Bab 10

853 56 3
                                    

happy reading sayang♥️




"tuan dia akan keluar dari gedung itu sekitar pukul 11.23"

"besiap siap lah, jika bisa tembak pas di kepalanya"

Jeno sudah tau keberadaan sungchan, cukup mudah karna anak itu pernah ada di tangannya.

walau ia tau semua data yang ada saat dia bekerja di rumah Jeno adalah palsu. tapi Jeno sudah sangat sangat hafal dengan dia.

Jeno tak menerima orang asal asal untuk bekerja di bawah naungan nya, ingat dia mafia.

sudah 2 hari dia mengincar rumah sungchan, dia juga melihat bagaimana chenle berusaha turun dari lantai 2 kamarnya.

tapi tidak mudah baginya untuk mendapat ti chenle lagi, sungchan juga cukup jago dalam bidang ini.

entah entah ada sinar transparan yang memberi sinyal jika ada penyusup, dan penjaga bisu yang siap menembak kan pelurunya menembus kepala Jeno.

uhh cukup ngeri, Jeno masih ingin tidur memeluk istrinya.

mobil Porsche putih keluar dari rumah itu, Jeno melihat ada chenle yang menunduk di kursi belakang dengan sungchan di samping nya.

entah mau kemana tapi peluru anak buah Jeno menembus ban mobil itu.

sungchan yang berada di dalam mobil langsung melihat sekitar, dia tau jika banyak orang di sini, maka dari itu dia sudah siap dengan segalanya.

sungchan melangkah keluar dengan chenle di depannya, dan tiba tiba

"akh sungchan"

chenle terkejut saat sungchan tiba tiba mengarahkan pisau lipat pas di lehernya.

"sungchan jangan"

chenle berusaha tenang, ini bukan situasi untuk kau meronta rongak jika tidak mau pisau itu meng iris pembuluh darah mu.

"keluar lah, atau Ku bunuh dia"

tak ada suara di antara pepohonan rindang itu, sungchan mendekat kan lagi pisau itu sampai benar benar menempel pada kulit putih chenle.

"keluar lah, manusia penakut"

dor! dor! dor!
dor!

tembakan Deni tembakan tiba tiba mengerah pada Subchan, hingga lengan kanan nya terkena, dan tak sadar menjatuhkan pisau lipat itu di depan chenle.

chenle takut, sangat takut, tapi dia dengan kesadaran penuhnya, mengambil pisau itu, dan

jleb!

"hiks maafkan aku sungchan"

DOR!

"AKH sakit"

tajam pisau lipat itu menembus kulit dada sungchan, dan satu peluru dingin mengenai pinggang chenle.

Jeno kuwalahan, untuk menembak semua pertahanan sungchan, hingga tak sadar bahwa sang menantu sudah terkulai lemah di samping jasad sungchan dengan darah yang terus keluar.

"akh sakit, hiks Jisung"

Jeno berlari ke arah chenle.

"ayah"

"chenle bertahan lah"

satu mobil keluar dari semak itu, dengan anak buah Jeno yang menyopirnya.

dengan kecepatan penuh, dengan mobil yang terkena peluru bekali kali.

Jeno sampai di rumah sakit pribadi nya.

"Kun selamat kan dia dan anaknya"

"akan ku usahakan"

Jeno dengan cepat mengambil ponselnya dan menghubungi Jisung.














***










3 jam berlalu, dan operasi belum juga selesai.

Jisung Jeno jaemin menunggu diam di depan ruangan, Jisung berdiri menghadap pintu Operasi, berharap Tuhan memberinya mukjizat, walau dia tak pernah berbuat baik.

"trimakasih"

Jeno hanya diam saja, ini keluarga canggung bet dah.

Kun keluar dari ruang operasi.

"chenle baik baik saja, dia dan anaknya selamat, walau banyak darah yang dia keluarkan, tapi chenle sangat kuat. mungkin chenle akan koma beberapa waktu, ku yakin tidak lama. trimakasih"

sesudah chenle di pindahkan ke kamar inap, Jeno dan jaemin pamit pulang, Jeno yang belum selesai dengan urusannya, dan jaemin yang akan memasak dan membawa baju ganti unyu chenle dan Jisung.

tinggal mereka berdua di kamar ini. Jisung meletakkan kepalanya di sisi kanan ranjang chenle, ia menyibuk sedikit kaus rumah sakit chenle dan melihat anaknya.

Jisung memainkan tangannya di di perut chenle. entah mengapa mual dan pusing nya seketika hilang saat Jisung sudah melihat chenle.

"Hay anak kecil, kau kuat sekali, apa kau ingin menghajar Daddy karna sudah menyakiti bunda mu hm"

Jisung berbicara dengan anaknya, Jisung berfikir dia tanpa chenle sebentar saja sudah seburuk itu, apalagi jika chenle benar benar tidak ada di hidup nya. pasti tidak ada Jisung yang sekarang.

"aku tulus meminta maaf kepada mu le, mama benar aku bodoh, bodoh tidak bisa menjaga mu selama ini. dan ayah benar, aku tidak bisa mengerti kamu"

Jisung mencium tangan mulus itu, dan berdoa agar kesayangan nya ini cepat membuka kelopak mata indah itu.













Jisung mencium tangan mulus itu, dan berdoa agar kesayangan nya ini cepat membuka kelopak mata indah itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


MY STORY
JICHEN
8 APR 24

my angel [JiChen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang