00 || PROLOG

88 24 110
                                    

Halo, terima kasih sudah datang dan membaca prolog dari cerita Seven Eight Story

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo, terima kasih sudah datang dan membaca prolog dari cerita Seven Eight Story. Apakah kamu sudah siap?

Mohon maaf bila ada typo dalam paragraf, kalimat, dan dialog nya. Jangan lupa untuk tekan 🌟 dan berikan komentar di masing-masing paragraf, kalimat, dan dialog nya. Terima kasih atas dukungan dan semangatnya, all!

🎀Happy Reading🎀

Sore yang hangat menyapa dengan langit merah muda bercampur jingga yang indah nan mempesona. Bahkan , beberapa awan terlihat sangat memanjakan mata dengan bentuknya yang beragam. Bagi para pecinta astrophile, yaitu orang yang menyukai hal-hal tentang langit, dan para pecinta nephophile, yaitu orang yang menyukai awan, hal ini akan membuat mereka amat sangat bahagia. Mengabadikan momen melalui kamera di ponsel mereka masing-masing adalah hal dapat seorang astrophile dan nephophile lakukan.

Apakah kamu termasuk di antara mereka, yaitu astrophile, nephophile, atau yang lainnya?

Kota yang hidup tak akan pernah sepi maupun kekurangan aktivitas manusia, hewan, maupun dari tumbuhan. Dikarenakan, kebisingan dari kendaraan yang berlalu-lalang di jalan utama menuju pusat kota turut meramaikan. Selain itu, suara-suara dari sekawanan burung juga ikut saling berkicau meramaikan suasananya. Sesekali mereka akan melompat dan mengepakkan sayapnya, menuju dahan pohon lainnya. Tak sedikit dari mereka juga ada yang pergi terbang ke atas langit dan di susul sekawanan burung lainnya. Dedaunan yang rontok dari pohon yang berada di pinggiran jalan, tersapu oleh hembusan angin.

Angin bertiup menggoyangkan dedaunan disekelilingnya. Beberapa lampu dinyalakan satu persatu dan memberikan penerangan pada sebuah gedung sekolah yang terdiri dari dua lantai terlihat sedikit suram karena kurangnya aktivitas manusia di dalamnya. Gerbang utamanya terbuka setengah, sedangkan gerbang satunya yang berdekatan dengan halte terbuka dengan lebar.

Air conditioner menyala. Suara kipas angin yang bergerak berlawanan memecahkan keheningan yang terjadi di salah satu ruang kelas di lantai dua sebelah utara. Kebisingan semakin ramai dibuat oleh beberapa siswa-siswi yang masih berada di dalam kelas, seiring berjalannya waktu. Canda, tawa, dan bergosip bercampur menjadi satu, hingga akhirnya terjadi pergerakan dari bangku paling depan dekat pintu masuk kelas.

Seorang siswi yang asyik menelungkup kan sebagian wajahnya di lipatan lengannya di atas meja. Ibu jarinya sibuk men-scroll layar ponsel yang tengah menampilkan video-video random. Tiba-tiba, ponselnya bergetar menandakan ada notifikasi yang masuk. Ia mendongakkan kepalanya sambil membaca notifikasi yang baru masuk di ponselnya.

"Aku kira pesan dari ayah, ternyata pesan pemberitahuan paket data mau abis," gerutunya pelan disertai helaan napas panjang.

Bosen banget nungguin di kelas, mana pada ngobrol masing-masing. Mau ikut nimbrung tapi takut enggak di respon atau masuk ke topik pembahasan mereka batinnya sambil melirik sekitarnya.

[09] SEVEN EIGHT STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang