Wonder (Choi Beomgyu x OC)

Chapter Bonus : Part 5 (End)

Pairing: Beomgyu x Female OC

Word count: 5k

Aku mengejarnya.

Perasaanku tidak seremeh itu.

Sudah kubilang sedari awal, aku menyukainya. Sekali pun, aku tidak bisa bertemu atau melihatnya.

Aku melihatnya sih, dari foto-foto yang dikirim Kak Soobin atau Kak Jisoo.

Aku mempertahankan gelangku dan mengabaikan semua gadis-gadis yang berusaha mendekatiku. Aku tidak bisa membiarkan hatiku hilang diambilnya begitu saja. Dia, harus membawa hatiku pulang.

Aku mulai memperbaiki cara belajarku dan berambisi kuat untuk bisa satu universitas dengannya.

Aku selalu bertanya kabarnya melalui Kak Soobin dan dia selalu mengatakan hal-hal lucu untukku. Kak Soobin sering memberitahuku kalau Kak  Gaeun diam-diam selalu bertanya bagaimana kabar sekolah sekarang-sekarang ini. Terkadang, ia secara gamblang menanyakan tentang diriku, apakah masih bermain dengan Kak Soobin atau tidak.

Kak Soobin bercerita kalau dia sengaja memberitahu Kak Gaeun kalau dirinya masih sering berhubungan denganku.

Itu menggemaskan, karena aku bahkan bisa membayangkan bagaimana wajah merengutnya ketika Kak Soobin berkata demikian. Karena jelas akan terlihat penasaran.

Tetapi, yang mengejutkan adalah, kakakku sendiri, Choi Yeonjun menjadi mentor pada kegiatan inisiasi mahasiswa baru. Aku baru tahu setelah Kak Soobin berkali-kali melihat kalau Kak Gaeun sering pergi bersama Kak Yeonjun untuk berjalan-jalan.

"Kak, kau sehabis pergi bersama siapa?" tanyaku waktu itu ketika melihatnya baru saja pulang setelah pergi berjalan-jalan. Jelas dengan siapa.

"Ah itu, adik tingkatku. Dia sempat menjadi anak yang kubimbing ketika inisiasi kampus."

"Siapa namanya?" Aku masih bertanya padanya.

Alisnya tampak mengerut dan mengangkat sedikit serta bibirnya juga ikut memanyun maju. Sepertinya dia bingung dengan tingkahku.

"Han Gaeun?" jawabnya pelan.

Aku menghela napasku kecil mendengar namanya. "Dia gadis yang sering kuceritakan padamu, kak."

Mata Yeonjun dan mulutnya terbuka lebar ketika aku berkata seperti itu. "A-ah, dia? Kau tidak memberitahuku dari awal!"

Aku menggelengkan kepalanya pelan, sembari memijat pelipisku pelan. "Lalu, kau mau bagaimana?"

Kak Yeonjun terlihat masuk ke dalam dapur dan meminum air putihnya. Aku masih mengikuti dirinya. "Aku? Aku menyukainya."

Jawaban tak terduga dari kakakku sendiri membuat mentalku runtuh seketika. Bukan ini yang kuharapkan.

"Kau berharap aku mengalah?" Yeonjun membalikkan tubuhnya sembari memandangku lekat.

"Aku belum menemukan alasan mengapa aku harus berhenti melakukannya. Selama aku dekat dengannya, dia tidak punya siapa pun yang terlihat disukainya."

Aku mengacak rambutku, tak percaya dengan apa yang kakakku katakan. Ini pertama kalinya aku terlibat perang dingin dengannya. Kakakku masih terus berusaha mendekati Kak Gaeun sementara aku masih harus menunggu sampai aku masuk ke universitas itu.

Tentu saja aku mati-matian belajar. Kak Yeonjun tahu itu tetapi ia tetap melakukan keinginannya. Selama Kak Gaeun belum mengatakan perasaannya untuk siapa, dia masih berusaha melakukannya.

Kak Soobin sampai menegurku karena selalu pulang larut malam untuk masuk ke universitas yang sama dengannya. Tidak hanya itu, berkali-kali aku jatuh sakit dan mimisan karena terlalu capai. Otakku tidak sepintar itu dibanding dirinya jadi aku harus belajar lebih keras.