2. SHAKADHIRA [AWAL II]

52 6 2
                                    

Happy Reading💘
---
---

"Kenapa pelajaran sejarah lebih mudah dari matematika?

Karena mengenang masa lalu lebih mudah dibanding memperhitungkan masa depan."

---
---

"Target melarikan diri."

Mendengar itu Shaka menggebrak meja. Ruangan itu seketika senyap.

"Barang bukti, mana?" tanya Shaka. Lelaki itu masih menahan amarahnya.

Abizar tertunduk. "Kami gak sempat ambil, rumah itu roboh begitu api menyebar kedalam."

"Bintang sempat mau ambil. Tapi karena keadaan makin runyam dan kondisi panas, gue langsung tarik dia." jelasnya. Abizar agak gelagapan.

Shaka menarik napas panjang. "Siasati besok lagi. Sekarang pulang dan istirahat. Dan untuk yang luka-luka, kalian obati di tempat biasa."

Anggota Gardapati menggangguk serentak. Shaka mengambil kunci motornya dan berlalu keluar. Lelaki itu melajukan motornya, membelah jalanan Jakarta dengan pikiran yang ruwet.

Disisi lain,

"BUNDA, INI IKAN NYA LONCAT-LONCAT!"

"BUNDA!!!"

Berisik. Satu kata itu menggambarkan kondisi kost-an Dhira saat ini. Gadis muda itu tengah belajar memasak. Iya, Dhira gak bisa masak, bisanya makan saja. Agak telat memang, seharusnya dari jauh-jauh hari dia belajar. Hanya saja, dia mager.

"INI DITUTUP WAJANNYA, SUBHANALLAH DHIRA." teriak Arumi, Bunda Dhira.

Ibu-ibu ini paling rempong kalau sudah menyangkut tentang anakknya.

"Makanya kemarin belajar, udah sampe sini baru mau gerak. Ntar Bunda pulang makan apa kamu?" omelnya panjang, Dhira menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Beli aja lah Bun, repot amat." jawab Dhira santai.

Arumi menggeplak Dhira dengan spatula yang dipegangnya, membuat Dhira mengaduh kesakitan.

---

"Pagi semuanya."

"Pagi Pak!"

"Pagi ini kalian kedatangan teman baru. Naadhira silakan masuk."

Pak Riyadi, guru sejarah sekaligus Walikelas mereka mempersilakan masuk siswi baru itu. Kelas menjadi ribut.

"Hai semua! Saya Divya Naadhira, pindahan dari Palembang. Salam kenal semua!" sapa Dhira ceria.

Sapaan itu dibalaskan riuhan ribut. Membuat Pak Riyadi menghempaskan mistar kayu pada meja guru.

"Sudahi ributmu. Ayo kita belajar sejarah!" ujarnya riang. membuat para murid mengeluh seketika.

"Dan untuk Dhira, silakan duduk dengan Helena." Pak Riyadi mengarahkan jarinya pada tempat duduk yang dimaksud.

SHAKADHIRA [#1SERIES GARDAPATI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang