1

360 17 1
                                    

Di rumah yg cukup mewah dari rumah yg lainnya, sedang terdengar suara kegaduhan dari dalamnya. Yaa itu adalah Chan yg sedang di marahi oleh ayahnya Seungcheol, kali ini hanya karna masalah temannya yg membelanya di sekolah karna dia di tuduh mencuri dompet saudaranya.

"Kau ini benar-benar!! Aku sudah bilang beberapa kali, jangan buat keributan di sekolah masih saja kau lakukan itu!! Dan lagi, kenapa kau mencuri dompet serim, apa tak cukup uang yg aku berikan tiap Minggu nya padamu?!!" Kata ayahnya sambil memukuli nya dengan rotan.

"Ta-tapi ayah, aku benar-benar tak melakukan itu.. saat kejadian aku juga sedang di luar bersama Allen.." jawab nya.

"Mana ada maling mengaku, sudah lah ayah sudah mengetahui nya lebih baik kau mengaku saja daripada ayah memberikan hukuman lebih padamu.." kata saudaranya, serim.

"Kenapa kau lakukan ini serim, aku benar-benar tak mengambil dompet mu.. oh atau kau sengaja menaruhnya di dalam tas ku supaya mereka memercayai mu?!"

Plakk...

Ayah nya menamparnya.
"Berani kau membentaknya?!"

Chan terdiam.

"Kau tak berhak membentaknya, kau sial amat amat sial!!"

Chan kembali mengeluarkan airmata nya, dia tak masih tak percaya bahwa ayahnya akan berlaku demikian.

"Sebenarnya anak ayah siapa? Aku atau dia!! Aku selalu saja mengalah dengan nya, aku selalu di anak tiri kan oleh ayah, kenapa ayah, kenapa!!" Katanya sambil menangis.

"Karna kau, wanita yg paling aku sayang meninggalkan ku, karna kau ibu mu pergi meninggalkan aku, semuanya karna kau bahkan tanggal itu adalah tanggal ulang tahun mu, kau benar benar anak sial!!!"

Kata Seungcheol dengan penuh amarah, dia kembali mengingat kejadian 8 tahun lalu waktu istri nya meninggal.

"Jika aku di anggap anak sial kenapa ayah tak membunuhku saja, kenapa ayah tak membiarkan ku mati saja, kenapa!!"

"Karna ibumu, ibumu yg minta ayah menjaga mu dan merawat mu!!"

Pertengkaran itu semakin hebat karna mereka berdua saling berteriak.

"Ini bukan menjagaku, melainkan menyiksa ku!! Ayah selalu mendahulukan nya dari pada aku, aku tak selalu mendapatkan dukungan darimu!! Bahkan untuk acara kelulusan dan yg lainnya ayah menyuruh bibi dan paman supir yg mewakili ku.." Chan meneteskan airmata.

"Apa aku memang tak pantas menjadi anak mu!! Aku sesial itu sampai kau tak mau mengakui ku sebagai anak mu, jika begitu katakan lagi pada ibu bahwa kau tak menginginkan aku hidup! Aku akan pergi bersama ibu!!" Setelah itu Chan pergi ke kamarnya dan menguncinya dari dalam.

Dia kembali menangis di dalam kamarnya, dia sudah berkali-kali di siksa seperti ini oleh ayahnya hanya karna omongan sepihak dari saudaranya saja. Ayahnya tak selalu mendengarkan penjelasan, dia selalu langsung menghakimi nya dan menyiksanya.

"... Ibu.. Chan ikut ibu saja yah, Chan ga mau sama ayah.. hari ini dia memukuli ku lagi, ibu tau aku tak akan melakukan hal serendah itu dengan mengambil dompet serim kan? Aku tak melakukan itu buu.."

Dia menangis di balik pintu kamarnya sambil terduduk, tiba-tiba pintu kamarnya di ketuk dari luar.

"Chan.. ini ibu Mina, ayo buka pintu nya biar ibu obati luka mu.."

Dia tau ibu sambungnya akan langsung datang padanya jika setelah kejadian seperti ini, tapi kali ini dia benar-benar tak ingin melibatkan ibu sambungnya lagi. Dia takut ibu sambungnya juga mendapat masalah karna dia dekat dengannya, dia masih menangis dan menjawab nya.

Menunggu - Chan [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang