Bab 6

903 52 5
                                    









2 bulan kemudian

"Jisung!!!! sakit!"

"diam!!"

Jisung menarik tangan chenle dengan kuat, dan di hempaskannya chenle ke teras rumah mereka.

"keluar dan jangan kembali!!!!"

"hiks apa maksud mu, ji aku tidak salah di sini"

air mata chenle terus menerus jatuh dari siluet cantiknya. mencoba menjelaskan bahwa dia tak salah di sini.

"aku tidak butuh jalang di rumah ini!!"

"aku buka jalang Jisung!!, kenapa kau secepat itu mengambil kesimpulan!"

kejadian beberapa jam yang lalu, ketika chenle dengan pria lain tak sengaja terlalu dekat, dan itu ketahuan oleh Jisung yang sedang dalam kondisi hati yang buruk.

pria itu tamu Jisung, lebih tepatnya tamu bisnis, ayah Jisung yang mengundang nya, untuk memberi penjelasan bahwa tahta nya telah berpindah pada anak semata wayangnya.

tapi malah petaka yang muncul, Jisung murka, satu tarikan membuat orang itu mundur beberapa cm dari mereka berdua.

tamu itu pulang dengan bingung dan sedikit terkejut, sedangkan kedua orang itu masih saja bertengkar.

"kau dan orang sialan itu tidak punya etika!, pergi kau chenle aku tak mau melihat wajahmu lagi!"

brak!!!!

suara keras dari pintu yang di tutup Jisung membuat chenle sedikit terkejut.

"Jisung maafkan aku, Jisung buka, Jisung!!!"

dor dor dor

chenle duduk di depan pintu sambil menangis, ini masih sore tapi Langi terlihat sangat gelap, sepertinya akan ada badai.

dan benar saja, hujan deras mengguyur Kota Seoul, chenle masih duduk sambil memeluk lututnya, dingin sekali, embun hujan mengenai dirinya.

"hiks dingin, akhh!"

tiba tiba chenle merasa bahwa perutnya sangat sakit, entah karna apa, perasaan dia sudah makan tadi.

"aduh hiks sakit!"

pucat pasi wajah putih itu, menandakan bahwa itu benar benar sakit.

1jam badai masih saja menderu, chenle sudah terbaring dengan sedikit basah karna embun yang di bawa angin ke arahnya.

samar samar chenle melihat sorot lampu mobil yang mendekat, sebelum gelap menelan malam ini.

-----

"pelan pelan sayang, kau seperti di kejar maling saja"

"diam firasat ku tidak enak"

jaemin segera turun dari mobilnya, dan membawa payung untuk menjumpai putranya.

"omo! yak! chenle!!!, ini kamu sayang??!!!. JISONG!!!!!!!!!"

Jeno yang berada di samping istri nya ikut panik, dan sedikit terkejut dengan teriakan melengking itu.

jeno segera menggendong chenle, dan jaemin yang berusaha menggedor, lebih tepatnya mendobrak pintu besar milik Jisung ini.

"berisik sekali"

sebelum Jisung membuka sempurna pintunya, ia sudah di dorong kuat oleh ibunya, dan ia melihat ayahnya yang menggendong chenle ke arah sofa.

my angel [JiChen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang