Kerajaan yang indah menjadi sebuah objek utama yang di lihat oleh haechan. Kedua matanya menatap bangunan tinggi yang ada di depannya dengan mata kagum, mulutnya terbuka sedikit. Hal tersebut menjadi tontonan pelayan kerajaan, tentunya karena gemas dengan wajah imutnya haechan.
"Wahh..." gumam haechan tak henti-henti sembari berjalan masuk ke dalam kerajaan Lorath.
"Kau menyukainya?" Sebuah wanita paruh baya mendekatinya dengan senyuman manis.
"U-uhh... ya, aku menyukainya" jawab haechan sembari memberi salam kepada wanita tersebut.
"Bagus lah. Manis sekali diri mu, nak. Siapa nama mu?"
"Haechan Braheri, yang mulia"
"Nama yang cantik" mendengar pujian dari sang ratu dari kerajaan lorath. Haechan menundukan kepalanya karena tersipu malu.
"Mari, ikuti aku" haechan segera mengangkat kepala dan mulai berjalan di belakang mengikuti ratu Lorath.
♠︎♠︎♠︎
Jaemin menatap ke arah gerbang tinggi berwarna emas yang ada di depannya. Matanya terus melihat ke segala arah untuk melihat betapa indahnya kerajaan Lorath.
"Indahnya.." ucap jaemin dengan nada yang sangat kecil.
"Jaemin Glavien" jaemin menatap pria di depannya, matanya membulat sempurna karena terkejut.
Seorang pria tampan dengan senyuman yang sangat indah, berada di hadapannya sekarang. Jaemin hanya bisa terdiam sembari memuja pria di hadapannya dalam hati.
"Jaemin?"
"O-oh.. maafkan saya, yang mulia" ucap jaemin sembari memberi salam.
"Jaehyun.." sebuah suara lembut membuat atensi jaemin menoleh ke sebelah kiri jaehyun.
Jaehyun Geraski, putra pertama serta putra mahkota Geraski. Umurnya 27 tahun.
"Kemarilah pasanganku" jaehyun segera merangkul pinggang pasangannya, Matanya menatap dengan lembut.
"Aku, Taeyong" sapanya dengan senyuman manis.
Taeyong Caelestis, putra kedua dari Caelestis. Umurnya 26 tahun. Memiliki kepintaran dan wawasan yang luas. Sudah terikat dengan jaehyun selama 2 tahun.
"Mari masuk, yang mulia sudah menunggu mu di dalam" ucap taeyong sembari menarik tangan jaemin dengan lembut.
♠︎♠︎♠︎
Ruangan yang penuh kemewahan menjadi objek utama yang di lihat oleh jaemin dan haechan. Keduanya sama-sama memperhatikan ruangan tidur mereka dengan pandangan kagum.
"Ternyata tidak buruk" ucap haechan sembari menyentuh sebuah vas.
Sedangkan di ruangan sebelah. Jaemin sedang menatap dirinya di cermin yang ada di dalam ruangan miliknya. Matanya menatap ke arah pantulan dirinya sendiri.
"Semoga pilihanku tidak salah.."
Malam telah tiba, jaemin baru saja kembali setelah makan malam. Ia berjalan menuju balkon yang ada di kamarnya. Matanya menatap ke arah pemandangan yang ada di depannya dengan kagum.
BRUK!
Mendengar sebuah benda jatuh. Jaemin segera melihat ke sebelah kirinya, ia menatap seorang pemuda manis sedang mengambil buku yang terjatuh.
Merasa ada yang memperhatikan, haechan menangkat kepalanya. Matanya saling bertemu dengan manik indah milik jaemin. Keduanya saling menatap satu sama lain, hingga sebuah suara membuat keduanya menoleh.
"Jaemin"
"Ka taeyong, ada apa?"
Taeyong menatap ke arah haechan yang sedari tadi masih ada di sana. Dengan segera taeyong menarik tangan jaemin dan membawa jaemin ke kamar haechan.
"Uh... hai" sapa haechan dengan canggung.
"Kalian berdua dengarlah ucapanku. Tolong pikirkan kembali soal perjodohan ini, aku tau kalian bingung dengan maksudku. Tapi aku harap kalian mau mendengar ucapanku, tolong pikirkan kembali sebelum terlambat"
"Maaf.. tapi aku tidak mengerti maksudmu, kenapa kita harus memikirkan kembali?" Tanya jaemin sembari menatap taeyong dan haechan secara bergantian.
"Kalia-" belum selesai berbicara, suara jaehyun membuat ketiga orang yang ada disana terdiam dengan tubuh yang mulai bergetar.
"Taeyong" jaehyun masuk ke dalam ruangan milik haechan, ia menatap 3 orang yang diam berdiri dengan tatapan tajam.
"Istirahatlah, besok sudah mulai upacara. Ku doakan yang terbaik untuk kalian berdua" ucap taeyong dengan lembut dan di akhiri dengan senyuman manis.
Taeyong berjalan mendekati jaehyun, ia menatap jaehyun dengan takut. Setelah itu dengan segera taeyong keluar dari sana meninggalkan ketiganya.
"Aku permisi" jaehyun segera keluar dan mengejar kepergian taeyong.
Jaemin dan haechan saling bertatapan. Keduanya terdiam, tidak ada yang membuka pembicaraan. Setelah lama berdiam, haechan segera membuka pembicaraan untuk meruntuhkan suasan canggung di antara dirinya dan jaemin.
"U-uh.. sudah malam, sudah waktunya kita beristirahat"
"Ah.. iya maafkan aku, kalau begitu aku permisi" jaemin segera pergi kembali ke kamarnya.
♠︎♠︎♠︎
TBC
hewoo balik lagiii!!! Semoga kalian suka sama cerita baru ini yaa..
Hehehe... jangan lupa vote dan tinggalkan jejak ya all!!
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MORRIGAN
Fanfictionsebuah takdir yang membawa dua pemuda dari kalangan bangsawan rendahan, menghadapi sesuatu yang tidak pernah keduanya lihat dan hadapi. keduanya bertemu di kegelapan yang sangat gelap dan di sana lah mereka saling membantu untuk keluar dari kedalama...