6

77 7 1
                                    

Jaemin masuk ke sebuah lemari, tubuhnya terus bergetar ketakutan. Matanya sudah basah dengan air mata, mulutnya ia bekap dengan tangannya sendiri.

"Hiks.. mmm"

"Manis, dimana kamu?" Suara tersebut semakin membuat jaemin membekap kedua mulutnya.

Suara yang terus memanggil dirinya, seketika berhenti. Suasana menjadi hening dan tenang. Merasa sudah sedikit aman, jaemin menjauhkan tangannya dari wajahnya.

BRAK!

jaemin segera menutup kedua telinganya, matanya ia pejam dengan erat. Ini belum aman, orang itu masih ada di sekitar tempat dirinya bersembunyi.

♠︎♠︎♠︎

Haechan menatap mark dengan takut, matanya terus mengeluarkan air mata. Mulutnya terus bergerak, memohon agar mark tidak melakukan hal yang buruk kepadanya.

"T-tolong lepaskan aku hiks.. ku mohon"

"Hei.. tenang lah, aku tidak akan menyakiti mu. Hanya saja, aku ingin meminta imbalan kepada mu" ucap mark diakhiri oleh senyuman yang sedikit menakutkan.

Mark menarik tangan haechan, hingga membuat tubuh haechan berdiri. Matanya menatap lekat wajah haechan.

"Kau akan ku jadikan pajangan" tangan mark terulur untuk mengelus pipi haechan dengan lembut.

Haechan mendorong mark untuk menjauh, ia menatap mata mark yang berubah warna. Haechan berjalan mundur secara perlahan, setelah melihat mark yang mulai berjalan mendekatinya.

"Apa kau takut?"

Haechan menganggukkan kepalanya pelan, ia benar-benar takut. Apalagi haechan tidak tau apa yang di mau oleh mark. Karena tadi ia di tarik oleh mark secara paksa saat bersembunyi, ia juga tidak tau kenapa mark dan jeno terlihat sangat menakutkan, wajah mark dan jeno juga penuh dengan luka.

"Haechan Braheri" mark semakin berjalan dekat ke haechan, tangannya terulur untuk menarik tangan haechan.

"P-pergi! Hiks.. Diam di sana dan jangan menyentuhku!" Mark hanya tersenyum saat haechan mengusirnya.

"Apa yang kau takutkan, haechan? Aku tidak akan melukaimu"

"B-bohong"

"Aku tidak berbohong. Kemarilah sebelum kau menabrak tembok yang ada di belakang mu"

Haechan melihat ke arah belakangnya untuk memastikan ucapan mark. Melihat peluang, mark segera mengangkat tubuh haechan.

"AAAAAA LEPAS! TURUNKAN AKU!"

"tidur" seperti di hipnotis. Haechan mulai merasakan kantuk dan dalam beberapa detik haechan mulai tertidur.

Mark berjalan menuju ruangannya, sembari membawa haechan dalam gendongannya. Saat melewati taeyong, matanya menatap tajam dengan wajah datar.

"Mark"

"Kau urus istrimu itu, jangan berani menghalangi kerja sama yang sudah di buat" ucap mark dengan kasar, setelah itu mark kembali berjalan menuju ruangannya.

"Taeyong"

"M-maaf.."

"Ke ruangan ku" jaehyun berjalan meninggalkan taeyong yang hanya diam dengan ketakutan.

THE MORRIGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang