「Moon」
Jangan pernah, jangan pernah menyebut Bundanya seperti itu. Jika saja Hyunsuk tidak berpesan untuk jangan menggunakan emosi, mungkin rahang Jihoon sudah bergeser saat itu juga.
Gejolak amarah Junkyu yang masih ada sejak tadi seketika padam ketika ia sampai di rumah. Mendengar suara Jisoo yang berasal dari dapur, juga tawa Junghwan dan Jeongwoo disana. Hatinya merasa kembali tenang ketika melihat senyum lembut mamanya itu, yang seolah dia adalah orang paling bahagia di dunia ini.
"Junkyu janji ma, Junkyu bakal bawa Jihoon balik." Batinnya berujar.
"Junkyu!"
Junkyu menoleh mendapati Hyunsuk dan Yedam yang ada di meja makan, ia pun segera mendekat dan mendudukkan dirinya di hadapan sang kakak.
Paham maksud Hyunsuk, Junkyu menggeleng. "Belum kak.. Gue sendiri belum bisa kontrol amarah gue."
"Nggak papa Jun, pelan pelan aja. Sampai sekarang pun Yoshi belum ngasih kabar apapun. Semoga aja ini tetep sesuai dengan apa yang gue rencanain."
"Gue takut kak.."
Hyunsuki menggeleng "Ini bukan waktunya buat takut Jun, gue janji ini bakal segera berakhir. Lo percaya kan?" Junkyu mengangguk membalas senyuman tipis kakaknya.
Matanya giliran melirik ke arah Jisoo. Sekarang ia tidak bisa berhenti untuk tidak kagum dengannya. Bagaimana bisa mamanya itu membuat topeng sebagus itu? Sebuah topeng untuk menutupi segala luka yang ada di sekujur tubuhnya. Tidak mungkin mamanya itu tidak berfikir tentang semua ini. Terutama mengkhawatirkan Jihoon, yang telah ada di jalan yang berbeda dengan mereka.
Benar apa yang dulu pernah ia dengar dari ayahnya bahwa Bunda itu layaknya sebuah bulan, yang akan selalu bersinar dan terlihat baik baik saja walaupun ia tinggal di kegelapan.
Junkyu kembali tersenyum mengingatnya.
"Jika seandainya kak.. Kalau mama Ji itu Bunda, apa alasan dari Ayah bilang kalau Bunda itu udah nggak ada? Dan juga.. Kalau itu juga bener kenapa Bunda balik kesini lagi dan balik nikah sama Ayah? Lalu.. Kenapa Bunda milih buat pergi tinggalin kita dulu? Dan kenapa mama Ji nggak langsung terus terang aja waktu dia pertama datang kesini?"
Tanya lelaki itu beruntun mengeluarkan segala pertanyaan yang bersarang di kepalanya.
"Juga kenapa.. Jihoon. Siapa pak Gamjae? Hubungan apa yang dia punya sama Bunda? Rekaman apa? Cerita apa? Kenapa Jihoon gitu? Kenapa dia seolah tau semuanya tanpa mau cerita sama kita? Kita kurang apa, kak? Kita berhak tau soal itu! Jihoon bener bener udah_"
"Junkyu!"
Junkyu seketika diam tanpa mengalihkan sedikitpun pandangannya dari Jisoo. Mendengar seruan Hyunsuk yang memang mengkode dirinya untuk berhenti.
Mulai merasakan sesuatu yang tidak enak, Yedam mencoba menengahi. "Terlalu banyak tanda tanya yang bisa kita ucapin kak.. Tapi gue yakin kalau semua pasti bakal kejawab. Kita cuma butuh nunggu waktu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Treasure Mom || [Hiatus]
FanficJisoo hanya perlu menunggu waktu, Dimana kedua belas putranya mau menerima ia sebagai sosok ibu dalam hidup mereka. Dan disaat waktu itu tiba, bahkan dunia juga menjamin, bahwa dirinya akan menjadi seorang wanita yang paling berbahagia. [Kim jisoo...