Halo, terima kasih sudah datang dan membaca bab pertama dari cerita Seven Eight Story. Apakah kamu sudah siap?
Mohon maaf bila ada typo dalam paragraf, kalimat, dan dialog nya. Jangan lupa untuk tekan 🌟 dan berikan komentar di masing-masing paragraf, kalimat, dan dialog nya. Terima kasih atas dukungan dan semangatnya, all!
🎀Happy Reading🎀
Langit sangat cerah, awannya begitu banyak, dan berkumpul dengan bentuknya yang beragam. Semilir angin berhembus, menggoyangkan dedaunan di pohon yang tertanam di sekitar kawasan sekolah, kemudian jatuh ke tanah dan tersapu oleh angin. Sekumpulan kupu-kupu pun, terlihat hinggap dan mengelilingi bunga yang sedang mekar di taman-taman kecil yang berada di depan ruang kelas masing-masing di lantai bawah. Sedangkan di lapangan utama, tempat untuk melakukan upacara terdapat sepuluh ekor burung merpati yang berpasangan satu sama lainnya. Sesekali mereka akan terbang dan hinggap di atas pohon maupun pergi kembali ke sarang mereka yang berada di pohon mangga depan ruang tata usaha.
Karena sudah memasuki waktu kegiatan belajar mengajar atau KBM. Lorong-lorong koridor begitu sunyi, menyisakan kekosongan dan keheningan. Namun, sesekali akan terdengar suara kendaraan yang berlalu-lalang. Suara alat pemotong rumput terdengar di kejauhan. Saat gorden di buka, cahaya langsung masuk menyinari seisi kelas tanpa menyisakan kegelapan.
Di salah satu ruang kelas, ada papan nama yang terlihat di atas pintu dan bertuliskan XII MIPA 2. Pintunya terbuka sebagian dan lampu di hidupkan sebagai penerangan di dalam kelas. Gorden nya sebagian di buka, begitupun dengan jendelanya guna memberikan fentilasi udara baru. Suara kipas angin yang bergerak serta menyebarkan aroma pewangi ruangan. Siswa-siswi di sana duduk di bangku mereka masing-masing dengan sedikit keributan.
Seorang guru perempuan berusia sekitar empat puluh tahunan, mengenakan pakaian batik berwarna biru dan bercorak, khas seragam pegawai negeri sipil atau PNS dengan dipadukan rok berwarna hitam, serta kerudung berwarna biru tua. Sebuah buku bersampul merah jambu beliau pegang, sesekali mendongakkan kepalanya, terlihat sedang mengabsen nama-nama anak didiknya satu persatu, untuk mengetahui siapa saja yang hadir dan tidak hadir.
"Raden Hardika Saputra?"
"Hadir bu!"
"Runa Kylieaan Minogyu?"
"Hadir bu!"
"Selanjutnya, Ryung Lembana?"
"Hadir bu!" Suara yang lumayan lantang terdengar di keheningan kelas. Seorang gadis mengangkat tangan kanannya, sebagai bukti kehadirannya.
Ryung Lembana, diambil dalam bahasa Korea, nama Ryung (류웅) memiliki arti kebenaran, keadilan, dan cemerlang. Sedangkan dalam bahasa Sansekerta, nama Lembana memiliki arti pujian dan sanjungan. Jika di satukan, artinya yaitu, pujian dan sanjungan akan datang jika kamu memiliki rasa kebenaran dan keadilan dalam diri. Atau bisa juga kebalikannya, perempuan yang memiliki rasa kebenaran dan keadilan dalam diri maka pujian dan sanjungan akan datang dengan sendirinya.
Nama ini adalah nama lengkap dari seorang gadis keturunan Jawa tersebut. Ia sering di panggil dengan sebutan, Ryu. Ryu adalah anak perempuan pertama dari dua bersaudara. Ia tinggal bersama kedua orang tuanya dan juga adik laki-lakinya. Keluarganya harmonis dan bahagia. Ryu berkulit kuning langsat. Alisnya tertata rapi dan lumayan tebal dengan sepasang mata yang jernih dan bermanik hitam legam, serta bulu matanya lentik. Hidungnya kecil mungil dan bibirnya ranum. Ia memiliki tinggi sekitar 163 cm dengan berat badan 45 kg. Selain itu, ia memiliki sifat baik hati, pendiam, pemalu, dan canggung. Namun, sifat itu berlaku bagi orang asing, tidak dengan orang yang sudah ia kenal. Sifatnya akan berbeda, dengan sifat lumayan kekanak-kanakan, lumayan dewasa, suka tersenyum dan tertawa tanpa rasa ke-jaiman.
KAMU SEDANG MEMBACA
[09] SEVEN EIGHT STORY
Fantasy📌 BACA BAB PROLOG DAN JIKA SUKA MAKA LANJUTKAN. [Fiksi Remaja] - [Fiksi Penggemar] - [Fantasi] - [Teenfiction] - [Family] Di tulis pada Sabtu, 2 Maret 2024. Di publikasikan pada Kamis, 11 April 2024. "Ketika angan-angan yang fana tiba-tiba hadir, m...