#14. Sen Benimsin : Ulang Tahun

804 30 0
                                    


...o0o...

Jalanan kota yang sibuk, dihiasi kendaraan yang lalu lalang tanpa henti di tengah sing hari tepat pukul dua belas. Novia baru selesai dengan kegiatan kampus dan akan melanjutkan kelas berikutnya pada jam satu nanti. Ia berjalan melewati zebra cros untuk sampai pada konter hp yang berada tak jauh dari kawasan kampus.

Hari ini seharusnya handphonenya yang rusak sudah di perbaiki. "Permisi koh, hp saya udah jadi? Atas nama Novia. Ini struk pengambilannya."

Pria tua itu melihat gadis di depannya sejenak. "Ohh.. iya dek. Ini dia hpnya," kata pria itu setelah membaca kertas struk yang Novia berikan padanya. "Jadi mau sekalian pakai anti goresnya dek?"

Novia menggeleng setelah berhasil mendapat handphonenya yang terbalut plastik. "Ndak usah koh. Saya permisi dulu ya. Terimakasih," Katanya sebelum pamit pergi.

Pembayaran yang sudah di lakukan di muka dua Minggu lalu sempat menguras dompet Novia. Mengharuskannya lebih berhemat demi memperbaiki handphone yang akhirnya ada di tangannya saat ini. "Berarti udah bisa di nyalain kan ya?"

Begitu benda pipih itu berhasil kembali di nyalakan, rasanya dia bahagia bukan main. Akhirnya, sekarang tak perlu meminjam handphone Sinta atau Tanisa lagi jika ingin mengerjakan tugas atau menghadiri meed atau kelas online. Akhirnya sekarang dia bisa tenggelam di lautan media sosial saat gabut melanda. "Akhirnya, bisa main hp juga!"

Begitu layar handphonenya berhasil di nyalakan dengan sempurna, mata Tanisa langsung tertuju pada semua pesan yang masuk ke media sosialnya. Mungkin itu pesan dari grup kerja atau grup kelasnya jadi tak perlu terlalu dia pikirkan. Setelah berdiri mematung di pinggiran jalan untuk mengecek handphonenya beberapa saat, mata Novia tertuju pada tanggal yang tertera di layar. Dengan semangat, dia menutup mulutnya tak percaya. "Hari ini.. hari ini ulang tahunku!!"

...o0o...

Disinilah Novia, merayakan hari ulang tahunnya dengan semua teman kerjanya di cafe summer. Ulangtahun kesembilan belasnya kini di rayakan dengan kue sederhana setelah pulang kerja. Senang sekali rasanya saat mengetahui pertambahan umur ini.

Walau dia juga sedikit khawatir akan masa depan yang tak menentu nantinya, namun dengan senyuman dan mencurahkan semua harapannya yang tulus, gadis itu meniup lilin yang ada di kue ulangtahunnya hari ini. Tak lain hanya untuk mengharapkan banyak kejadian baik yang akan hadir di hidupnya dan kepanjangan umur dia dan keluarga.

Kue yang sudah Sinta siapkan dengan kasih sayang. Dan di hias oleh Tanisa dengan cemerlang bubuk meses yang sangat banyak. Tak terbayang betapa manisnya kue yang dia kunyah saat ini saat kue itu ia masukan ke dalam mulut. "Enak sekali kak!"

Sinta tersenyum bangga. "Iya dong, siapa juga yang bikin. Aku!"

"Iya deh kak, kakak yang emang serba bisa. Tapi kak Novia tau gak kalau ini kuenya pakai bahan sisa cave biar hemat?" Tanisa yang sendari memakan potongan kuenya berucap dan langsung menerima lemparan kain apron yang tadinya Sinta pakai. "Ya tetap aja kan itu jadinya kue!"

Semuanya kembali tertawa, Danu sampai mengherankan mood istrinya yang pelit ini. Mungkin karena hormon ibu hamil yang terus berganti-ganti jadi membuat istrinya sedikit emosian, hanya sedikit. "Minta perhatiannya. Mulai besok, akan ada member baru yang kerja di sini,"

Semua yang sedang duduk di meja langsung mengalihkan pandangannya pada Danu. "Aku harus membawa Sinta ke dokter untuk cek up setiap bulannya, tapi gak mungkin kita mau nutup cafe setiap aku gak ada. Jadi aku memutuskan buat terima satu karyawan lagi."

Novia langsung meletakan sendok yang sendari tadi bertengger di mulutnya. "Wah! Cewek apa cowok kak?"

"Cowok, dia salah satu anak Multifiter yang sekarang emang perlu kerja tambahan. Jadi aku putusin buat rekrut dia." Danu.

Sen Benimsin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang