"Terimakasih untuk semua harapan yang tidak bisa di wujudkan."_Arumi
****
Terlihat Salsa bersama mamanya memasuki rumahnya, terlihat seorang gadis yang memakai seragam membelakangi mereka.
"Siapa kamu? kenapa ada di rumah saya? Kamu mungkin salah masuk" ucap mamanya Salsa.
"Tolong keluarlah kami sedang berduka." ucap mama Salsa lagi.
Arumi berbalik seketika sontak mereka kaget tapi tetap santai, terlihat mata gadis itu yang memerah dan juga sembab dia mengepalkan tangannya menahan emosi yang membara di tubuhnya.
"Anak sialan pergi kamu dari sini, saya sedang berduka, sudah saya bilang jangan pernah tunjukkan mukamu dihadapan saya." ucapnya kasar.
"Lalu bagaimana dengan saya yang berduka setiap harinya? Hah, memangnya apa yang anda tau tentang Duka? Yang anda tau tau cuman hanya memberi Duka jadi jangan sok menderita." balas Arumi keras.
"Berani Lo kurang ajar sama mama gue?" sentak Salsa ingin menampar Arumi namun kalah telak, karena Arumi menghempas tangannya dengan kasar.
"Jangan sentuh gue dengan tangan Lo yang dosa itu bitch, kata yang barusan Lo ucapkan itu lebih cocok buat Lo." tekan Arumi membuat mereka kesal.
"Anak sialan berani kamu ya?" balas mama Salsa geram.
"DI MANA PAPA SAYA?" teriak Arumi geram membuat mereka terkejut.
"Papa kamu udah meninggal, kalau kamu ingin cari papa kamu sana cari di kuburan." balas mama Salsa.
"Kenapa saya tidak tau kondisinya, dia itu papa saya." ucap Arumi tak terima.
"Nangis di sini gak ada gunanya, mending Lo pergi deh." ucap Salsa senang melihat gadis itu hancur.
"Udah tau kan? Skarang keluar, saya capek mau istirahat." ucap mamanya Salsa.
Arumi dia membeku masi tak terima jika papanya udah gak ada, dengan perlahan ia berjalan keluar dengan perasaan hancur. Dia tidak habis berpikir kenapa di dunia ada orang yang berhati setan.
Salsa membanting dirinya di sofa muak, sedangkan mamanya memejamkan matanya lelah.
"Bi, ambilkan saya air." teriak mama Salsa.
Dengan sigap pembantu di rumahnya membawakan segelas air. "Ini Bu."
Baru saja ia akan meminum air tersebut sudah ada yang mengganggunya.
"Di mana Arumi?" tanya Fania to the poin.
"Anak-anak kurang ajar, apa kalian tidak melihat didepan ada bendera putih hah, apa orang tua kalian tidak mengajarkan sopan santun?" geram mama Salsa.
Rafandra mengepalkan tangannya menahan kobaran emosi yang membara di tubuhnya, rasanya ia ingin mencabut nyawa wanita tua itu jika saja dia bukan seorang wanita.
"Di mana Arumi?" tanya Fania mengabaikannya.
"Kuburan." ucap Salsa tidak tahan dengan mereka.
Setelah mendengar itu Jupiter menarik Fania untuk pergi, namun ia melepas tangan cowok itu dan menatap wanita paruh baya dihadapannya.
"Oiya sopan santun kami gak pantas buat manusia berhati iblis kaya kalian." tekan Fania dan langsung pergi bersama teman-temannya.