3 hari telah berlalu. Haechan dan Jaemin semakin dekat layaknya anak kembar yang tidak bisa di pisahkan. Keduanya selalu membantu Taeyong untuk mengerjakan beberapa pekerjaan rumah.
"Ka, boleh kami bertanya?"
"Tentu, tanyakan apa yang ingin kalian tanya" jawab Taeyong dengan lembut.
"Kalung yang kaka gunakan, itu kalung apa?" Taeyong menarik kalung yang ia gunakan, ia menatap kalung tersebut dengan sendu.
"Kalung ini adalah sebuah alat untuk melakukan perjanjian dengan makhluk abadi. Kalung yang kalian ambil dalam goa, itu akan menjadi alat perjanjian. Sama seperti kalung yang aku pakai" ucap Taeyong sembari memasukan kalung tersebut ke dalam bajunya.
"Kalau kalung itu di lepas, apa perjanjiannya berakhir?" Tanya jaemin sembari menata kain-kain putih yang sudah di lipat ke dalam keranjang.
"Tentu tidak, kalung ini hanya formalitas saja. Jika kalung ini hilang atau tidak kalian gunakan, tidak akan membuat perjanjian kerjasama yang sudah kalian lakukan berakhir. Untuk mengakhiri perjanjian kerjasama, sangat sulit. Jadi sebisa mungkin hindari perjanjian-perjanjian yang membuat kalian sengsara"
"Emm... kalau kalungnya hanya sebagai formalitas. Lalu perjanjian kerjasamanya menggunakan apa? Apa secara tertulis?" Taeyong hanya tersenyum sembari menatap haechan dan jaemin.
"Nanti kalian akan tau.."
"Taeyong Geraski" suara berat Jaehyun membuat ketiganya menoleh menatap Jaehyun.
Taeyong berdiri, ia berjalan mendekat ke arah Jaehyuh. Matanya menatap tajam. Yang di tatap hanya diam, tangannya di ulurkan untuk menarik Taeyong.
"Kalian, masuk ke dalam ruang aula. Sudah waktunya untuk melakukan perjanjian" ucap Jaehyun dengan nada sedikit lembut.
"Jangan lakukan hal gila, seperti yang kau lakukan pada ku Jaehyun" ucap Taeyong dengan mata yang terus menatap Jaehyun dengan tajam.
"Tenang lah, kedua adik ku sangat baik. Mereka akan melakukan sesuai dengan insting mereka" ucap Jaehyun di akhiri dengan senyuman.
"Makhluk sialan!" Taeyong pergi meninggalkan Jaehyun.
Jaemin dan Haechan hanya bisa diam dan mulai mengikuti Jaehyun dari belakang. Ketiganya berjalan menuju ruangan yang di sebut aula.
♤♤♤
Jaemin dan Haechan menatap ke arah Mark dan Jeno yang ada di depan keduanya. Tangan Jeno terulur untuk mengambil tangan Jaemin, ia mengelus tangan jaemin dengan lembut.
"Kau akan menjadi milik ku, dari sekarang hingga selamanya" ucap jeno dengan mata yang mulai berubah warna.
Mark menarik tangan Haechan dan mulai melakukan hal yang sama, seperti yang Jeno lakukan ke Jaemin. Haechan menarik kembali tangan yang di genggam oleh Mark, ada rasa takut saat melihat mata Mark berubah warna.
"Kemarikan tangan mu, Haechan" layaknya perintah yang mutlak. Haechan memberikan tangannya untuk kembali di genggam oleh Mark.
"Kau tidak akan menyakiti ku, jika kau menyakiti ku. Akan ku balas 2 kali lipat. Apakah kau terima? Jangan hanya membuat perjanjian kerjasama yang menguntungkan mu, tapi kau juga harus membuat yang menguntungkan ku" ucap Haechan dengan tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MORRIGAN
Fanfictionsebuah takdir yang membawa dua pemuda dari kalangan bangsawan rendahan, menghadapi sesuatu yang tidak pernah keduanya lihat dan hadapi. keduanya bertemu di kegelapan yang sangat gelap dan di sana lah mereka saling membantu untuk keluar dari kedalama...