「Hal yang terlihat kecil, namun siapa sangka?」
Lelaki itu berdecih tidak suka. Ketika mengingat apa yang sudah di lakukan saudaranya hari ini. Ketika pertama kali mereka berada di taman juga ketika ia tiba di rumah. Haruto disuguhi Jeongwoo yang sedang duduk di kursi dengan terus mencoba menghilangkan keraguannya mengajak Jisoo mengobrol.
Apa yang sedang ia lakukan? Pikir Haruto muak dan berlenggang pergi.
Lelaki itu membanting pintu kamar dan langsung terduduk di lantai. Ekspresi tidak suka begitu ketara di wajahnya. Jeongwoo mulai berubah. Itulah yang ada di pikiran Haruto. Tangannya sontak mengepal menahan amarahnya sendiri.
Apa kembarannya itu sudah lupa dengan apa alasan yang membuat mereka harus hidup di kehidupan yang begitu memuakkan ini? Ya, bukankah wanita sialan itu penyebabnya? Datang tanpa undangan ke kehidupan mereka dan menoreh sebuah luka yang mungkin tidak akan pernah bisa terobati.
Haruto tersenyum miring. Ya, ini adalah salahnya! Salah dari wanita bernama 'Jisoo' itu. Dan Haruto berfikir, ia haruslah bertanggung jawab. Benar bukan? Sebuah hukuman kecil tidak akan berdampak besar, kan.
-----
Sepasang netra cantik itu menatap teduh kearah putranya yang tengah tertidur lelap di atas ranjang. Sedikit berdecak kecil ketika menyadari sebuah benda kecil masih tertempel di telinga lelaki itu. Memang inilah salah satu kebiasaan buruk yang dirasa perlu dihilangkan.
Jisoo melepasnya perlahan. Asahi sempat melenguh tidak nyaman dan sedikit mengigau. Jisoo tau, putranya itu sedang mencari musiknya. Tapi telinga Asahi perlu istirahat. Tangan Jisoo tergerak menepuk pelan kepalanya membuat pergerakan itu mereda dan kembali tenang. Membuat sebuah senyum halus terukir di bibirnya.
Sebenarnya Jisoo sempat menyesal karena telah memberi izin kepada Mashiho ikut pergi ke Gyeonggi bersama Hyunsuk tadi pagi. Karena Asahi teryata tengah membutuhkannya sekarang. Apalagi Jaehyuk juga belum mau pulang. Menjadikan Asahi sendirian di kamarnya dengan kondisi seperti ini.
Tapi ada satu hal yang membuat Jisoo lebih bisa tersenyum hari ini. Asahi, yang tidak menolak ketika ia terus berada di kamarnya. Dan Junkyu yang mau membantunya mengurus rumah dan malah menyuruh ia merawat Asahi.
Merapatkan kembali selimutnya yang sedikit tersibak sebelum Jisoo melangkah keluar. Rumah ini benar benar telah sepi mengingat jam sudah menginjak larut malam. Ia sudah tidak mendengar suara suara riuh kecil yang kadang masih terdengar seperti biasa.
Detik berikutnya ketika hendak memasuki kamarnya sendiri, sebuah suara yang sedikit mengusiknya mengundang langkah Jisoo untuk menghampiri. Di bawah sana, di kamar mandi yang terletak di sebuah ruangan yang berada di sudut rumah, suara gemercik air memenuhi ruangan.
Jisoo menengok ke dalam dan benar saja, air mengalir kemana mana. Tubuhnya reflek masuk kedalam dan berniat menutup keran air itu. Namun sebelum tangannya berhasil menggapai, Jisoo kehilangan keseimbangan karena merasa terdorong dan jatuh tepat di bawah keran air yang masih menyala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Treasure Mom || [Hiatus]
FanfictionJisoo hanya perlu menunggu waktu, Dimana kedua belas putranya mau menerima ia sebagai sosok ibu dalam hidup mereka. Dan disaat waktu itu tiba, bahkan dunia juga menjamin, bahwa dirinya akan menjadi seorang wanita yang paling berbahagia. [Kim jisoo...