...o0o...
Beberapa orang dengan jaket MULTIFITER masuk ke dalam Cafe dan satu-persatu dari mereka mulai menelusuri sekitaran Cafe untuk mencari tempat duduk, mengabaikan semua tatapan yang di beri pelanggan yang sudah ada lebih dulu di sana.
Novia di lain sisi kembali mengambil masker yang sudah dia sediakan di dalam saku apron miliknya, begitu matanya melihat seorang lelaki baru saja masuk ke Cafe. Hanya akan ada satu orang saja yang membuat Novia bereaksi begini yaitu, Zarfan.
Pandangannya menyerngit melihat Zarfan datang dengan seorang gadis yang melingkar bak monyet hutan di lengan pria itu.
"Siapa itu?" Tanya Novia heran.
Tak ada rasa cemburu atau marah, yang ada Novia malah memikirkan mengapa gadis itu memakai rok yangs angkat pendek? Apa tak takut jika rok ketat itu robek saat dia berlari? Apalagi dengan jaket yang menutupi crop top pendek seperut itu?
"Tanisa, bisa tuh kamu jadiin referensi outfit pas kuliah nanti." Novia berbicara sambil menyenggol bahu Tanisa pelan.
Gadis yang di ajak bercanda langsung menendang pelan betis Novia di bawah meja kasir. "Jangan bikin aku di coret dari KK deh kak."
Novia terkekeh. "Gak ada salahnya tau."
"Duh kak, jangan bikin aku pusing deh. Sakitku bisa tambah parah nih kalau kakak ngejek aku lagi." Peningnya. Tanisa memang sedang tak enak badan sekarang, karena itulah dia ikut memakai masker dari tadi.
Novia mengangguk mengiyakan. Tak lama setelahnya seorang dari komplotan Zarfan datang ke meja kasir sebelum Novia hendak menuliskan pesanan mereka. "Kak, tolong ice amerikano nya ya tujuh dan mokacinonya satu. Wafel dan spagetinya juga satu porsi. Nanti minuman kita ambil sendiri lima botol."
"Baik kak, tunggu sebentar ya pesannya akan segera di antar." Ucap Novia sebelum lelaki yang seingatnya bernama Neo itu mengangguk paham, lalu kembali bergabung dengan yang lain.
Novia memberitahukan pada Danu di dalam pesanan makanan yang mereka pesan dan langsung membantu Tanisa untuk menyiapkan kopi sampai tujuh cup ice amerikano dan satu cappucino panas siap di antar. Tanisa langsung sigap mengantar semuanya beberapa menit setelahnya, Novia juga keluar dari dapur dengan spaghetti dan wafel original yang langsung dia antar.
Sekarang Novia hanya perlu fokus mencuci piring dan peralatan makan di dapur. Lantaran Sinta dan Danu yang sedang pergi ke dokter kandungan untuk cek up, kini di dalam cafe hanya ada Novia dan Tanisa saja. Sedikit gugup memang, apalagi ini adalah kali pertamanya mereka di biarkan sendiri setelah terjalinnya kerja sama Danu dengan anggota Multifiter.
"Kak Novia, pengantaran minumannya datang bentar lagi." Ingat Tanisa yang berbicara dengan hanya mengintip dari luar dapur.
Novia berpikir sejenak. "Oh iya! Oke oke!"
Setelah itu mereka lanjut bekerja dengan urusannya masing-masing. Karena Tanisa paling tak suka mencuci piring, akhirnya Novia mendapat kesempatan untuk bersembunyi di dapur. Itu baik untuk dirinya uang memang tak ingin melihat Zarfan. Dan untuk Zarfan? Ah, sudahlah. Novia tak ingin membahas lelaki berandalan itu dulu, lagi pun sekarang dia masih merasa malu setelah kejadian malam itu. "Fokus Novia! Fokus!"
Setelah selesai dengan cucian piringnya, Novia beranjak keluar dari dalam dapur . Saat melewati meja kasir menuju pintu keluar, gadis itu sedikit mengangkat maskernya yang takut-takut terbuka sedikit.
Sesampainya di depan pintu, baru saja matanya mencari truk pengantar bir yang biasanya datang. Novia malah melihat salah seorang pelanggan yang tak sengaja menabrak pria lain yang sedang duduk di atas salah satu motor besarnya saat berjalan. Dari jaket yang dia pakai, Novia sudah tau yang tak sengaja di tabrak itu adalah anggota geng motor lain, SIRON.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sen Benimsin
Teen FictionCeritanya masih on going ya.. [Rabu, 13, Maret, 2024] ...o0o... "Sen Benimsin." "Itu bahasa apa lagi, Zar? aku gak ngerti." "Turki." "Artinya?" "Kamu milikku." ...🖤... "Sekeras apapun lo coba kabur, gue bakal tetap bisa nemuin lo dimanapun itu. Me...