini jadi berantakan." sesal Dhira.
Haikal menggeleng. "No. Bukan salahmu. Gue tau kemarin lo mau gak mau harus nurutin kemauan Ketos belagu itu."
"Ketos belagu?" ujar Dhira dalam hati.
"Nanti gue nego sama Bu Endah biar dikasih waktu sehari atau dua hari." ujar Haikal.
Dhira hanya mengangguk. "Bu Endah disiplin banget kalau masalah tugas. Kita bisa dicincang habis sama beliau."
"Kalah dihukum gak apa lah, ya? Kita dihukum bareng." kata Haikal.
Tak lama setelah mereka berbincang, bel tanda masuk berbunyi dengan kencang. Seluruh murid dikelas Dhira lantas bergegas duduk di tempat masing-masing untuk berdoa.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHAKADHIRA [#1SERIES GARDAPATI]
Teen Fiction"Emang HTS bisa awet?" Shaka dan Dhira, dua remaja yang terjebak dalam hubungan tanpa status. Hubungan rumit mereka berjalan dengan baik. Tapi apa HTS memang bisa berakhir bahagia? "Mari ikut aku! Kuantar kau dalam imajinasi tak terbatas yang ku p...