S1 || You should help me, Liesha

3.3K 200 0
                                    

***

TOK!

TOK!

TOK!

“Tuan muda, ini sudah tengah malam. Sebaiknya Anda keluar dan istirahat dengan nyaman pada kasur yang tersedia. Ayo, Tuan, jangan takut. Tidak ada Tuan Benzo, disini. Mulai sekarang, Anda aman dibawah lindungan saya,” kata Liesha yang berusaha membujuk sang Tuan muda agar segera keluar dari lemari besar didalamnya itu.

Pasalnya, sedari tadi, para Maid tidak ada yang berhasil membujuknya keluar.

Jika dipaksa keluar, maka Tuan mudanya akan murka. Ia sangat benci, urusannya diganggu gugat. Ia hanya ingin sendiri, tapi sendiri dengan keadaan seperti ini sangat berbahaya.

Bisa-bisa, tuan mudanya akan kehabisan napas didalam sana. Sungguh, Liesha tidak bisa membayangkan jika sang Tuan muda seringkali bersembunyi di lemari ini dan bagaimana kalau sampai ketiduran? Astaga! Kebiasaan seperti ini harus segera dihentikan!

“Tuan muda, saya mohon keluarlah dari sana. Belajarlah untuk mempercayai saya, saya berjanji akan melakukan apapun permintaan Anda, nanti. Jadi, ayo, keluar dari sana dan hentikan kebiasaan ini. Mulai sekarang, Anda dapat berlindung pada saya. Karena saya adalah bodyguard Anda. Sudah tugas saya, untuk melindungi Anda. Karena Anda sangat berharga melebihi nyawa saya.”

2 Detik

3 Detik

Masih hening dan Liesha menghela napas berat. Konflik pertama bahkan belum didapatkannya, akan tetapi hal seperti ini sudah cukup menguras energi serta kewarasannya.

Di kehidupan sebelumnya, tak pernah ada yang berhasil membuatnya tertunduk bahkan sampai seorang Ericka Aileen memohon seperti ini.

Tapi di kehidupan yang sekarang, sebagai Caty Aliesha, dirinya harus lebih pintar bermain peran. Meski dengan ketidakpastian tentang alur yang dihadapannya, jika ia lebih bersabar demi mengumpulkan clue-clue yang bertebaran, maka kelak Liesha pasti akan mendapatkan jawabannya, kan?

KRIETT!

Suara pintu lemari yang dibuka pun terdengar. Membuat Liesha segera bersikap siap sedia. Seperti biasa, perannya disini adalah seorang gadis muda independen yang penuh akan profesionalisme dalam mengemban pekerjaannya.

Ya, semoga ia bisa mempertahankan hal tersebut. Sekaligus mempertahankan...

Kewarasannya.

***

Mata yang memerah nan berair dengan wajah penuh kantuk itu menjadi hal pertama yang Liesha lihat kala pintu lemari terbuka.

Ternyata, sesuai dugaannya tadi. Sang Tuan muda sempat tertidur didalamnya.

“Ayo, biar saya bantu.” usulnya sembari menuntun sang Tuan muda agar segera berpindah pada kasur king size yang terletak tak jauh dihadapan keduanya.

Setelah dirasa sang Tuan muda sudah menempatkan dirinya pada posisi yang lebih nyaman, Liesha segera menyelimutinya dan hendak pamit undur diri yang setelahnya, mendadak pergerakannya ter-interupsi kala mendengar sebuah kalimat permintaan...

You should help me, Liesha. Dan kamu tidak boleh menarik ucapanmu tadi.”

DEG!

***

Liesha dibuat tidak bisa tidur semalaman. Apa maksud permintaan sang Tuan muda, coba? Entah darimana sikap sok misteriusnya bahkan nada dingin yang dilontarkannya semalam?

Maka dugaan Liesha benar, kan? Bahwa sang Tuan muda memang mengidap penyakit mental seperti alter ego? Maka siapa yang ditemuinya akhir-akhir ini, seperti kejadian di ruang pribadi sang Tuan muda kemarin?

Dan siapa yang bersikap dan berucap dingin padanya semalam?

Apakah itu salah satu dari alter ego sang Tuan muda?

***

Pagi harinya, Liesha dibuat terkejut dengan keberadaan sang Tuan muda yang nampak tertidur pada halaman depan mansion yang terbuat dari rumput sintetis.

Tidak mungkin cowok itu pindah dari kamarnya dan memilih tidur di halaman depan mansion nya sendiri, kan?

Dengan keadaan tanpa alas maupun bantal sama sekali?

Dan lagi, ini kenapa tidak ada seorangpun yang menegurnya?

“Bahkan sinar matahari di pagi hari ini nampak lebih terik dari biasanya. Dan bisa-bisanya, dia tertidur disini?” monolognya seraya melangkah mendekat hingga kini berada tepat disamping sang Tuan muda yang nampak memejamkan matanya dan aman dan damai.

Akan tetapi, keberadaannya dengan bayangannya yang menghalau sinar matahari langsung menerpa wajah tampan itu, menbuat cowok itu nampak sedikit terusik.

Setelahnya, ia pun membuka mata. Hingga netra keduanya pun bertemu.

Liesha dengan netra birunya yang penuh akan rasa cemas diatasnya itu, sementara Marvin, dengan netra abu-abu yang nampak kosong—membalas tatapan gadis yang lebih tua dua tahun darinya itu.

You should help me, Liesha.”

Lagi?

***

𝐄𝐫𝐢𝐜𝐤𝐚'𝐬 𝐒𝐞𝐜𝐨𝐧𝐝 𝐋𝐢𝐟𝐞: 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang