S1 || Step by step

1.7K 111 0
                                    

***

Suasana kantin yang semula panas karena cuaca yang semakin terik, jadi semakin panas karena keberadaan Aireenycha Lavierra—yang entah karena apa dan bagaimana, gadis cantik nan populer itu tiba-tiba sudah berada di hadapan salah satu murid cupu yang menjadi sasaran empuk untuk di-bully tiap harinya.

"Perasaan gue jadi nggak enak, nih. Kayaknya si Aireen mau bully si cupu?"

"Yaudah, sih. Biarin aja, untung-untung kita dapet tontonan baru."

"Semoga guru nggak ada yang lewat. Gue mau nonton pertunjukan nya secara lengkap."

Dan masih banyak ocehan lainnya. Yang pastinya tak luput dari pendengaran Rendra Alshaka. Yang sedari awal, menunduk takut-takut. Pikirannya menerka-nerka, apakah sekarang dia akan di bully lagi?

BRAK!

Aireen menggebrak meja seraya mencondongkan tubuhnya hingga keduanya saling berhadapan sekarang.

Dan tentunya pergerakan cepat nan tak terhingga itu, nyaris membuat Shaka terjungkal kebelakang.

Maka yang dapat dilakukan oleh pemuda itu, ialah dengan memejamkan mata seraya menunduk takut. Jangan lupakan dengan kedua tubuhnya yang mulai bergetar. Batinnya merasa tak sanggup jika harus di bully lagi, sekarang.

Karena sejujurnya, Shaka lelah.

Dia hanya ingin hidup dengan tenang.

Shaka pikir, dengan bersikap tenang dan menjauh dari semua orang, menjauh dari hal-hal yang dapat merugikannya itu semudah membalikkan telapak tangan.

Tapi ternyata... Dia salah.

Ya, semakin salah dengan keberadaan gadis yang paling ditakutinya itu.

"Rajendra Alshaka...," panggil gadis itu. Sementara Shaka yang merasa namanya dipanggil, semakin tak berani mendongakkan kepalanya.

"Tatap gue."

DEG!

"Dalam hitungan kedua, kalau lo nggak menuruti perkataan gue, maka sesuatu akan terjadi."

Tolong, Shaka takut!

"Oke, kalau begitu. Waktu habis." lanjut gadis itu dan Shaka yang semula menunduk takut tadi tiba-tiba merasakan sesuatu mencengkram dagunya dengan cepat sehingga ia terpaksa mendongak dan belum sempat netranya memfokuskan pengelihatan, tiba-tiba sesuatu yang dingin dan lembut menyentuh permukaan bibirnya dengan kasar.

DEG!

Tak hanya Shaka yang shock! Tapi para penonton dan juga kedua sahabatnya yang menonton sedari awal, mereka berdua bahkan ternganga melihatnya.

"Step by step, you're mine, now!"

"OKE, CUT!" teriak sang sutradara yang menatap layar monitor dengan alat pengeras suara ditangannya. Dan setelahnya, aktivitas syuting pun selesai untuk hari ini.

***

"Hey, dimana Liesha?" tanya Marvin pada beberapa penata artistik yang lewat. Pasalnya, setelah pengambilan scene tadi, gadis itu menghilang entah kemana.

Tidak biasanya dia seperti ini.

Oh, atau...

"Kayaknya dia mulai menyadari beberapa hal. Bagus, deh." gumamnya seraya tersenyum miring.

Sementara di sisi lain, tepatnya di parkiran area syuting...

"Untuk seukuran newbie, akting lo boleh juga. Btw dari agensi mana?" tanya seseorang yang memerankan tokoh Ayana pada Liesha yang nampak hendak menyentuh gagang pintu mobil.

Seketika Liesha membalikkan tubuhnya.

"Thanks. Gue satu agensi sama Marvin."

"Wah, pantesan kalian akrab dan kompak, ya?" sementara Liesha yang mendengarnya pun seketika menghela napasnya. Bosan dengan acara basa basi dan basi ini.

"To the point, please."

"Oke, sorry kalau mengganggu. Gue cuma mau menyapa aja."

Liesha merotasi-kan bola matanya. Sudah cukup muak, rupanya.

"Btw, long time no see, Liesha." ucap seorang itu dengan senyum yang sama kala pertama kali Liesha melihatnya.

Senyum itu lagi.

Apa maksudnya?

"Kali ini, apa maksud lo? Long time no see? Memangnya lo siapa?" tuding Liesha. Sementara seseorang dihadapannya itu langsung merubah ekspresinya menjadi datar.

"Forget me, Liesha? Really?"

"Jangankan lupa. Gue aja nggak kenal sama lo selain lo yang jadi pemeran tokoh Ayana!" desis Liesha yang seketika membuat seseorang dihadapannya itu pun mengembangkan senyumannya.

"Lo seharusnya nggak lupa sama gue, Liesha. Seharusnya nggak boleh lupa!"

***

𝐄𝐫𝐢𝐜𝐤𝐚'𝐬 𝐒𝐞𝐜𝐨𝐧𝐝 𝐋𝐢𝐟𝐞: 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang