4

64 7 0
                                    

keduanya segera berlari kencang, entah kemana arah yang mereka tuju. Pikiran mereka hanya berfikir untuk pergi mencari tempat untuk bersembunyi.

'Huaaaa!!! Mamaaaaaaa tolong haechan!?' Haechan melihat sebuah goa kecil, dengan segera haechan menarik jaemin yang ada di sebelahnya untuk masuk ke dalam goa kecil tersebut.

"Ayo masuk!" Ucap haechan dengan suara kecil.

Keduanya segera masuk, nafas yang memburu segera keduanya atur. Jaemin secara tiba-tiba memeluk haechan dengan erat, matanya ia pejamkan, mulutnya tidak berhenti memanggil nama haechan dengan suara kecil.

"Chann... haechan.."

"Apa? Kenapa jaem?"

"Ituuu... ituu chann!!!" Pekik jaemin dengan suara kecil.

"Apa? Ada apaa??"

"Ulat... ada ulat chan!!!" Jaemin langsung loncat ke dalam pelukan haechan. "Ihhh!! Chan buang chan!"

"Aduhh jaemm! Jangan banyak gerak, sesak tau!"

"Hai manis" entah bagaimana jeno dan mark dapat menemukan keduanya.

"HUAA!! MAMA JAEM GELII!!" Jaemin segera keluar dari tempat persembunyiannya dan haechan. Ia segera melompat memeluk jeno dengan erat. "Buang! Buang itu ulatnya haechannn!!"

"Apasi jaem! Mana ada ulat!"

"Ihh! Echan liat sendiri di situ ada ulat!"

Haechan yang bingung segera melihat ke sekeliling dirinya. Melihat ada benda kecil yang berjalan, haechan membulatkan kedua matanya.

"AAAAAAAA!!!!" Haechan segera keluar dan loncat ke arah mark.

Dengan sigap mark menahan tubuhnya agar tidak jatuh karena di terjang oleh haechan. Kedua kaka adik tersebut saling bertukar tatapan, lalu tersenyum.

"Takut?"

"Ga! Ga takut... tapi geliii!!!" Jawab jaemin sembari mengeratkan pelukan nya pada jeno.

"Hei"

"Diam! Bawa aku keluar dari tempat menjijikan ini!!" Teriak haechan dengan sangat keras.

Mark segera agak menjauhkan kepalanya, kupingnya sakit mendengar teriakan haechan yang sangat kencang. Sedangkan jeno hanya diam, tangannya bergerak untuk menyentuh leher belakang jaemin.

Jaemin yang sadar, segera menjauh dari jeno. Ia menatap haechan yang masih berada di gendongan mark. Tangannya ia ulurkan untuk menarik baju haechan, walau jaemin tau tangannya sedang bergetar hebat.

"Chan... turun.." tatapan tajam mark membuat jaemin membeku, tangannya ia tarik kembali.

Haechan membuka kedua matanya secara perlahan, ia sedikit mengundurkan kepalanya untuk melihat wajah mark. Dengan segera haechan turun dan memeluk jaemin setelah melihat wajah mark.

"Jaem.."

"Aku tau.. aku tau"

"Tenanglah, kita tidak akan menyakiti kalian. Ayo, keluar dari tempat ini" ajak jeno.

"A-apa kalian bisa di percaya?" Tanya haechan sembari menarik jaemin untuk berlindung di belakang tubuhnya.

"Bisa" mark menarik tangan haechan. Hingga tubuh haechan menubruk tubuhnya. "Aku tau kalian memiliki banyak pertanyaan, namun simpan pertanyaan tersebut terlebih dahulu. Nanti akan kami beri jawabannya, sekarang yang harus kalian lakukan sekarang adalah keluar dari tempat berbahaya ini"

"Apa kalian diberikan misi?"

"T-tidak"

"Hahh... wanita tua itu, sepertinya dia lupa memberi tahu bahwa kedua orang ini harus mencari sebuah kalung"

THE MORRIGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang