Eighteen

929 116 11
                                    

「Sakit, kan?」

Haruto menggeliat, mengerjap beberapa kali menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haruto menggeliat, mengerjap beberapa kali menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam matanya. Sesaat setelahnya, ia sedikit tersentak. Disaat melihat Jisoo yang tidur dibawah dengan kepala yang ada di atas ranjang disampingnya.

Netra Haruto menatap wajah itu. Dengan tatapan yang sulit diartikan, bahkan rasa sesak itu kembali terasa di dadanya. Tangannya kemudian tergerak mendekati wajah Jisoo, namun sebelum itu terjadi Jisoo telah membuka matanya. Membuat Haruto seketika memalingkan wajah.

"Pergi." suruhnya.

"Kamu nggak papa kan? Butuh sesuatu?" tanyanya lagi.

"Gue butuh lo buat pergi." kini tatapan tajam lelaki itu serasa menggores hatinya.

Jisoo mengangguk pelan. "Iya. Mama pergi, nanti kalau kamu butuh sesuatu panggil mama ya?"

"Gue bilang gue cuma butuh lo pergi dari sini!! Denger nggak! Kurang jelas?" Jisoo tertegun, matanya menatap sayu putranya itu. Kapan kamu akhirnya mau mama temenin Haruto..

Mata Haruto tidak bisa lepas menatap manik mata mamanya. Pelan Jisoo rasakan sebuah tangan memegang lengannya, mangajaknya keluar kamar.

"Mama jangan sedih oke.. Biar Haruto jadi urusan aku." ucapnya dengan tatapan memohon, Jisoo hanya mengangguk lemah.

"Nanti kalau butuh apa apa panggil mama, ya?"

Jeongwoo ikut mengangguk. Jisoo mengusap punggung lebar Jeongwoo yang tiba tiba memeluknya. Memang setelah hari itu, Jeongwoo sering meminta ini padanya. Setelah itu Jisoo pergi, lelaki itu kembali masuk kedalam.

Suara Haruto menginterupsi ucapan Jengwoo. Kedua pasang mata itu saling pandang dengan tatapan sulit diartikan. Kilat tatapan kecewa begitu ketara di wajah Haruto begitu pula dengan Jeongwoo. Dan berakhir Haruto lah yang memutuskan kontak tersebut.

Tubuh lelaki itu kembali bersandar pada kepala ranjangnya. "Lebih baik lo nggak usah disini, gue mohon. Cukup udah lo urusin gue, fokus aja sama hidup lo yang sekarang." suara berat Haruto memenuhi ruangan itu, membuat Jeongwoo memejamkan matanya.

"Lo jangan kayak gini Haruto, gue mohon."

Haruto hanya diam. Tidak lagi ingin mengarahkan pandangan untuk saudaranya itu. "Setidaknya gue nggak bunuh diri itu udah cukup kan, woo?" Jeongwoo menggeleng.

"Lo bener! Gue emang bodoh sampai akal gila gue nyuruh gue hampir tenggelem disana. Gue emang se bodoh itu. Ini kan yang lo mau? Gue ngaku kalau gue emang bodoh. Sekarang akal bodoh gue juga lagi pengen lo buat pergi. Pergi gue bilang!"

Jeongwoo kian menunduk. Bukan ini yang ia inginkan. Bukan..

"Jeongwoo pergi!"

Haruto mengalihkan pandangannya, kearah Asahi yang berada di ambang pintu menatap mereka. Keterdiaman Jeongwoo membuatnya kian menggeram. "Jeongwoo pergi woo!!"

Dear Treasure Mom || [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang